Kaskus

Food & Travel

smart70againAvatar border
TS
smart70again
Menuliskan Cerita Di Carita
Matahari masih tertidur bersama dengan deburan ombak yang menghempaskan pasir pantai di subuh hari itu, sesekali alunan ombak yang menerjang membawa serta ubur-ubur mungil yang terseret menuju pantai putih nan halus di kota Banten yang penuh dengan cerita. Beragam kenangan indah nan manis, dapat dimulai dari sini, namun akan susah untuk ku melukiskannya, mengingat terlalu banyak cerita yang terjalin di pantai Carita ini.

Menuliskan Cerita Di Carita

Yappp...

Kali ini saya berkunjung ke pantai carita, sebuah pantai yang terletak di provinsi Banten, merupakan salah satu objek kunjungan wisata yang menawarkan berbagai hiburan khususnya dalam hal bahari. Pantai ini memiliki pasir putih yang halus, keadaan laut yang masih asri, serta keramahan penduduk setempat yang senantiasa menyambut pengunjung dengan senyum yang khas.

Bila kita berada di kawasan Jakarta (Khusunya Jakarta Pusat), keindahan pantai ini dapat dinikmati dengan menempuh perjalanan 3 hingga 4 jam, dengan melewati tol serang barat yang akan mengarahkan kita menuju kota padeglang, nah dari sana anda akan disambut oleh beberapa pelang petunjuk jalan, ambil arah Anyer/Carita. Untuk biaya bagi mereka yang menggunakan Mobil pribadi, akan dikenakan biaya Rp 100.000, namun bila saudara datang di subuh atau malam hari, maka biaya dapat berubah menjadi Rp 80.000, nah lo? Kok bisa, ane juga tidak tau gan... xixixixi, nah bagi anda para backpacker biaya masuk perorang hanya dikenakan Rp 10.000 saja.

Menuliskan Cerita Di Carita

Dari sisi makanan, harga yang dipatok tidak lah semahal saudara besar nih pantai (Pantai Anyar), kopi dan minuman lainnya hanya berkisar 3 sampai 4 ribu rupiah saja, namun dengan persyaratan jangan lupa menanyakan harga terlebih dahulu ya pembaca yang budiman, dan jangan malu untuk berbasa basi dan menawar. Makanan lain seperti bakso, otak otak, air kelapa muda dan lain sebagainya bisa dinikmati dengan merogoh kocek dari 5 hingga 10 ribu rupiah saja, dan untuk makanan berat, seperti nasi goreng, seafood, pecal ayam dan lain sebagainya dipatok kisaran 12 ribu hingga 50 ribu rupiah saja, namun jangan lupa saran ane, ditanya, dan ditawar xiixixixi.

Untuk wahana hiburan nih gan, Banana Bood, dapat kita naiki dengan harga 100 ribu rupiah untuk 5 orang, namun harga termurah yang saya temukan ialah 15 ribu perorang, dengan kata lain hanya 75 ribu, untuk 5 orang, permainan akan dilakukan sebanyak 2 x .
Snorkeling dapat dimainkan dengan biaya 50 ribu perorang, harga termurah yang ane temui sekitar 25 ribu untuk perorang, tergantung negoisasi yang bijak dan layak, waktu yang diberikan sekitar 10-15 menitan. Penyewaan tikar dibandrol dengan harga 20 ribu, harga termurah yang ane temui ialah 10 ribu dari pagi hingga sore hari, disana juga terdapat jasa pijat memijat, pembuatan tato, toko souvenir, untuk hal hal ini, ane kurang tau gan, soalnya harga pedagang satu dan lainnya berbeda beda, biaya juga berpengaruh pada waktu/jam berapa agan beli, semakin prime time itu waktu maka semakin mahal pula, dan mungkin perbedaan itu juga membuat ku semakin menjauh dari mu, dan biarlah sang waktu menjaga harganya ya gan, xixixixi

Bagian II
Now, Back To Story and History,
Perjalanan kali ini sebenarnya menjadi landasan pertama melawan takut, setelah cukup lama Ku terpaku dalam lingkaran emosi yang tak menentu, jiwa yang selalu optimis dan ambisius dalam mengapai cita seperti terpenjara dan menghilang dari raga ini, dan hanya menyisakan jiwa tenang yang penakut, dan selalu berlindung di rumah teduh tak bermakna.

Masalah yang tak kunjung berhenti, bak wisatawan di penjuru dunia, yang ingin datang menyaksikan pemandangan alam ini, disisi lain cahaya terang yang diharap bersinar menyinari jalan sempit nan gelap tak juga menampakkan pijarnya.

Sabtu (21/11/14) ini aku begitu lelah dan ingin sejenak berdiam serta merenung ditepian, berharap sahabat sejati dari alam mau tuk merangkul dan membantu mengubur anak singa yang kini telah menjadi monster yang selalu ingin membunuh ku.

Di sini, di pantai Carita ini. Ku mantapkan hati dan pikiran tuk menuliskan lembaran terakhir buku kusang ini, dan dari sini juga akan ku tulis halaman pertama buku baru yang telah dipersiapkan oleh tekad ku.

Ketika Carita Menyapa
Meski mentari tak akan bersinar pada hari itu, kaki tetap setia berjalan menelusuri keindahan panorama sang Illahi, selangkah demi selangkah laju kaki mulai menyusuri setiap jengkal cerita di pantai carita, angin yang bertiup pelan seolah menjadi nada pengiring, bak pengusir kegalauan yang paling ampuh. Mata yang terasa lelah mencoba berontak dan memaksakan kehendak untuk melawan rasa kantuk yang menggangu terbitnya sang Surya, namun seribu sayang, keinginan untuk melihat mentari yang terlahir dari laut nan indah itu tak akan pernah terjadi, karena posisi pantainya yang memang terletak dibagian barat.

Ditengah hiruk pikuk pantai yang mulai ramai di datangi pengunjung, ku masih melangkahkan kaki bersama 4 sahabat sejati, namun 1 teman lama yang telah menorehkan janji tuk bertemu, sepertinya enggan tu menampakkan diri, dan hanya menuliskan pesan kesungkanannya atas kehadiran 4 teman ku. Sepanjang tepian pantai yang kami lalui terasa indah karena dihias senyum tawa para pengunjung dengan berbagai aktivitasnya, balita balita mungil saling berlomba membangun istananya, muda muda yang memadu kasih ditepian karang, dan para pedagang keliling yang masih setia menjajakan dagangan dengan senyum yang ramah, walau telah berkali kali ditolak.

Sejenak ku terdiam, dan memahami betapa mulianya pantai ini, yang dihiasi kepolosan dan ketulusan para balita, kasih cinta yang dicerminkan oleh para pasangan, serta keikhlasan, kesabaran dan ketekunan mereka untuk mendapatkan kepingan kepingan receh demi melanjutkan hidup ini yang dipertontonkan oleh para pedagang. Semua keindahan itu menjadi suatu pembelajaran bagi ku, tuk memetik nilai dan mengoreksi kesalahan, tidak hanya sampai disitu saja, pembelajaran akan ketulusan, keikhlasan, kasih sayang serta semangat yang gigih tersebut masih ditambah dengan 1 pemandangan yang juga mengugah hati.

Seorang wanita cantik duduk termenung dan menyendiri ditepian pantai, dimana ke dua mata eloknya tampak berkaca menatap sedih kearah laut yang bergerak tenang tersebut. Tampak raut wajah yang sepertinya baru menambah kapasitas air pantai Carita dengan tetesan air mata yang mengugah, disisi samping ia duduk, dua buah nama yang di hiasi lambang cinta ia ukirkan dengan rapi di pasir pantai itu, sesekali ombak kecil menghapus tulisan tersebut, namun ia tetap setia untuk menuliskan kembali nama itu dengan lembut.

Entah apa yang mengangu pikiran maupun hati nya, namun yang perlu ku sadari, dipantai nan indah ini, Aku bukanlah satu satunya orang yang merasa sepi, dan aku harus mensyukuri karena mungkin beban dan masalah yang datang padanya jauh lebih berat, dibandingkan gundah yang sedang melanda hidup ini.

Kini ku meminjam lirik lagu Ebit G Ade, untuk hal yang harus ku renungkan, syair indah yang berisi kata mutiara sebagai berikut :

Kita Mesti Telanjang Dan Benar-Benar Bersih Suci Lahir Dan Di Dalam Batin Tengoklah Ke Dalam Sebelum Bicara Singkirkan Debu Yang Masih Melekat.

Hanya cambuk kecil agar ku sadar adalah Ia di atas segalanya. Hal yang paling terlupakan didalam hidup ku, iyalah berserah dan mensyukuri berjuta nikmat yang telah Illahi berikan, dan bersama dengan rintik hujan yang telah berubah menjadi badai, ku tenggelamkan buku kusang yang telah menjadi pribadi hidup ku, biarlah ia menjadi suatu cerita abadi yang tertanam di indah pantai Carita.



Bagian III
Mengapa Harus Ke Pantai Carita

Setelah sebelum nya saya bercerita tentang pantai ini, ditambah curhat colongan yang memang sengaja diutarakan dan diselatankan, kini saya ingin membagi pengalaman mengapa harus berkunjung ke pantai ini.



Tulisan ini juga menjadi bagian penutup dari edisi menuliskan cerita di carita.

Baiklah tanpa basa apa lagi basi setidaknya ada 3 poin yang menjadi pertimbangan kenapa kita harus pergi kesini selengkapnya kunjungi sini ya gan

http://idhoalva.blogspot.com/2014/11...di-carita.html


Polling
Poll ini sudah ditutup. - 0 suara
Agan lebih milih berkunjung ke pangrango apa carita??
http://idhoalva.blogspot.com/2014/11/menuliskan-cerita-di-carita.html
0%
http://idhoalva.blogspot.com/2014/12/silent-time-in-pangrango.html
0%
0
1.3K
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan