Belakangan ini, khususnya di Indonesia, isu seputar Penjelajahan atau Perjalanan Waktu (Time Travel) tiba-tiba menjadi hot lantaran dua trending topic yang sedang mengemuka : 1) Filem Interstellar di bioskop, 2) Kontroversi munculnya anak yang mengaku sebagai time traveller dari tahun 2035 bernama putra kandias.

Agan-aganwati tentu langsung timbul pertanyaan, apakah Penjelajahan Waktu (Time Travel) memang mungkin bila dikaji dari sudut pandang sains ? Jawabannya adalah : Mungkin iya, mungkin tidak.

Sebelum membicarakan time travel, mari saya ajak agan-aganwati sedikit membuka pelajaran fisika, khususnya tentang Teori Relativitas Einstein, yang merupakan pondasi dari teori Time Travel (Penjelajahan Waktu).

Teori Relativitas Umum Einstein
Menurut teori relativitas umum Einstein, materi yang bergerak dengan kecepatan cahaya, akan mengalami perlambatan waktu bila dibanding dengan materi yang diam. Sebagai contoh, jika agan pergi ke angkasa dengan kecepatan cahaya selama 1 tahun, di bumi sudah berlagsung waktu selama 10 tahun. Artinya, jika agan pergi ke angkasa pada tahun 2015 dengan kecepatan cahaya selama 1 tahun, saat agan kembali ke bumi, agan akan mendapati bahwa di bumi sudah tahun 2025, dan bukannya tahun 2016.

Loh, kok bisa ? Apakah benar ? Bisa iya bisa tidak. Teknologi yang dimiliki manusia belum mampu untuk membuktikan teori tersebut untuk materi sebesar pesawat atau manusia.

Lalu, Berdasar Teori Einstein, Apakah Perjalanan Waktu Mungkin ?
Jawabannya adalah MUNGKIN ! Tapi, hanya perjalanan waktu 1 arah ke masa depan. Atau mem-forward masa depan. (Misal nih, agan udah bosen hidup di masa kini dan pingin cepet-cepet ke masa depan )

Pendapat senada juga disampaikan oleh Stephen Hawking, Ilmuwan fisika teori modern terbesar, bahwa perjalanan waktu itu mungkin, suatu saat, namun hanya bisa satu arah, yaitu KE MASA DEPAN.

Lalu Gimana Dengan Si Time Traveler Indonesia ?
Silahkan agan-aganwati berkomentar sendiri lah

Rujukan :
1. Situs NASA
2. KurniaFisika