Jum'at, 21 November 2014 - 08:02 wib
Winda Eka Riyani - Okezone
JAKARTA - Watak Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang selalu cepat 'panas', dan reaktif, kerap mengundang emosi dari lawan bicara terutama yang tidak sependapat dengan kebijakan-kebijakannya.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Agung Suprio menyarankan, sebaiknya Ahok menunjuk wakil gubernur dari kaum perempuan untuk meredam emosinya yang kerap 'meledak-ledak'. Pasalnya, wanita tentu memiliki karakter dan pembawaannya yang lebih tenang.
Sehingga menurutnya, sangat tepat mendampingi mantan Bupati Belitung Timur itu yang dikenal tempramental dalam memimpin Ibu Kota.
"DKI membutuhkan figur wanita dalam pemerintahan, mempunyai tipe kepemimpinan yang bisa melengkapi Ahok, karena tipe kepemimpinan yang lembut akan bisa mengimbangi Ahok yang sedikit tempramental," ucap Agung kepada Okezone, di Jakarta, Kamis (20/11/2014) malam.
Agung menuturkan, selain untuk menyetarakan keseimbangan genre, wakil wanita juga dapat menjadi penyeimbang di pemerintahan DKI Jakarta. Di samping lembut, calon wakil Ahok juga harus mempunyai keberanian untuk menjalankan apa yang diputuskan tandemnya.
Sebab, jika si wagub tersebut tidak loyal dan tidak berani menjalankan keputusan gubernur, dia tidak akan mampu menyelesaikan banyaknya permasalahan kompleks di Jakarta saat ini.
"Figur juga harus berani menjalankan keputusan-keputusan yang dibuat gubernur, karena posisinya, wakil tidak bisa mengambil keputusan, hanya sebatas menyampaikan kebijakan, tetap diperlukan persetujuan gubernur pada akhirnya," jelas Agung.
Menurutnya, calon yang akan mendampingi Ahok haruslah mempunyai pengalaman dalam menjalankan pemerintahan dan bukan orang yang sama sekali baru terjun di dunia kepemimpinan daerah dan awam di dunia politik. Setidaknya kata Agung, sosok tersebut harus paham betul bagaimana suatu pemerintahan daerah dijalankan.
Ahok menurutnya juga tidak perlu mempermasalahkan latar belakang etnis, suku, dan agama. Hal itulah nantinya yang bakal menjadi cermin kemajuan sistem demokrasi di Indonesia.
"Intinya, calon wakil Ahok harus memiliki integritas yang tinggi, menjalankan keputusan-keputusan politik, termasuk keputusan yang berisiko dan tidak takut kehilangan popularitas di mata masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat DKI khususnya," tutupnya.
(put)
zone
.
.
.
.