- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Peneliti: Obyektif Saja, Ical Tak Punya Prestasi


TS
puma2000
Peneliti: Obyektif Saja, Ical Tak Punya Prestasi
Quote:
Peneliti: Obyektif Saja, Ical Tak Punya Prestasi
SABTU, 15 NOVEMBER 2014 | 16:02 WIB

TEMPO.CO, Jakarta- Peneliti Populi Centre, Nico Harjanto, menilai kepengurusan Aburizal Bakrie membawa Partai Golkar pada titik terendah pencapaian setelah berhasil diselamatkan Akbar Tanjung pada awal 2000-an.
Sebagai ketua umum, Aburizal sama sekali tak berhasil mencapai target yang dicanangkan pada Musyawarah Nasional 2009 di Pekanbaru. "Obyektif saja, Ical tak punya prestasi," kata Nico di kawasan Menteng, Sabtu, 15 November 2014. (Baca: Ulang Tahun ke-68, Ical Merasa Masih 48 Tahun)
Ia menilai jumlah suara dan dukungan terhadap partai berlambang pohon beringin pada Pemilihan Umum 2014 adalah rekor terburuk. Golkar yang sudah terlepas dari keuntungan birokrasi dan dukungan ABRI, seperti era Orde Baru, seolah kehilangan jati diri sebagai partai nasional. (Baca: Akbar Pastikan Rapimnas Golkar Tak Belok ke Munas)
Menurut Nico, persebaran suara Golkar tahun ini terfokus hanya di beberapa wilayah. Padahal, dalam pemilu sebelumnya, Golkar menjadi partai yang persebaran suaranya menyeluruh di setiap wilayah. Sekarang Golkar tak lebih dari Partai Kebangkitan Bangsa yang hanya mendulang suara di beberapa wilayah.
Dari sisi pencapaian jumlah kursi parlemen, Aburizal dinilai paling gagal. Untuk pertama kali, Golkar meraih jumlah kursi di bawah 100, yaitu 91 kursi. Akbar Tanjung membawa Golkar sebagai pemenang pada Pemilu 2004 dengan 128 kursi. Jusuf Kalla terbilang gagal, tapi masih bisa mempertahankan kekuatan Golkar di parlemen sebanyak 106 kursi pada Pemilu 2009. (Baca: Akbar Tandjung: 400 DPD Golkar Dukung Aburizal)
Menurut Nico, jika Aburizal tetap maju sebagai calon ketua umum dengan latar belakang kegagalannya, Golkar tak hanya merekayasa dukungan, tetapi mencederai konstituen. Golkar akan menemui kepunahan karena basis dukungan tak lagi idealisme, tetapi permainan logistik yang pragmatis.
Akbar sendiri menyatakan khawatir soal perolehan suara Golkar yang terus menurun secara konsisten. Ia takut kalau dalam Pemilu 2019 penurunan suara akan kembali terjadi. Bahkan terjun bebas. "Kalau tak ada perbaikan dan kaderisasi yang baik, bukan tak mungkin bisa tinggal 40 suara," kata Akbar.
FRANSISCO ROSARIANS
TEMPO.CO
Diubah oleh puma2000 15-11-2014 09:47
0
6.5K
Kutip
99
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan