- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
-Surat yang Tak Usai- #1 Yang minat baca MASUK!!!


TS
Faridasta
-Surat yang Tak Usai- #1 Yang minat baca MASUK!!!
Quote:


Quote:
Novel part-part an ini buatan ane sendiri gan 
buat yang minat baca silahkan , pasti ndak bosen deh
ane nulis terinspirasi 'Jostein Gaarder'..
yang suka filsafat / novel novel terjemahan pasti tahu deh

buat yang minat baca silahkan , pasti ndak bosen deh

ane nulis terinspirasi 'Jostein Gaarder'..
yang suka filsafat / novel novel terjemahan pasti tahu deh

Quote:


Quote:
“Surat yang Tak Usai”
oleh : Bagus Dwi Prasetyo
oleh : Bagus Dwi Prasetyo
Quote:
Terukir sinar sang surya , kutapaki langkah demi langkah. Menyusuri deretan kampung di selatan kota , matahari kian meninggi seiring siulan anak anak kecil bersautan , bermain dengan riangnya tanpa beban tanpa rasa. Tetap kulanjutkan pencarianku , yaps! Beberapa langkahku menuntunku pada kerumunan para pekerja lepas yang beristirahat di sebuah proyek bangunan. Terik menyapanya berkata “apakah engkau lelah kawan?” dan raut muka mereka menjawab penuh semangat “aku berjuang , tuk meneruskan riwayatku, untuk bercerita pada anak ku betapa kerasnya kehidupan ini!” setelah itu aku berpikir sejenak, “ahh , bukan itu maksudnya, ia ingin bercerita bahwa tanpa jasanya tak ada bangunan yang berdiri kokoh?” kataku.. , kembali ke tapak jalan rusuh deretan kampung kotor tadi. Beberapa waktu kemudian, entah apa yang membawaku ke kolong sebuah jembatan?...
Hmmm... sebuah perkampungan kumuh di bawah jembatan, mungkin tuhan ingin aku membawa sebuah cerita dari daerah kumuh ini? Entah apa yang akan kuceritakan, yang jelas bukan tentang apa yang kulihat sehari hari. Tapi apa yang bisa kuceritakan pada mereka yang bertemu denganku di tiap hari. Entah apa yang membawaku ke dalam dunia kumuh ini? Tapi telah kupandangi lagi ke sela-sela pancang pancang jembatan besar ini. Ahh.. kurasa dahaga yang menyelimuti kerongkonganku dari tadi memang benar, tak terasa waktu sudah mulai besembunyi, sinar pun tak semegah tadi waktu ku lihat para pekerja bangunan. Yah, ini waktunya aku kembali ke kehidupanku, cukup hari ini yang kudapat,jumpa esok hari kawan kawan baruku.
Semilir angin sejuk terus mengiringi langkah ku pulang , aku masih tak tahu aku akan bertemu dan menceritan orang yang seperti apa ? dan yang paling penting , “bagaimana kah cara menceritakan seseorang yang bahkan tidak kukenal?” , “ahh, tak terasa , pikiranku yang dari tadi terbayang apa yang akan kulakukan besok? Tampaknya ku tak seharunya menghawatirkan itu? Benar bukan? Bukankah aku hanya menulis apa yang kulihat dari sudut pandang diriku sendiri? Yaps! Itulah.. aku tidak menceritakan , tapi membantu orang lain melihat lewat mataku ini! Itu yang akan kulakukan esok hari!..” akhirnya kuakhiri hari itu dengan tidur nyenyak... di dampingin pikiran untuk bekal esok...
Hmmm... sebuah perkampungan kumuh di bawah jembatan, mungkin tuhan ingin aku membawa sebuah cerita dari daerah kumuh ini? Entah apa yang akan kuceritakan, yang jelas bukan tentang apa yang kulihat sehari hari. Tapi apa yang bisa kuceritakan pada mereka yang bertemu denganku di tiap hari. Entah apa yang membawaku ke dalam dunia kumuh ini? Tapi telah kupandangi lagi ke sela-sela pancang pancang jembatan besar ini. Ahh.. kurasa dahaga yang menyelimuti kerongkonganku dari tadi memang benar, tak terasa waktu sudah mulai besembunyi, sinar pun tak semegah tadi waktu ku lihat para pekerja bangunan. Yah, ini waktunya aku kembali ke kehidupanku, cukup hari ini yang kudapat,jumpa esok hari kawan kawan baruku.
Semilir angin sejuk terus mengiringi langkah ku pulang , aku masih tak tahu aku akan bertemu dan menceritan orang yang seperti apa ? dan yang paling penting , “bagaimana kah cara menceritakan seseorang yang bahkan tidak kukenal?” , “ahh, tak terasa , pikiranku yang dari tadi terbayang apa yang akan kulakukan besok? Tampaknya ku tak seharunya menghawatirkan itu? Benar bukan? Bukankah aku hanya menulis apa yang kulihat dari sudut pandang diriku sendiri? Yaps! Itulah.. aku tidak menceritakan , tapi membantu orang lain melihat lewat mataku ini! Itu yang akan kulakukan esok hari!..” akhirnya kuakhiri hari itu dengan tidur nyenyak... di dampingin pikiran untuk bekal esok...
Quote:
ughh.. jam wekerku berbunyi, nampaknya aku tak terbiasa bangun sepagi ini, penanda waktu menunjuk sekitar angka 4 pagi. Ahh aku baru ingat “ahhh, aku harus lekas pergi!!” begegas aku memakai jaket puma abu abu dan langsung turun kearah perkampungan kumuh kemarin.. ahh kulihat ramai sekali kampung ini? Entah apa yang mereka lakukan namun aku tertarik pada seorang pemuda yang tampaknya masih berusia tak genap 23tahun-an. “dia masih sangat muda, tapi kenapa terlihat dia agak murung selagi keluar dari gubuk kardusnya di bawah tiang pancang jembatan? Aku pun tak tahu?”
ahh, mungkin aku telah menemukan seseorang yang cukup menarik di daerah kecil ini? , selagi ia termenung di pagi hari di depan gubuk kardusnya yang hanya berukuran 2x3 meter. Beberapa menit kemudian kulihat ia mulai berdiri dan merapikan gubuk reotnya, beberapa warga sekitar juga terlihat memulai kegiatanya , yaps! Apalagi kalau tidak “berangkat kerja” . nah kemanakah langkah pemuda ini di gariskan? Mari kita ikuti? Tapi , nampaknya aku tadi belum mandi, kusempatkan mencari toilet umum didaerah umum itu , tak perlu waktu lama aku menemukan toilet warga.. “wah, nampaknya harus bersabar menunggu giliran.. hmmm sekali – kali boleh lah..” dalam antrian toilet warga yang hanya ada 2 kamar mandi ini di gunakan kurang lebih 50-an kepala keluarga, hmm sekelebat kulihat pemuda tadi pergi entah kemana membawa kantung plastik besar. Ahh sudahlah..
Di sela-sela antrian mandi ini aku bercakap dengan salah satu warga kampung ini, dan entah apa yang kubicarakan , aku hanya ingin tahu siapakah pemuda tadi itu? , orang tadi menjawab dengan sopan sekali “oohh , itu namanya dek randhi, yang saya tahu , dek Randhi itu tinggal sendiri, kabarnya sih , orang tua nya sudah meninggal dan entah dia mempunyai saudara kandung lain atau tidak?” tutur pria separuh baya tadi dengan nada rendah.
“hmm , begitu ya pak? Kalau kegiatan Mas Randhi itu setiap hari ngapain ya pak kalau boleh tau?” tanyaku, “kalau mau lebih tau dek Randhi , mungkin mas bisa tanya ke teman teman nya, saya kurang tau mas kalau masalah itu.. hehe” candanya.. kamipun bercakap cakap cukup lama hingga antrian sudah mulai sedikit, dan ternyata aku lupa tak membawa handuk, maklum tadi keluar dari rumah hanya cuci muka dan buruburu pakai jaket.. hehe.. untung saat aku minta pada bapak tadi , dia bisa meminjamakan handuknya untukku, tak kusangka di sela sela hidup yang susah di daerah kumuh ini, mereka justru saling bantu membantu. Seharusnya inilah yang di contoh oleh kalangan-kalangan atas. Belum genap 2 hari aku mencermati daerah kumuh ini, beberapa pelajaran berhaga banyak kudapat dari keseharian mereka, yaps aku pernah belajar biologi dan akupun tahu “cacing tanah pun berguna untuk menggemburkan tanah.”, setelah aku mandi aku pun bergegas mengelilingi perkampungan kumuh ini, dan.. ahh mujurnya aku.. jam tanganku mulai menggapai angka 9pagi.. perutku mulai gusar dan ahh melihat emak penjual nasi bungkus duduk bersender di sebuah batang semanggi.. “buk, tiga bu nasi bungkus nya..” haha untung masih ada beberapa lembar uang 5ribuan.. lumayan 12ribu untuk 3 bungkus nasi, satu aku habiskan di tempat saja dan dua bungkus lainya kubawa untuk keluarga dirumah. Haha.. indahnya pagi ini jalan jalan di temani ajaran tuhan lewat orang orang sekitar kita..
Mungkin akhir yang tepat untuk hari ini adalah bahwa kutahu jembatan ini dinamai “Jembatan Semanggi” dan dalam benak hatiku tersimpan.
“hmm telah tumbuh rumput rumput entah liar atau dibiarkan liar? Mereka hidup dengan cara mereka tumbuh di sela sela batang semanggi, di daerah tanah subur ini mereka menggandakan diri dan hidup subur? Yaps , ke “megah” an kota metropolitan ini telah menyuburkan mereka, semakin menarik yang akan kuceritakan? Atau yang akan kau lihat? Hmm bolehkah aku meminta istirahat sejenak?”
Mulai kutulis dengan serius lembar lembar kosong ini , para pekerja yang membantuku mengartikan hidup ini dengan sudut pandangnya.
ahh, mungkin aku telah menemukan seseorang yang cukup menarik di daerah kecil ini? , selagi ia termenung di pagi hari di depan gubuk kardusnya yang hanya berukuran 2x3 meter. Beberapa menit kemudian kulihat ia mulai berdiri dan merapikan gubuk reotnya, beberapa warga sekitar juga terlihat memulai kegiatanya , yaps! Apalagi kalau tidak “berangkat kerja” . nah kemanakah langkah pemuda ini di gariskan? Mari kita ikuti? Tapi , nampaknya aku tadi belum mandi, kusempatkan mencari toilet umum didaerah umum itu , tak perlu waktu lama aku menemukan toilet warga.. “wah, nampaknya harus bersabar menunggu giliran.. hmmm sekali – kali boleh lah..” dalam antrian toilet warga yang hanya ada 2 kamar mandi ini di gunakan kurang lebih 50-an kepala keluarga, hmm sekelebat kulihat pemuda tadi pergi entah kemana membawa kantung plastik besar. Ahh sudahlah..
Di sela-sela antrian mandi ini aku bercakap dengan salah satu warga kampung ini, dan entah apa yang kubicarakan , aku hanya ingin tahu siapakah pemuda tadi itu? , orang tadi menjawab dengan sopan sekali “oohh , itu namanya dek randhi, yang saya tahu , dek Randhi itu tinggal sendiri, kabarnya sih , orang tua nya sudah meninggal dan entah dia mempunyai saudara kandung lain atau tidak?” tutur pria separuh baya tadi dengan nada rendah.
“hmm , begitu ya pak? Kalau kegiatan Mas Randhi itu setiap hari ngapain ya pak kalau boleh tau?” tanyaku, “kalau mau lebih tau dek Randhi , mungkin mas bisa tanya ke teman teman nya, saya kurang tau mas kalau masalah itu.. hehe” candanya.. kamipun bercakap cakap cukup lama hingga antrian sudah mulai sedikit, dan ternyata aku lupa tak membawa handuk, maklum tadi keluar dari rumah hanya cuci muka dan buruburu pakai jaket.. hehe.. untung saat aku minta pada bapak tadi , dia bisa meminjamakan handuknya untukku, tak kusangka di sela sela hidup yang susah di daerah kumuh ini, mereka justru saling bantu membantu. Seharusnya inilah yang di contoh oleh kalangan-kalangan atas. Belum genap 2 hari aku mencermati daerah kumuh ini, beberapa pelajaran berhaga banyak kudapat dari keseharian mereka, yaps aku pernah belajar biologi dan akupun tahu “cacing tanah pun berguna untuk menggemburkan tanah.”, setelah aku mandi aku pun bergegas mengelilingi perkampungan kumuh ini, dan.. ahh mujurnya aku.. jam tanganku mulai menggapai angka 9pagi.. perutku mulai gusar dan ahh melihat emak penjual nasi bungkus duduk bersender di sebuah batang semanggi.. “buk, tiga bu nasi bungkus nya..” haha untung masih ada beberapa lembar uang 5ribuan.. lumayan 12ribu untuk 3 bungkus nasi, satu aku habiskan di tempat saja dan dua bungkus lainya kubawa untuk keluarga dirumah. Haha.. indahnya pagi ini jalan jalan di temani ajaran tuhan lewat orang orang sekitar kita..
Mungkin akhir yang tepat untuk hari ini adalah bahwa kutahu jembatan ini dinamai “Jembatan Semanggi” dan dalam benak hatiku tersimpan.
“hmm telah tumbuh rumput rumput entah liar atau dibiarkan liar? Mereka hidup dengan cara mereka tumbuh di sela sela batang semanggi, di daerah tanah subur ini mereka menggandakan diri dan hidup subur? Yaps , ke “megah” an kota metropolitan ini telah menyuburkan mereka, semakin menarik yang akan kuceritakan? Atau yang akan kau lihat? Hmm bolehkah aku meminta istirahat sejenak?”
“Rumput-Rumput Liar Ini Memang Sungguh menarik,
Kokoh di Bawah Daun Besar Semanggi”
Kokoh di Bawah Daun Besar Semanggi”
Mulai kutulis dengan serius lembar lembar kosong ini , para pekerja yang membantuku mengartikan hidup ini dengan sudut pandangnya.
Quote:
Thats All Gan 
Untuk #1 / Chapter 1 Segini dulu gan.
Nantikan kelanjutan "Surat yang Tak Usai"
#2 "Suara hentakan kartu domino"
Nantikan kelanjutanya!!

Untuk #1 / Chapter 1 Segini dulu gan.
Nantikan kelanjutan "Surat yang Tak Usai"
#2 "Suara hentakan kartu domino"
Nantikan kelanjutanya!!
Code:
[CENTER][FONT="Century Gothic"][size="3"]Terimakasih
jangan lupa
&
[/size][/FONT][/CENTER]
Polling
0 suara
Gimana gan bacaanya?
Diubah oleh Faridasta 27-11-2014 19:58
0
1.1K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan