qois98Avatar border
TS
qois98
Tolak Grasi Terpidana Mati Kasus Narkoba, Jokowi Dianggap Tak Mengerti HAM
JAKARTA, KOMPAS.com
- Komisi Untuk Orang
Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras)
mengkritik keputusan Presiden Joko Widodo
yang akan menolak grasi yang diajukan 64
terpidana mati kasus narkoba.


Saat memberikan kuliah umum di Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (9/12/2014),
Jokowi mengatakan, Indonesia sudah sampai ke
tahap darurat narkoba. Menurut Jokowi,
kesalahan para terpidana kasus narkoba sulit
untuk dimaafkan karena umumnya adalah
para bandar besar yang demi keuntungan
pribadi dan kelompoknya telah merusak masa
depan generasi penerus bangsa



"Itu berarti Jokowi enggak mengerti HAM," kata
Koordinator Kontras Haris Azhar kepada
Kompas.com , Selasa (9/12/2014) malam.
Haris menilai, hukuman mati bukan cara yang
tepat untuk menghukum terpidana kasus
narkoba. Jika terpidana narkoba di hukum
mati, menurut dia, belum tentu para bandar
atau pengedar narkoba akan jera



Sebaliknya, lanjut Haris, Jokowi justru
berpotensi melakukan pelanggaran HAM.
Kesaksian-kesaksian yang seharusnya bisa
diberikan si terpidana terkait kasus yang
menjeratnya, akan hilang percuma.
"Yang harus dibongkar bea cukainya dong.
Emang narkoba punya pelabuhan sendiri?"
ujar Haris.


Haris mengatakan, hukuman yang tepat untuk
bandar narkoba adalah hukuman seumur hidup.
Menurut dia, hukuman seumur hidup sudah
cukup berat untuk dijalani oleh para terpidana
kasus narkoba.
"Taruh saja di Nusakambangan, enggak boleh
dijenguk," ujar Haris.


Sebelumnya, Jokowi memastikan akan menolak
permohonan grasi yang diajukan oleh 64
terpidana mati kasus narkoba. Kepastian itu
disampaikan Presiden Jokowi di hadapan civitas
akademika Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dalam kuliah umum yang digelar di Balai Senat Gedung Pusat UGM, Selasa


"Saya akan tolak permohonan grasi yang
diajukan oleh 64 terpidana mati kasus narkoba.
Saat ini permohonannya sebagian sudah ada di
meja saya dan sebagian masih berputar-putar
di lingkungan Istana," kata Presiden Jokowi.


Presiden Jokowi menegaskan, kesalahan itu sulit
untuk dimaafkan karena mereka umumnya
adalah para bandar besar yang demi
keuntungan pribadi dan kelompoknya telah
merusak masa depan generasi penerus bangsa.


[url= nasional.kompas.com/read/2014/12/09/21122531/Tolak.Grasi.Terpidana.Mati.Kasus.Narkoba.Jokowi.Dianggap.Tak.Mengerti.HAM] sumber_gan [/url]

sepertinya esbeye selama 10
tahun ngasih grasi banyak
banget deh, ga cuma buat
bandar narkoba tapi buat
koruptor juga...
ssttttty!!!!!! biar kerempeng tapi tegas! ga
seperti pendahulunya gede kaya
kebo tapi memble
0
7.7K
126
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan