- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
{ Eranya Basuki :) }Tembus Pasar Ekspor, Kertas Basuki


TS
luv.you
{ Eranya Basuki :) }Tembus Pasar Ekspor, Kertas Basuki
Jakarta – PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI), perusahaan yang bergerak dalam produksi kertas, akan mengeluarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar US$ 45 juta, atau setara Rp 540 miliar tahun ini melalui anak perusahaannya PT Kertas Basuki Rachmat (KBR).
Dana yang bersumber dari fasilitas kredit sindikasi PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank QNB Kesawan Tbk dan Indonesia Exim Bank, di antaranya akan digunakan untuk penyelesaian pembangunan Paper Machine 3 (sebelumnya bernama Paper Machine 2) dan meningkatkan produksi Paper Machine 4 (sebelumnya bernama Paper Machine 1).
Direktur Keuangan KBRI Rizalsyah Riezky mengatakan, perubahan nama-nama Paper Machine memiliki makna bahwa Perseroan memiliki semangat baru untuk bergerak kembali dan siap menembus pasar ekspor.
"Paper Machine 3 pada akhir Desember ini akan mulai produksi komersil kertas industri (packaging grade) 112-125 gsm, dengan kapasitas produksi 260,000 ton per tahun. Sebelumnya, KBRI hanya berproduksi melalui Paper Machine 4 dengan kapasitas produksi 18,000 ton per tahun," kata Rizalsyah dalam rilis yang diterima Beritasatu.com, Rabu (3/12).
Dalam paparan publik KBRI hari ini, perseroan mengumumkan bahwa kinerja selama sembilan bulan pertama tahun ini belum bisa memberikan hasil yang maksimal. Hal ini terjadi karena pihaknya memfokuskan sumber daya yang ada untuk penyelesaian Paper Machine 3. Pembangunan Paper Machine 3 sempat terhenti tahun 1997 karena krisis moneter dan pembangunan sudah mencapai 90 persen.
Pendapatan perseroan per 30 September tahun 2014 mencapai Rp 1,72 miliar, atau turun dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,5 miliar. Sebagai dampak dari belum maksimalnya produksi KBRI, perseroan menanggung rugi bersih sekitar Rp 20,8 miliar pada 30 September tahun 2014 dibandingkan dengan kerugian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 13,3 miliar.
Rizalsyah menambahkan bahwa perseroan opmitistis akan dapat memacu kinerjanya di masa mendatang, setelah langkah-langkah strategis dilakukan.
Pada kesempatan yang sama, hasil Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) juga memutuskan melakukan perubahan susunan direksi. Susunan direksi KBRI adalah sebagai berikut: Sonie Budi Wijaya (Direktur Eksekutif), Rizalsyah Riezky (Direktur Keuangan) dan Mohamad Mundakir (Direktur Produksi).
http://www.beritasatu.com/emiten/230...40-miliar.html
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
jangan di demo ya cinta
Dana yang bersumber dari fasilitas kredit sindikasi PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank QNB Kesawan Tbk dan Indonesia Exim Bank, di antaranya akan digunakan untuk penyelesaian pembangunan Paper Machine 3 (sebelumnya bernama Paper Machine 2) dan meningkatkan produksi Paper Machine 4 (sebelumnya bernama Paper Machine 1).
Direktur Keuangan KBRI Rizalsyah Riezky mengatakan, perubahan nama-nama Paper Machine memiliki makna bahwa Perseroan memiliki semangat baru untuk bergerak kembali dan siap menembus pasar ekspor.
"Paper Machine 3 pada akhir Desember ini akan mulai produksi komersil kertas industri (packaging grade) 112-125 gsm, dengan kapasitas produksi 260,000 ton per tahun. Sebelumnya, KBRI hanya berproduksi melalui Paper Machine 4 dengan kapasitas produksi 18,000 ton per tahun," kata Rizalsyah dalam rilis yang diterima Beritasatu.com, Rabu (3/12).
Dalam paparan publik KBRI hari ini, perseroan mengumumkan bahwa kinerja selama sembilan bulan pertama tahun ini belum bisa memberikan hasil yang maksimal. Hal ini terjadi karena pihaknya memfokuskan sumber daya yang ada untuk penyelesaian Paper Machine 3. Pembangunan Paper Machine 3 sempat terhenti tahun 1997 karena krisis moneter dan pembangunan sudah mencapai 90 persen.
Pendapatan perseroan per 30 September tahun 2014 mencapai Rp 1,72 miliar, atau turun dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,5 miliar. Sebagai dampak dari belum maksimalnya produksi KBRI, perseroan menanggung rugi bersih sekitar Rp 20,8 miliar pada 30 September tahun 2014 dibandingkan dengan kerugian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 13,3 miliar.
Rizalsyah menambahkan bahwa perseroan opmitistis akan dapat memacu kinerjanya di masa mendatang, setelah langkah-langkah strategis dilakukan.
Pada kesempatan yang sama, hasil Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) juga memutuskan melakukan perubahan susunan direksi. Susunan direksi KBRI adalah sebagai berikut: Sonie Budi Wijaya (Direktur Eksekutif), Rizalsyah Riezky (Direktur Keuangan) dan Mohamad Mundakir (Direktur Produksi).
http://www.beritasatu.com/emiten/230...40-miliar.html
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
jangan di demo ya cinta

0
676
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan