- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bangun Tol Laut, Ini yang Harus Disiapkan Jokowi


TS
hobi_linux
Bangun Tol Laut, Ini yang Harus Disiapkan Jokowi

Kapal kargo (kiri) dan kapal feri berlayar dalam jarak yang sangat dekat di perairan Selat Sunda, Merak, Banten. Perairan Selat Sunda selain menjadi jalur pelayaran antara Pelabuhan Merak dengan Pelabuhan Bakauheni juga merupakan jalur lalu-lintas pelayaran internasional. DOK/TEMPO/Adri Irianto
TEMPO.CO , Jakarta - Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan ide untuk mengoptimalkan sumber daya kelautan atau maritim. Selain mengoptimalkan pendapatan dari hasil laut, Jokowi juga memiliki visi untuk mengembangkan jalur perhubungan laut secara lebih masif, salah satunya dengan sistem pelayaran yang disebut tol laut. (Baca: Di Forum CEO APEC, Jokowi 'Jualan' Tol Laut).
Namun sebelum membangun jalur tol laut, Jokowi harus memperhatikan beberapa hal. Menurut Pengamat Ekonomi The Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri, ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh Jokowi. Poin pertama adalah pendayagunaan sumber daya maritim seperti posisi geografis dan kondisi kelautan nasional. "Ini sudah dilakukan Indonesia tapi belum optimal," kata Yose kepada Tempo.
Poin kedua adalah pembangunan infrastruktur kelautan. Menurut Yose, Indonesia harus mengutamakan pembangunan infrastruktur maritim seperti pelabuhan baru, pembangunan jasa maritim seperti armada kapal dan pergudangan serta pembangunan industri maritim. (Baca: Dukung Tol Laut Jokowi, Pelindo III Tambah Crane).
Hal lain yang harus diperhatikan adalah sistem pengawasan sektor maritim yang memadai. Hal ini terkait dengan pengadaan fasilitas pelabuhan baru, pengaturan sistem transportasi laut, dan pembangunan perangkat pengawasan. "Semacam fungsi control tower dalam lalu lintas penerbangan," ujarnya.
Jika tiga hal ini sudah tersedia, Yose yakin upaya Presiden Jokowi untuk mengoptimalkan sumber daya kemaritiman bisa tercapai. Apalagi Jokowi berniat membangun 24 pelabuhan, termasuk deep sea port, dalam lima tahun ke depan di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
AISHA SHAIDRA
-
sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/1...siapkan-Jokowi
-
Dukung Tol Laut Jokowi, Pelindo III Tambah Crane

TEMPO.CO, Denpasar--Mendukung konsep tol laut yang diusung pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III melakukan optimalisasi aktivitas bongkar muat di pelabuhan-pelabuhan kecil. Tahun depan, Pelindo III akan menambah investasi alat bongkar muat crane di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin; Pelabuhan Lembar, Lombok Barat; Pelabuhan Batulicin, Kalimantan Selatan dan Pelabuhan Tenau, Kupang.
"Semua pelabuhan akan kami tingkatkan," kata Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto saat Forum Komunikasi Dewan Komisaris PT Pelindo I, II, III, dan IV di Denpasar, Jumat, 17 Oktober 2014. (Baca berita sebelumnya: Bangun Tol Laut, Jokowi-Kalla Butuh Rp 31 triliun)
Djarwo menjelaskan, Pelabuhan Trisakti Banjarmasin mendapat tambahan empat container crane baru pada April 2015. Adapun Lembar dan Batulicin akan memperoleh tambahan fixed crane pada akhir Januari 2015, sehingga mempersingkat aktivitas bongkar muat dari tiga hari menjada sehari. "Untuk Pelabuhan Tenau kami tambah crane karena Pelabuhan Tanjung Perak dapat tambahan dua container crane baru," kata dia.
Pengembangan kapasitas pelabuhan kecil juga diantisipasi dengan menambah terminal baru. Djarwo mencontohkan Pelabuhan Lembar yang telah sempit. Perseroan membeli 25 hektar di kawasan Gili Mas untuk dibangun terminal baru. "Keuntungannya, di sana kedalamannya lebih bagus karena dekat dengan laut." (Baca: Konsep `Tol` Laut Jokowi Dinilai Tak Layak)
Menurut Djarwo, semangat konsep tol laut perlu didukung konektivitas jalur logistik di Indonesia agar tidak terpusat di wilayah tertentu. Kurangnya konektivitas menyebabkab Logistic Performance Index (LPI) tahun 2014 Indonesia hanya berada di peringkat 53 dunia, di bawah Singapura (5), Malaysia (25), dan Thailand (35).
Konektivitas di Indonesia juga masih bergantung pada kondisi di pelabuhan sekitar Surabaya. Sebab terdapat 11 perusahaan pelayaran yang berkantor pusat di sana. "Bahkan ada 32 rute kapal di Tanjung Perak, sementara Tanjung Priok hanya 20 rute," kata Djarwo. (Baca juga: Jokowi Kembali Beberkan Konsep Tol Laut)
-
sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/1...I-Tambah-Crane
-
semoga berhasil ya gan, sdh sharusnya aneka potensi perairan qt trus digali, baik itu laut, danau, dan sungai, krn DNA bangsa qt adalah petani dan pelaut, bknkah relief di Borobudur sdh membuktikannya, bknkah nama2 motif ukiran Minangkabau jg sdh membuktikannya . . ."itiak pulang parang eh patang


Spoiler for IR:
0
1.6K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan