- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menunggu Lanjutan Kisah Evan Dimas Selepas Piala AFF


TS
mubarak.zimah
Menunggu Lanjutan Kisah Evan Dimas Selepas Piala AFF

Jakarta - Sinar terang Evan Dimas Darmono tak meredup saat berlaga di tim nasional Indonesia level senior. Perjalanan panjang ditempuh oleh pemuda 19 tahun itu itu guna mencapai level permainan saat ini.
Ajang pencarian bakat salah satu perusahaan aparel ternama pada pertengahan 2012, menjadi awal dikenalnya Evan Dimas di kancah sepakbola nasional. Lewat ajang itu, dia bahkan sempat mencicipi rasanya berlatih di akademi La Masia, milik Barcelona.
Bakat Evan itu lantas terendus oleh Indra Sjafri, yang saat itu sedang dipasrahi untuk melatih timnas Indonesia U-17. Pemain yang kini memperkuat Persebaya Surabaya itu, lalu berperan besar dalam tiga trofi juara yang berhasil didapat oleh tim besutan pelatih asal Padang itu.
Turnamen HKFA U-17 2012,menjadi bukti pertama kepiawaian Evan Dimas menjadi pengatur serangan yang lihai.
Tren bagus bersama Indra Sjafri lantas berlanjut setahun kemudian. Dua turnamen berhasil dimenangi. Saat berlaga di Hong Kong, HKFA U-19 2013 sukses dijuarai. Puncaknya, trofi Piala AFF U-19 yang berhasil digapai di Sidoarjo di tahun yang sama.
Piala di turnamen level junior ini seakan menghapus dahaga kerinduan raihan piala oleh timnas yang sudah bertahan selama lebih dari dua dekade.
Harapan publik sepakbola nasional kian melambung usai 'Garuda Muda' sukses lolos ke putaran final Piala Asia U-19. Mereka lolos dengan meyakinkan setelah memetik tiga kali kemenangan, termasuk menundukkan tim juara bertahan, Korea Selatan.
Target tinggi kemudian dipatok oleh PSSI di ajang Piala Asia U-19 yang berlangsung di Myanmar bulan Oktober lalu. Timnas U-19 dipatok mencapai ke babak semifinal, yang artinya meraih tiket ke Piala Dunia U-20 2015.
Setelah melakoni persiapan yang panjang --termasuk tur di banyak kota yang sangat melelahkan, timnas U-19 akhirnya merasakan kegagalan untuk kali pertama. Evan Dimas dkk. bahkan menjadi juru kunci klasemen, setelah kalah dari Uzbekistan, Australia, dan juga Uni Emirat Arab.
Meski selalu kalah timnas U-19, ada beberapa komentar positif soal permainan Evan Dimas. Salah satunya komentar yang dikemukakan pelatih Australia, Paul Okon.
"Pemain nomor punggung enam (Evan Dimas) bagus, mengapa dia tak bermain untuk tim senior. Beberapa pemain muda di negara saya ada juga yang bermain di tim senior," kata Okon saat ditemui kala itu.
Seakan mendengar bisikan Okon, Alfred Riedl yang sedang mempersiapkan tim untuk Piala AFF 2014, lantas memanggil Evan Dimas untuk seleksi.
Pemain yang 'ditemukan' oleh eks penggawa timnas, Mursyid Effendi itu akhirnya menjadi satu-satunya alumni timnas U-19 yang masuk ke skuat akhir Piala AFF. Selain Evan Dimas, Hansamu Yama Pranata, Maldini Palii, dan Ravi Murdianto juga sempat ikut latihan.
Aksi Evan Dimas pertama di timnas senior hadir di laga ujicoba melawan Timor Leste. Kala itu, dia mendapatkan kesempatan bermain selama satu jam lebih empat menit.
Hasilnya, Evan Dimas mampu bermain efektif. Pemain yang dikabarkan pernah menjadi incaran pemandu bakat Persija Jakarta itu mencatatkan tiga sepakan ke gawang, dan satu gol. Di laga itu sendiri, tim 'Merah-Putih' menang dengan skor akhir 4-0.
Penampilan apik itu tampaknya belum membuat Riedl percaya sepenuhnya pada kemampuan Evan Dimas. Dia dicadangkan saat Indonesia bermain imbang dengan Vietnam, dan takluk dari Filipina, kala melakoni laga Grup A AFF Suzuki Cup 2014.
Dalam dua pertandingan itu, Indonesia memperagakan permainan sepakbola yang tak efektif. Mengandalkan bola panjang, serangan tim pun menjadi mudah dipatahkan.
Kebugaran pemain yang tak dalam kondisi 100 persen menjadi alasan utama Riedl tak memperagakan passing bola pendek, sepeti yang diperagakan saat menjadi runner-up Piala AFF tahun 2010.
Desakkan untuk memainkan Evan Dimas pun lantas muncul. Riedl sendiri memang sudah berujar akan menurunkan skuat berbeda di laga melawan Laos. Evan Dimas akhirnya dijadikan starter.
Saat melakoni pertandingan di stadion Hang Day, Jumat (28/11/2014), Evan Dimas lagi-lagi menjawab kepercayaan Riedl dengan bagus. Dia berperan besar mengantarkan Indonesia menang 5-1, dengan sumbangan satu gol dan satu assist.
Usai Piala AFF, Evan Dimas sudah dinanti tugas lain. Menjalani pertandingan di Liga Indonesia bersama Persebaya, klub yang sudah mengontraknya selama empat tahun, dan juga memenuhi panggilan timnas U-23 sebagai persiapan untuk menghadapi ajang SEA Games 2015, merupakan beberapa di antaranya.
Beberapa klub asing seperti klub asal Australia,Brisbane Roar, dan klub asal Jepang, Jubilo Iwata, pernah menyatakan minatnya untuk memberikan kesempatan agar Evan Dimas menjalani trial.
Dengan carut-marut Liga Indonesia, terlambatnya pembayaran gaji, jadwal yang berubah-ubah, dan masalah lainnya, saran agar Evan Dimas berkarier di luar negeri pun santer terdengar di media-media sosial.
Dengan dukungan fasilitas yang memadai, staf pelatih yang oke, dan iklim kompetisi yang bagus, skill Evan Dimas pun bakal akan kian berkembang.
http://sport.detik.com/affcup2014/re.../2762685/1462/
http://sport.detik.com/affcup2014/re...epas-piala-aff
http://sport.detik.com/affcup2014/re...epas-piala-aff
Sebagus Evan Dimas Baiknya Memang Bermain Di Luar Saja Yang Iklim Kompetisinya Lebih Sehat Dibanding Disini Yang Dicampuri Berbagai Kepentingan Tertentu
0
5.7K
70


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan