Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

chatarinneAvatar border
TS
chatarinne
Suerr ... DPR Segera Bersidang Bahas Soal Tes Keperawanan Seorang Gadis yg Cari Kerja
DPR Segera Bahas Tes Keperawanan Polwan
KAMIS, 20 NOVEMBER 2014 | 10:04 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat akan segera membahas kebijakan tes keperawanan oleh Kepolisian Republik Indonesia terhadap calon polisi wanita. "Saat ini memang belum ada perbincangan, tapi saya akan bicarakan dengan teman-teman di Komisi Kesehatan," kata Wakil Ketua Komisi Kesehatan DPR Pius Lustrilanang saat dihubungi, Kamis, 20 November 2014. (Baca: PKS: Tes Keperawanan Polwan untuk Jaga Moral)

Pius menuturkan tes keperawanan yang dilakukan Polri dalam rekrutmen calon polwan tidak tepat. Menurut dia, tes itu tidak sesuai dengan apa yang akan dilakukan polisi di lapangan. "Karena yang paling penting dari rangkaian tes kesehatan adalah tes psikologis seorang calon anggota polisi," ujarnya. (Baca: Sutarman: Informasi Tes Keperawanan Tak Akurat dan Ini Cara Mabes Polri Tes Keperjakaan Calon Polisi)

Berdasarkan Pasal 36 Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Pemeriksaan Kesehatan Penerimaan Calon Anggota Kepolisian, calon anggota perwira perempuan harus menjalani pemeriksaan obstetrics (rahum) dan gynaecology (genitalia). Namun, menurut Pius, tes itu melanggar hak asasi perempuan. "Karena urusan keperawanan itu adalah urusan pribadi," katanya.

Sebelumnya, Human Rights Watch merilis adanya tes keperawanan yang dilakukan Polri bagi calon polwan. Dalam rilis itu disebutkan, berdasarkan wawancara dengan sejumlah polwan dan calon polwan di enam kota, yakni Medan, Padang, Pekanbaru, Jakarta, Bandung, dan Makassar, tes keperawanan masih dilakukan. Tes itu tercantum sebagai salah satu syarat yang harus dilakukan calon polwan di laman rekrutmen Polri
http://www.tempo.co/read/news/2014/1...rawanan-Polwan


Tes Keperawanan Polwan Bikin Heboh Polri
RABU, 19 NOVEMBER 2014 | 08:55 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Human Rights Watch, Andreas Harsono, mengatakan tes keperawanan yang dilakukan kepolisian saat melakukan rekrutmen polisi wanita sangat merendahkan martabat wanita. "Tes itu sangat melecehkan para calon polisi perempuan," katanya saat dihubungi Tempo, Rabu, 19 November 2014. (Baca: Polwan Cantik Menyamar Jadi Korban Trafficking)

Dalam wawancara Human Rights Watch dengan sejumlah polwan dan pelamar polwan di enam kota terungkap pelamar yang terbukti "tidak perawan" bukan berarti tak bisa masuk kepolisian. Namun, setelah menjalani tes, mereka trauma. "Padahal mereka bekerja melayani perempuan dan anak yang juga memiliki trauma. Sedangkan polwannya belum bisa menyembuhkan traumanya sendiri," ujar Andreas.

Human Rights menyatakan polwan sudah membahas masalah ini dengan bagian personalia Kepolisian Indonesia, yang saat itu menyatakan praktek tersebut harus dihentikan. Namun tes keperawanan masih tercantum sebagai salah satu syarat yang harus dijalani pelamar polwan di website rekrutmen polisi.

Hasil wawancara Human Rights Watch menegaskan bahwa tes itu memang masih dilakukan hingga kini. "Tes keperawanan yang dilakukan Kepolisian Republik Indonesia merupakan praktek diskriminasi dan penghinaan terhadap perempuan," tutur Nisha Varia, Direktur Human Rights Watch Didang Hak Perempuan, dalam keterangan persnya.

Tes tersebut dianggap Human Rights bertentangan dengan peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia soal seleksi calon polisi yang harus nondiskriminasi dan humanis serta melanggar hak asasi internasional tentang kesetaraan, nondiskriminasi, dan pribadi. Pemaksaan terhadap tes ini suatu kekejaman, tak manusiawi, serta merendahkan martabat perempuan di mata hukum internasional.
http://www.tempo.co/read/news/2014/1...in-Heboh-Polri

Terkait Pemeriksaan Organ Reproduksi, Polri: Hanya Dilihat, Tidak Disentuh
Jumat, 21 November 2014, 19:20 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Kedokteran Kepolisian (Kapusdokkes) Polri Brigadir Jenderal Arthur Tampi, menyatakan prosedur pemeriksaan organ reproduksi harus dilakukan. "Jadi kami melihat, tidak ada menyentuh. Ada kita membersihkan dengan kasa steril untuk membersihkan agar bisa melihat dengan jelas," ujarnya, di Jakarta, Jumat (21/11).

Sedangkan untuk pemeriksaan terhadap calon laki-laki, dilakukan dengan cara memegang buah zakar. "Adakah kelainan di sana, seperti varikokel atau varises yang membengkak. Adakah kemungkinan terjadi herniasi, maka kita tusuk buah zakarnya. Adakah kelainan dan infeksi," jelasnya.

Ia pun mengatakan, Obstetri dan Ginekologi merupakan tes yang universal dan digunakan di negara manapun. Menurutnya, belum ada alat yang bisa digunakan untuk mengetahui kelainan seperti yang didapat dalam tes tersebut.

Selain pemeriksaan organ reproduksi, Polri juga memberlakukan pemeriksaan terhadap organ vital lain, seperti jantung paru-paru dan perut. Kejiwaan para calon anggota pun dilakukan untuk mengetahui kepribadian dan kecenderungam seseorang.
http://nasional.republika.co.id/beri...tidak-disentuh


Bagaimana pihak Polri bisa menjamin, bahwa selaput dara yang sudah rusak akibat ruda paksa, sebenarnya bisa direhabilitasi kembali oleh dokter bedah plastik sehingga wanita ybs bisa perawan kembali seperti kasus Dewi Persik ?
Quote:


----------------------------------

Heran gua, kalo yang berbau hal-hal yang dekat-dekat dengan sekitar daerah puser, kok pihak DPR begitu cepat tanggapnya. Sementara masalah kenaikan harga BBM yang jelas-jelas bikin rakyat menderita, sedikit pun belum ada tanda-tanda bahwa mereka akan segera bergerak memprotes kebijakan Presiden jokowi itu


emoticon-Ngakak
Diubah oleh chatarinne 21-11-2014 12:56
0
6.7K
31
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan