Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

eCIPUTRA.comAvatar border
TS
eCIPUTRA.com
'Perempuan Harapan', Program Pelatihan Entrepreneurship dari Ciputra bagi Mantan PSK
Sebagian peserta pelatihan Perempuan Harapan berfoto bersama dengan walikota Surabaya Tri Rismaharini. Suasana pelatihan kuliner di Universitas Ciputra Surabaya.

Ciputraentrepreneurship News, Jakarta - Pelatihan entrepreneurship bagi kelompok-kelompok masyarakat seperti pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, atau tenaga kerja Indonesia di luar negeri pernah kita dengar. Tetapi bagaimana dengan pelatihan wirausaha untuk para mantan pekerja seks komersial (PSK) dan germo?

Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) mencoba membidik kelompok yang banyak terlupakan ini. Sebuah program pelatihan mereka rancang untuk memberdayakan warga yang termarjinalisasi ini dengan entrepreneurship. Program ini dinamai "Perempuan Harapan", yang dimaksudkan untuk melatih para mantan pekerja seks komersial (PSK) dan mantan germo yang biasanya tinggal di sekitar lokalisasi di kota Surabaya. Awalnya program tersebut ditujukan untuk mereka yang berada di lokalisasi Dolly sebelum ditutup oleh pemerintah kota Surabaya. Namun, karena alasan resistensi politis dan sosial terhadap langkah penutupan lokalisasi tersebut, kawasan lainnya yang bernama Dupak Bangunsari menjadi target program pemberdayaan ini. Saat ini lokalisasi tersebut sudah ditutup tetapi masih banyak mantan PSK, mantan germo dan warga sekitar yang terjebak di bawah garis kemiskinan. "Mereka banyak mengalami kesulitan ekonomi karena itu program ini kami tujukan untuk mereka,"terang Dharma yang menjadi pelatih dalam tim universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC).

Menurut Dharma, program Perempuan Harapan ini berhasil menarik 26 orang peserta. Pelatihan sendiri dirancang agar sedemikian rupa bisa mengakomodasi minat dan bakat para mantan PSK dan mantan germo yang ingin menciptakan lapangan kerja bagi diri mereka sendiri ini. "Mereka berminat untuk memiliki bisnis di bidang kuliner," tukas Dharma. Bidang bisnis kuliner memang relatif mudah dan lebih sesuai dengan kemampuan mereka.

UCEC kemudian menyusun sebuah program yang isinya memuat pelatihan mindset, attitude, ketrampilan dan pengetahuan yang dirancang sesuai dengan konsep Entrepreneurship ala Ciputra Way.

Bila dicermati, kata Dharma, tujuan pelatihan itu adalah ingin membentuk 3 hal dalam pribadi para peserta. "Yang pertama adalah confidence (kepercayaan diri -pen), kedua competence (kemampuan atau kompetensi), dan kemudian connection to the market (hubungan atau akses menuju pasar),"Dharma menjelaskan secara detil.

Agar pembelajaran lebih intensif dan berkelanjutan, pelaksanaan pelatihan Perempuan Harapan tidak hanya berlangsung sekali saja. Para peserta telah menjalani beberapa kali pelatihan yang mencakup pemberian materi teoretis dan praktik, dari 12-14 Mei, 12-15 Juni, 27 Juni. Kemudian pada bulan Ramadhan tahun ini, dari tanggal 7 sampai 26 Juli 2014 mereka diwajibkan mempraktikkan apa yang sudah diperoleh sepanjang pelatihan dengan mulai berwirausaha, yaitu menjual makanan berbuka puasa. Pada tanggal 11 September 2014 lalu, para peserta kembali diajak menghadiri pelatihan untuk memperdalam pengetahuan dan ketrampilan mereka.

Karena entrepreneurship bukan hanya tentang teori saja, sebagian besar pelatihan dilangsungkan di dapur. Mereka dilatih memasak di Taman Bungkul. Di saat yang sama, mereka juga belajar menghubungkan diri dan produknya ke pasar dan membangun kepercayaan diri peserta pelatihan.

Dalam menjalani pelatihan, para peserta termasuk rajin. Tidak hanya mendapatkan respon hangat dari peserta, pemerintah Surabaya dalam hal ini Dinas Sosial juga menyatakan dukungan dan sambutan yang positif dengan memberikan akses dan bantuan peminjaman tempat selama berlangsungnya pelatihan. Para peserta dan pelatih "Perempuan Harapan" bahkan sempat diundang oleh ibu walikota Surabaya.

Selepas pelatihan, Dharma mengatakan bahwa para peserta telah sanggup menghasilkan uang sendiri dari ketrampilan kuliner yang mereka pelajari. Di bulan puasa yang lalu mereka mulai menjual makanan dalam kelompok-kelompok yang masing-masing sudah berhasil mencetak untung.

"Selama tiga minggu terakhir mereka membuka tempat usaha di RW, ada satu kelompok yang menghasilkan uang sampai Rp3 juta,"kata Dharma,"Jadi bisa dikatakan pelatihan ini memiliki dampak nyata". (Akhlis)

sumber
0
888
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan