chatarinneAvatar border
TS
chatarinne
Bank Dunia Puji Kebijakan Jokowi Naikan BBM, Itu Sudah Dijalan yg Lurus dan Benar!
Bank Dunia: Indonesia Sudah Tepat Naikkan BBM
Jumat, 4 Oktober 2013 | 13:52

[JAKARTA] Bank Dunia menegaskan, Indonesia dapat melindungi diri dari situasi gejolak ekonomi dunia sekaligus mendorong pertumbuhan, apabila kebijakan yang diambilnya tepat.

Kepala perwakilan baru Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengatakan, meskipun situasi makro terlihat aman, pemerintah Indonesia telah mengambil sejumlah langkah kebijakan yang tepat untuk menghadapi kondisi yang terus berubah. Diantaranya termasuk melepas nilai tukar dan menentukan suku bunga, guna meringankan tekanan terhadap neraca transaksi berjalan.

"Perubahan kebijakan, seperti pengurangan subsidi BBM merupakan langkah yang sangat penting. Di mana, tindak lanjut terhadap subsidi BBM akan semakin melindungi Indonesia dari berbagai risiko fiskal jangka pendek, sekaligus menyediakan dana untuk investasi jangka panjang di bidang infrastruktur dan program sosial," ungkapnya dalam peluncuran laporan triwulan perekonomian Indonesia edisi Oktober 2013 di Jakarta, Jumat (4/10).

Menurut laporan Indonesia Economic Quarterly (IEQ), keberhasilan reformasi membutuhkan dua elemen penting komunikasi yang jelas terkait perubahan kebijakan dan komitmen kuat dalam implementasi kebijakan.

Sementara itu, Ekonom Utama Bank Dunia dan manajer sektor Poverty Reduction and Economic Management untuk Indonesia Jim Brumby menilai bahwa kepercayaan investor di Indonesia saat ini tengah diuji, meskipun besarnya pasar domestik dan potensi yang dimiliki negara ini masih sangat atraktif.

Kendati demikian, investor dan pasar harus diyakinkan bahwa gejolak ekonomi justru mempertajam fokus pemerintah guna menghasilkan reformasi kebijakan yang terkordinir. Sebab, hal ini dapat menentukan peningkatan investasi asing langsung.

Seperti diketahui, pada bulan Agustus lalu, pemerintah Indonesia meluncurkan paket kebijakan ekonomi yang bertujuan mendukung investasi dan ekspor dengan membatalkan sejumlah kebijakan perdagangan dan mempermudah proses investasi. Laporan IEQ juga menyebutkan bahwa langkah jangka pendek, seperti perbaikan arus barang di pelabuhan Tanjung Priok, juga tidak kalah penting untuk meningkatkan daya saing.

Juni sebelumnya, pemerintah menetapkan kenaikan harga baru BBM. Di mana, untuk jenis premium dinaikkan dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 per liter dan Rp 4.000 menjadi Rp 5.500 per liternya untuk solar. [
http://sp.beritasatu.com/ekonomidanb...kkan-bbm/42945


Wow! Harga BBM naik persis skenario Bank Dunia
Kamis, 20 November 2014



JURNAL3.COM | JAKARTA – Harga baru premium ternyata sama persis dengan yang pernah disarankan Bank Dunia beberapa waktu lalu.

Bulan Maret lalu, Lead Economist World Bank, Jim Brumby, yang sedang berada di Jakarta mengatakan bahwa pihaknya memiliki dua skenario harga baru BBM yang harus diambil oleh pemerintah Indonesia. Ketika ia menyampaikan hal ini, SBY masih jadi presiden.

“Skenario satu adalah menaikkan harga BBM menjadi Rp 8.500 per liter dan skenario kedua adalah menaikkan subsidi BBM sebesar 50%,” jelasnya seperti diberitakan sejumlah media kala itu.

Menurut Jim, kenaikan harga BBM pada Juni 2013 masih belum memberikan dampak yang pas pada fiskal Indonesia. Ini bisa dilihat dari impor BBM yang tinggi dan realisasi kebijakan pendukung untuk membatasi penggunaan BBM bersubsidi yang belum ada.

Masih kata Jim, mengingat Indonesia akan menggelar Pemilu pada bulan April 2014 dan Pilpres pada bulan Juli 2014, maka kenaikan BBM bisa dilakukan oleh pemerintahan baru yang akan dilantik bulan Oktober 2014. Tentu saja setelah itu pemerintah baru harus mengubah APBN
http://www.jurnal3.com/wow-harga-bbm...io-bank-dunia/


Rizal Ramli: BBM Naik Rp2000 Saran Bank Dunia
Rabu, 19 November 2014

"Pemerintahan Jokowi hanya tidak ada bedanya dengan rezim sebelumnya. Lebih ironis lagi, besarnya kenaikan yang Rp2.000/liter itu persis dengan desakan Bank Dunia," ekonom senior Rizal Ramli dalam keterangan kepada Publicapos, Selasa (18/11).

Kata Rizal kebijakan Jokowi menaikkan BBM memberikan pembenar bahwa jargon berpihak kepada rakyat yang digembar-gemborkan Jokowi, ternyata palsu belaka.

Rizal mengatakan, soal BBM yang paling mendasar justru di sisi hulu. Pemerintah seharusnya memberantas mafia migas yang telah banyak merugikan rakyat dan bangsa Indonesia. Soal BBMjuga terkait dengan cost recovery yang telah naik hingga 200% dengan lifting yang justru turun sampai 40%.

Masih soal hulu BBM, Menkeu era Gus Dur yang dikenal gigih memperjuangkan ekonomi konstitusi ini berkali-kali menyarankan pentingnya pemerintah membangun kilang minyak (refinery) 3x200.000 barel. Dengan adanya kilang, pemerintah bisa menghemat biaya pengadaan BBM hingga 50% dari sekarang.

“Kesimpulan saya pemerintahan Jokowi hanya tidak ada bedanya dengan rezim sebelumnya. Lebih ironis lagi, besarnya kenaikan yang Rp2.000/liter itu persis dengan desakan Bank Dunia. Inimengkonfirmasi, siapa sesungguhnya yang men-drive kebijakan ekonomi di negeri ini. Jargon berpihak kepada rakyat yang digembar-gemborkan Jokowi, ternyata palsu belaka,” tukasnya.
http://www.publicapos.com/nasional/2...ran-bank-dunia


Presiden Terpilih Diminta Tarik Subsidi BBM
SENIN, 21 JULI 2014 | 17:36 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop, berharap siapa pun Presiden Republik Indonesia selanjutnya berani mencabut subsidi bahan bakar minyak. "Kondisi ekonomi lima tahun ke depan akan lebih baik," kata Ndiame, Senin, 21 Juli 2014.

Ndiame mengatakan investor masih menunggu keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan mengumumkan hasil pemilu presiden 2014 pada 22 Juli besok. Investor ingin tahu program-program yang direncanakan presiden dan kabinetnya. Sebab, kebijakan yang diajukan presiden dapat mempengaruhi kondisi ekonomi lima tahun ke depan.

Direktur Senior Ekonomi Makro dan Manajemen Fiskal Marcelo Giugale menjelaskan subsidi BBM yang dilakukan pemerintah telah meleset dari target. "Sebanyak 5-10 persen subsidi BBM justru dinikmati oleh masyarakat menengah atas," katanya. Selain itu, masyarakat kerap memanfaatkan BBM bersubsidi bukan untuk kebutuhan primer, melainkan rekreasi dan liburan

Anggaran subsidi BBM, kata Marcelo, sebaiknya disalurkan ke sektor lain demi menambah lapangan pekerjaan. Dia bercerita, Meksiko sempat salah dalam mengambil kebijakan. Namun, setelah menyalurkan bantuan tunai dan memanfaatkan anggaran pada sektor infrastruktur, Meksiko dapat memperbaiki pertumbuhan ekonominya pada 1965.

Menurut Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo A. Chaves, pemerintah selanjutnya akan mengalami banyak tantangan dalam mengambil kebijakan. "Defisit fiskal yang membesar menjadi tantangan bagi presiden selanjutnya," ujarnya. Selain mencabut subsidi BBM, kata dia, pemerintahan mendatang harus menyalurkan investasi pada bidang infrastruktur guna memeratakan kemakmuran masyarakat.

Penasihat khusus Wakil Presiden Indonesia, Mohammad Ikhsan, menilai pasangan calon presiden nomor urut dua, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, lebih berani mengambil kebijakan pencabutan subsidi BBM. "Jusuf Kalla sangat mengerti kondisi dan pengaruh BBM bersubsidi. Dia tahu bagaimana bertindak," ujarnya.

Ikhsan mengatakan kedua pasangan calon presiden sama-sama tidak memiliki pengalaman yang baik dalam memimpin negara. Namun, kata dia, selama ini investor menilai kedua calon presiden itu dari perilakunya.

Hingga saat ini, menurut Ikhsan, Jokowi masih dianggap akan membawa angin segar bagi investor. "Ini masalah kredibilitas kedua calon presiden. Investor enggak mungkin memberikan keyakinannya pada pemimpin yang marah ketika dikritik wartawan," katanya.
http://www.tempo.co/read/news/2014/0...ik-Subsidi-BBM


Bank Dunia: Investor Tunggu Kenaikan Harga BBM
SENIN, 06 OKTOBER 2014 | 17:59 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop, mengatakan investor asing menunggu rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah baru. "Mereka menanti kepastian mengenai kebijakan pemerintah ke depan," kata Diop dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 6 Oktober 2014.

Menurut Diop, investor asing berharap kenaikan harga BBM segera dilakukan pemerintah sehingga dana subsidi bisa dialihkan ke sektor infrastruktur untuk mendorong perekonomian. Kenaikan harga BBM, kata Diop, pada awalnya akan menimbulkan bakal inflasi. "Namun bakal mereda dalam 12 bulan ke depan," ujarnya. (Baca juga: Presiden Terpilih Diminta Tarik Subsidi BBM)

Diop menilai belanja pemerintah untuk perbaikan infrastruktur sangat kecil yakni sekitar 4,5 persen. Bahkan, kata Diop, angka tersebut merupakan gabungan dari semua sektor. Dia membandingkan dengan pemerintah Cina yang berani mengalokasikan belanja negara 10,5 persen untuk infrastruktur.

Untuk mengembalikan kepercayaan investor, Diop berharap pemerintah Indonesia secepatnya menaikkan harga BBM untuk mengurangi subsidi yang membebani anggaran negara. "Kalau tidak dinaikkan, ekonomi Indonesia akan jatuh lebih tajam daripada sebelumnya," katanya.
http://www.tempo.co/read/news/2014/1...ikan-Harga-BBM

----------------------------------

Kalau Bank Dunia itu di ibaratkan setan penggoda, maka tugasnya memang memberikan bisikan-bisikan saja kepada manusia agar mau mengikuti skenarionya. Keputusan akhir tetap berada di hati nurani manusia yang digodanya, mau mengikuti bisikan setan itu atau mau mengikuti suara hati nuraninya yang benar dan lurus. Setan tidak bisa disalahkan sampai kapan pun, karena itu memang sudah menjadi SOP dia dalam menyesatkan ummat manusia sebanyak-banyak di dunia ini


emoticon-Angkat Beer
Diubah oleh chatarinne 21-11-2014 22:22
0
3.4K
32
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan