- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
MANUSIA SEMPURNA – Pandangan Islam Tentang Hakikat Manusia


TS
abhiebsd
MANUSIA SEMPURNA – Pandangan Islam Tentang Hakikat Manusia





Tidak lupa, Ane mengucapkan selamat ulang tahun untuk KASKUSyang ke -15. Semoga tambah maju ke depanya. Amien.
Tulisan ini merupakan copy paste dai blog teman yang sangat bagus menurut ane. semoga bermanfaat buat kaskuser semua.
Quote:
INSAN KAMIL: MANUSIA SEIMBANG


Barat menyebut Timur sebagai negeri pagi, negeri matahari terbit. Ia menyebut dirinya sebagai negeri petang, negeri matahari tenggelam. Pagi mencerminkan saat berakhirnya kegelapan dan terbitnya cahaya. Memang,dari timurlah datang agama-agama besar dunia. Dari Timur dimulai pencerahan rohani. Karena itu, para penulis barat, ketika mencerminkan pertemuan mereka dengan timur, menyebut dunia timur secara romantis-Morgenlande. Negeri pagi seringkali dilukiskan sebagai negeri yang penuh pesona rohani; ketika orang-orang yang sudah mengalami pencerahan rohani mengalami transformasi jasmani yang menakjubkan..
Buku Honigsberger, Fruchte aus dem Morganlande,terbit 1851, adalah contoh klasi. Buku ini mengisahkan manusia-manusia luar biasa dari timur. Salah seorang diantaranya adalah Haridas. Ia terkenal sebagai faqir (fakir) — secara material miskin, tetapi secara sepiritual kaya. Untuk menguji apakah ia betul-betul fakir atau hanya penipu ulung, Raja Runjeet Singh menguburkannya hidup-hidup selama empat puluh hari. Kuburanya dijaga ketat, supaya tidak terjadi kelicikan. Selama berada dalam ujian itu, kuburannya digali dua kali. Setiap kali mereka menemukan Haridas masih berada dalam posisinya semula. Ia dibungkus kain kafan yang di lak. Telinga, lubang hidung, dan lubang dubur ditutup dengan lilin. Setelah empat puluh hari, tubuhnya digali. Kain kafan dibuka. Lilin ditinggalkan. Tiba-tiba tubuh fakir menggeliat. Matanya terbuka. Bibirnya bergerak, ” Do you belive me now?”

Johann Martin Honigsberger
Johann Martin Honigsberger, yang melaporkan peristiwa ini, adalah dokter. Ia dibesarkan dalam tradisi sains yang “mencurigai” hal-hal seperti itu. Ia tampaknya tidak mengada-ada. Keterangannya diperkuat oleh dokter terkenal dari Inggris, James Braid. Orang yang pertama kali menciptakan istilah hypnosis ini melaporkan peristiwa yang sama dalam bukunya observations on trance or human hibernation.
Kisah ini juga diceritakan oleh Michael Murphy, salah seorang pendiri Esalen Institute. Selama lebih dari tiga puluh tahun, ia meneliti lebih dari 3000 sumber, berkenaan dengan apa yang disebutnya sebagai extraordinary physical, mental and spiritual capacities. Ia menegaskan bahwa kita hanya menggunakan sebagian saja dari kapasitas yang kita miliki. Kita sebetulnya mempunyai potensi untuk mengembangkan diri kita “lebih dahsyat” dari apa yang kita lakukan sekarang. Proses pengembangan ini tidak ada batasnya. Kita memiliki kemampuan transformatif untuk menjadi apa saja.
Seperti alam semesta, manusia selalu berubah. Bahkan, mengikut Ibn Arabi, manusia adalah mikrokosmos yang menggabungkan semua alam dalam makrokosmos. Manusia adalah “alam shaghir”, dan alam semesta adalah insan kabir. Pada Makrokosmos terdapat tiga tingkat alam: rohani, khayali, dan jasmani. Pada manusia, ketiga alam ini diwakili oleh ruh, nafs, dan jism (tubuh). Tingkatan alam ini menunjukkan sejauh mana ia menyerap cahaya Tuhan.Ruh adalah bagian yang paling terang, dan jism adalah bagian yang paling gelap. Nafs adalah jembatan yang menghubungkan jism dan ruh.
Setiap orang mempunyai nafs yang berbeda. ada nafs yang lebih dekat dengan ruh, dan ada nafs yang sangat jauh dari ruh. Pada sebagian orang, nafs-nya bersinar dan bergerak menaik menuju wujud yang hakiki, yakni Tuhan. Pada sebagian orang lagi, nafs-nya sangat gelap dan bergerak turun menjauhi Tuhan. menuju ketiadaan. Nafs adalah barzakh yang selalu berubah.
Manusia dapat mengembangkan dirinya dengan menyerap sifat-sifat Allah, mengambil akhlak Allah. Karena akhlak Allah ini ditunjukkan kepada kita dalam nama-nama-Nya yang agung, maka takhalluq bi akhlaq Allah adalah juga takhalluq bi asma’ Allah. Setiap orang sudah menyerap akhlak Allah sampai tingkat tertentu. Allah bersifat Maha sayang (Arrahman), dan setiap makhluk di alam semesta ini menerap sebagian kecil dari rahmaniah Tuhan. Sebuah hadis mengatakan bahwa Allah menjatuhkan seperseratus dari kasih-Nya pada alam semesta. Dengan seperseratus dari kasih-Nya itu, makhluk saling berbagi kasih sesama mereka. Dengan sebagian dari seperseratus kasih-Nya itu, seekor induk binatang buas memelihara anaknya.
Manusia yang ingin berangkat dari alam jasmaniahnya harus meningkatkan rasa cintanya kepada sesama makhluk. Ia harus menyerap kasih Tuhan lebih banyak. Jadi, menurut Ibn Arabi, akhlak bukanlah sesuatu yang kita “pakaikan” dalam diri kita. Akhlak adalah sifat Tuhan yang kita “serap” dan kemudian mengubah kita secara ontologis. Setiap kali kita menyerap asma Allah, esensi kemanusiaan kita berubah. Kita mengalami transformasi.
Dalam bahasa Arab, transformasi disebut sebagai taqallub. Kata ini berasal dari qalb. Menurut Ibn Arabi, qalb. Menurut ibn Arabi, qalb adalah tempat perubahan. Qalb adalah ‘arsy Tuhan. Inilah tempat manusia menyimpan asma Allah. Fakhrur Razi, dalam tafsir Mafatih al-Ghaib, melukiskan peranan hati itu dengan indah. Ketika ia menjelaskan kalimat isti’adzah, ia menggambarkan seakan-akan Tuhan berkata, “Wahai manusia, Aku menciptakan surga untukmu. Tetapi sebelum kamu masuk ke situ, Aku usir dahuluu setan daripadanya. Tempat-Ku pada dirimu adalah qalb. Tetapi apakah telah kau bersihkan setan dari dalamnya, sebelum Aku masuk ke situ”.
Mengusir setan dari qalb berarti meninggalkan kegelapan. Memasukkan Tuhan ke dalamnya berarti mencerahinya dengan asma Tuhan, Takhalluq bi asma’ Allah. Asma Allah itu banyak, dan bertingkat-tingkat. Bukan temoatnya kita menguraikannya disini. Secara singkat, menurut ibn Arabi, manusia yang ingin meningkatkan dirinya harus menyerap asma Allah itu dengan petunjuk syariat. Ia harus menyerap asma Allah itu dengan petunjuk syariat. Ia harus melihat contoh yang diberikan oleh para rasul. Para rasul adalah manusia yang sudah secara intensif mennyerap asma Allah secara seimbang, dalam propoorsi yang tepat. Para rasul, dan juga kekasih-kekasih Tuhan yang seperti mereka, adalah insan kamil.
Tobe Continue……
Sumber:
- Foto Pribadi dan google.
- Tulisa dari obriillian

InsyaAllah thread ini akan ane update.
- Foto Pribadi dan google.
- Tulisa dari obriillian

InsyaAllah thread ini akan ane update.

Diubah oleh abhiebsd 08-11-2014 12:36
0
7.3K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan