Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

eCIPUTRA.comAvatar border
TS
eCIPUTRA.com
Myanmar, Pasar Potensial bagi Pengusaha Indonesia yang Ingin Berekspansi


Dengan makin terbukanya pasar dalam negeri terhadap pihak asing, Myanmar memiliki potensi yang tidak bisa diremehkan oleh pelaku bisnis dari negeri-negeri tetangganya, termasuk Indonesia. Populasi Myanmar cukup besar, yakni 55 juta jiwa, yang bisa disamakan dengan pasar Inggris atau Prancis. Potensi pasar itu ditambah lagi dengan sumber daya alamnya yang relatif melimpah sehingga tidak mengherankan bahwa dalam dua tahun ini perkembangan ekonomi dan investasi di sana terbilang pesat sekali.

Pasca reformasi dua tahun lalu di Myanmar, negeri ini melesat dari hanya menghasilkan GDP senilai $45 miliar di tahun 2010 dari sektor pertambangan dan pertanian ditaksir menjadi $200 miliar atau 4 kali lipat hingga nanti tahun 2030. Selama itu, diperkirakan akan ada lonjakan penduduk sebanyak 10 juta jiwa lagi di kota-kota Myanmar. Dan itu artinya jumah konsumen di sini akan menggelembung.

Menurut penuturan pebisnis Inggris Dan Slater, Myanmar menjadi pusat perhatian baru karena potensi ekonominya yang tinggi. Sejumlah perusahaan besar mulai merintis jalan untuk masuk ke pasar domestik Myanmar. Investor juga berlomba-lomba berekspansi. Pembangunan pesta di negara-negara Asia lainnya tidak tampak di Myanmar, dan secara ekonomi mereka jauh tertinggal. Slater menambahkan bahwa brand-brand dunia masih belum ada di sana tahun 2013. Brand Coca Cola sendiri baru masuk ke sana kembali setelah 60 tahun Myanmar dikungkung oleh rezim junta militer yang menghambat perkembangan ekonominya. Begitu terhambatnya sehingga ketersediaan infrastruktur dasar seperti listrik masih belum merata, ujar Slater.

Akan tetapi, tingkat perkembangan investasi asing di Myanmar telah mencetak rekor baru. Pertumbuhannya 5 kali lipat tahun 2012 dan diprediksi akan terus bertambah di tahun-tahun mendatang.

Kualitas berbagai produk dan layanan, dari makanan, hotel, taksi hingga real estate di sini kurang memuaskan, terutama bila dibandingkan dengan negara Asia tetangganya Thailand.

Dari observasi dan analisis Linda Yueh dari koresponden bisnis utama dari BBC, Myanmar telah cukup siap melakukan perdagangan dengan negeri-negeri lain walaupun kondisinya masih tertinggal. Karakteristik pasar Myanmar yang masih prematur ini, ujar Linda, ditandai dengan sedikitnya jumlah toko perhiasan di Yangon, yang menandakan belum tingginya daya beli masyarakat terhadap barang-barang kebutuhan kelas menengah ke atas. Ini artinya masih diperlukan kesabaran bagi perusahaan-perusahaan besar untuk memasarkan produk dan jasa mereka di Myanmar tetapi jika Anda masuk lebih awal akan lebih tinggi pula peluang untuk mencetak pertumbuhan bisnis yang sampai dua digit. Laporan BBC mengklaim masih dibutuhkannya $170 miliar investasi asing untuk memajukan Myanmar. Berminat investasi ke Myanmar? (BBC/Akhlis)

sumber
0
845
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan