Bulan adalah ciptaaan Tuhan yang Indah. Ketika menatap nya kau merasa terpesona dan terpukau akan keindahan dan aroma mistik nya, tak ada yang bisa menyangkal itu bukan? Bahkan bulan sudah menjadi pusat perhatian diseluruh dunia dari dulu. Karena banyak nya manusia yang terpikat akan bulan, akhirnya melahirkan bermacam-macam legenda tentang bulan. Dibawah ini adalah beberapa legenda dan mitos rakyat dari belahan dunia tentang bulan.
Happy reading
Quote:
1. Chang'e
Quote:
Ada sebuah kisah atau legenda terkenal Tiongkok tentang seorang gadis yang dikisahkan tinggal di bulan. Terdapat banyak macam alur cerita dikisah ini, tapi inti dari kisah ini adalah bercerita tentang sepasang suami istri yang dulunya Abadi dibuat menjadi tak abadi karena kelakuan buruk mereka. Karena nya, mereka mencoba menjadi Abadi lagi dengan menggunakan sebuah Pil, tapi sayangnya Chang'e menjadi serakah dan menggunakan terlalu banyak Pil untuk menjadi abadi. Sehingga pada akhirnya Chang'e terangkat ke bulan, dan tak dapat turun lagi ke bumi.
Quote:
2. Moon Rabbit
Quote:
Mitos ini cukup menarik untuk dibahas, karena mitos ini menjadi kisah dari beberapa Negara. Kelinci bulan dikisahkan sebagai salah satu teman Chang'e ketika berada di bulan. Dan juga Kelinci bulan merupakan simbol yang sering muncul di mitos Jepang dan Korea.
Quote:
3. Selene / Luna
Quote:
Ini adalah nama dari Dewi Bulan dari legenda Yunani dan Roman. Di legenda ini bercerita bahwa Selena adalah adik dari Dewa Matahari Helios. Helios bertugas untuk menjelajah dunia pada siang hari, sedangkan Selena bertugas untuk Berjalan pada malam hari. Dia diceritakan sebagai Dewi yang memiliki banyak kisah cinta dan pasangan. Sebelum akhirnya berakhir dengan Endymion.
Quote:
4. Tecciztecatl
Quote:
Setelah Dewa Matahari ke-empat hilang. Suku Aztecs percaya para dewa-dewi berkumpul untuk memilih siapa dewa selanjutnya yang akan menjadi Matahari selanjutnya. Mereka membuat api unggun untuk ritual pengorbanan pemilihan Matahari selanjutnya. Dua dewa, Nanauatl dan Tecciztecatl mendapat kehormatan. Nanauatl dewa yang miskin dipilih untuk menjadi matahari selanjutnya. Tecciztecatl yang sombong memaksa untuk mendapat kehormatan itu, namun ketika dimomen terakhir menjadi ragu. Nanauatl menunjukkan keberanian lebih dan melompat kedalam api. Tecciztecatl mendapat kan kembali keberaniannya dan langsung melompat kedalam api unggun mengikuti Nanauatl, terbentuk lah dua matahari di langit. Para dewa yang terdiri dari orang kaya, menjadi marah karena Tecciztecatl yang mana seorang kaya juga malah memilih mengikuti Nanauatl yang miskin. Maka mereka melempar kelinci kepada Tecciztecatl, sehingga meniggalkan bekas lebam berbentuk kelinci pada nya, itu juga menyebabkan cahaya Tecciztecatl memudar, sehingga dia hanya bisa dilihat pada malam hari. Sumber Wikipedia
Quote:
5. Anningan
Quote:
Suku Inuit dari alaska dan Greenland memiliki cerita yang cukup mengerikan tentang Bulan. Mereka percaya bahwa Anningan, dewa bulan, memperkosa saudara perempuannya, Dewi Matahari. Mereka percaya sampai sekarang Anningan masih mengejar saudaranya itu untuk dapat memilikinya. Itulah sebabnya dia terus mengikuti matahari tiap harinya. Perubahan bentuk bulan dikisahkan karena Anningan terus menerus mengejar matahari, sampai dia kelaparan dan menghilang sementara untuk mencari makanan, agar punya tenaga untuk mengejar matahari lagi.
Quote:
6. Mawu
Quote:
Kisah ini lebih bahagia dari pada cerita Anningan. Legenda ini berasal dari Africa yang bercerita tentang Mawu dewa bulan yang selamanya terikat dengan dewi matahari Liza. Dipercaya bahwa gerhana bulan dan matahari dikarena kan mereka sedang bercinta di langit. Mitos ini jelas bercerita tentang kekuatan Bulan, Matahari, Langit, Cinta dan Keinginan.
Quote:
7. Rona
Quote:
Legenda ini berasal dari suku Maori di New Zealand. Legenda ini bercerita tentang wanita muda bernama Rona yang membuat kesal bulan. Karena marah, bulan meraih Rona dan membawanya kebulan. Di legenda tersebut, Rona mencoba menggengam pohon, namun tetap tidak berpengaruh. Sehingga dia membawa pohon itu bersamanya ke Bulan.
Quote:
8. Nini Anteh
Quote:
Original Posted By cocacola►Jangan lupakan juga yang dari Indonesia, Legenda Nini Anteh, Penunggu Bulan...
Quote:
Jadi, sebenarnya Nini Anteh merupakan tokoh imajiner yang dibuat masyarakat Sunda zaman dulu di kala mereka melihat bulan purnama. Nah, kalau Sobat Djadoel perhatikan bulan pada saat bulan purnama, Sobat Djadoel akan melihat bercak hitam yang mirip dengan pulau yang ada di bumi pada bulan tersebut. Terkadang, bercak hitam itu pun menyerupai seorang nenek-nenek yang sedang menenun sambil seekor kucing.. Dan sebagian masyarakat Sunda zaman dulu meyakini bercak hitam itu sebagai sosok Nini Anteh. Sumber Djamandoeloe
Baiklah sekian dari ane, Terima kasih telah membaca trit sederhana ane ini.
Mohon di koment, agar tercipta diskusi. dan Jangan lupa tambahan dari agan, ntar ane taruh di pejkwan.
Kalau berkenan bagi ane
Mohon bantu Rate juga
Original Posted By cihuwie►Legenda saat Gerhana Bulan gan. Menurut kepercayaan Hindu di Bali saat Gerhana tu konon bulan ( Candra ) sedang dimakan oleh raksasa. Tp karena raksasanya t ga punya badan ( cuman kpala dan leher ) makanya bulannya nongol lagi ( Jika gerhananya udah slese). Nah pas gerhana tu kebiasaan masyarakat Hindu Bali mukul2 kentungan biar bulannya ga dimakan sma raksasanya (Unik, padahal cuman gerhana bulan )
Btw pas gerhana bulan kemaren, ane ikut mukul kentungan
Quote:
Original Posted By demoltx10►di bali ada legenda Kalarau gan, raksasa yang dipotong kepalanya oleh dewa Wisnu karena hendak mencuri tirta amertha (air kehidupan), waktu dipotong air sudah menyentuh tengorokannya jadi hanya kepala nya yang hidup abadi, dan bertekad membalas dendam kepada dewi ratih (dewi bulan)
lengkap nya mbah google aja dah gan
Quote:
Original Posted By vaantw88►Chang'e itu yg ane paling tau gan coz pasti ingat Cu Pat Kai di Sun Gokong.
nambahi gan, ada 1 lg yg terkenal dr Jepang namanya Putri Kaguya & ini berhubungan banget dgn bulan purnama.
sering dipake di manga & anime, salah satunya Naruto & InuYasha.
Code:
http://id.wikipedia.org/wiki/Putri_Kaguya
Quote:
Original Posted By JINKX►Kalo di Thailand ada gan, yg Ada Raksasa mau makan bulan(bulan purnama) terus ama orang" bunyi"in kenton
gan,dll supaya gak jadi dimakan.
Quote:
Original Posted By qurniaone►katanya naga juga dr bulan gan. Dulu ada 2 bulan. critanya si, bulan yg satu terlalu deket ama matahari. Terjadi keretakan, kemudian pecah. Keluarlah beribu naga. Sampai saat ini kabarnya cuma sisa 3
Quote:
Original Posted By ErixDW►Ini masuk ga gan?
Secara filmnya mendunia, whekekekeke...
"Why is the moon so lonely? Because she used to have a lover. His name was Kuekuatsu and they lived in the spirit world together. And every night, they would wander the skies together. But, one of the other spirits was jealous. Trickster wanted the Moon for himself. So he told Kuekuatsu that the Moon had asked for flowers; he told him to come to our world and pick her some wild roses. But Kuekuatsu didn't know that once you leave the spirit world, you can never go back. And every night, he looks up in the sky and sees the Moon and howls her name. But... he can never touch her again."
Original Posted By umadrobot►ada lagi gan..legenda kue mochi..jepang.
yg buat kelinci2 dari bulan yg tinggal di bagian gelapnya ato sisi lain nya bulan... gak keliatan dari bumi.....
Quote:
Original Posted By TieriaErde►Tambahan gan untuk yg kisah Chang'E
Spoiler for :
Chang'E tinggal di bulan karena tidak tahan akan kesombongan suami nya yang bernama Hou Yi yang berhasil memanah 9 matahari.
Dulu dikisahkan muncul 10 matahari di langit dan nyaris membunuh seluruh makhluk di bumi. Lalu para dewa mendengar ada seorang pemburu ulung yang bernama Hou Yi dan istri nya yg cantik bernama Chang'E. Menurut kabar angin, sekali Hou Yi melepas anak panah, maka tidak akan ada lagi anak panah kedua yang melesat dari busur nya alias selalu tepat sasaran.
Para Dewa lalu memberikan Houyi 9 buah anak panah sakti untuk memanah 9 matahari di langit. Jika Hou Yi berhasil, maka Hou Yi akan diberikan keabadian dan kekuatan serta berhak menduduki posisi yang setara dengan para dewa di langit. Tugas tersebut berhasil dilakukan oleh Hou Yi dan dia pun diberikan anugrah yg dijanjikan oleh para dewa berupa pil abadi sebanyak 9 butir sama seperti 9 matahari yang ia panh. Tapi Hou Yi malah menjadi sombong dan angkuh semenjak mendapatka anugrah tersebut. Istri nya Chang'E sudah berulang kali menasehati Hou Yi tetapi tidak di dengar sama sekali dan kelakuan Hou Yi semakin parah.
Alhasil, suatu malam ketika Hou Yi sedang keluar utk minum, Chang'E mencuri pil abadi tersebut dan celaka nya Hou Yi yang lupa membawa uang untuk pergi minum memergoki Chang'E yang berusaha mencuri pil abadi milik Hou Yi. Dalam keadaan panik, Chang'e pun menelan semua pil abadi tersebut hingga membuat tubuh nya menjadi ringan dan mulai melayang meninggalkan bumi.
Hou Yi yang menyesal hanya bisa menangis berteriak memohon kepada Chang'E untuk kembali. Tapi terlambat Chang'E terus melayang ke bulan dan tak terlihat lagi
Sumber: Dosen native ane dari China
Quote:
Original Posted By pirlope21►Yang legenda Chang'e itu sama kek di serial kera sakti gak? Adik chang'e yg jd cinta sejatinya Panglima Tien Feng alias Cu Pat Kay.. sehingga muncullah quote sepanjang masa dr Bang Pat Kay..
"Memang begitulah cinta, penderitaannya tiada pernah berakhir.."
Pejwan gan, biar ada yg jawab..
Quote:
Original Posted By pappin►ane suku jawa gan, waktu ane kecil, nenek ane biasa cerita tentang gerhana bulan. waktu bulan purnama hilang secara perlahan, diyakini ada raksasa yang bernama GHRAONO sedang memakan bulan.
bagi ibu yang sedang hamil diwajibkan untuk menanak nasi malem itu juga, biar bayi yang ada d dalam kandungan gak ikut dimakan si raksasa.
Quote:
Original Posted By sadiklpsoldier►kalo di tempat ane dulu orang menyebut yang di bulan itu nenek randa yang lagi manjurai (maaf ane nggak tau bahasa indonesianya manjurai itu apa) trus kalo misalnya ada benang putih yang jatuh dari langit (orang barat menyebutnya angel hair) itu katanya benang dari nenek randa yang jatuh dari bulan dan itu pertanda sebentar lagi akan ada banjir datang
Quote:
Original Posted By UnCalled►ada lg, gan...
ada legenda jaman dlu yg nyebut klo bulan purnama trs warna bulannya merah dan ada kaya cincinnya gt. katanya bakal ada orang terkenal meninggal. waktu itu ane diceritain gt, bsknya Sophan Sopian meninggal . jd ane sedikit percaya legenda ini.
pekiwan klo berkenan
Quote:
Original Posted By artgarage►Kisah ini terjadi ketika para raksasa dan para Dewa bekerja sama mengaduk lautan susu untuk mencari “Tirtha Amertha” atau Tirtha Kamandalu. Konon siapa saja yang meminum tirtha itu maka dia akan abadi (tidak bisa mati). Maka setelah tirtha itu didapatkan kemudian dibagi rata. Tugas membagi tirtha adalah Dewa Wisnu yang menyamar menjadi gadis cantik, lemah gemulai. Dalam kesepakatan diatur bahwa para Dewa duduk dibarisan depan sedangkan para Raksasa dibarisan belakang.
Syahdan ada Raksasa bernama “Kala Rahu” yang menyusup dibarisan para Dewa, dengan cara merubah wujudnya menjadi Dewa. Namun penyamarannya ini segera diketahui oleh Dewa Candra atau Dewa Bulan. Maka ketika tiba giliran Raksasa Kala Rahu mendapatkan “Tirtha Keabadian”, disitulah Dewa Candra berteriak. “Dia itu bukan Dewa, dia adalah Raksasa Kala Rahu”. Namun sayang tirtha itu sudah terlanjur diminum. Maka tak ayal lagi Cakra Dewa Wisnu menebas leher Sang Kala Rahu. Maka demikianlah, karena lehernya sudah tersentuh oleh Tirtha Keabadian, sehingga tidak bersentuh oleh kematian. Wajahnya tetap hidup dan melayang-layang diangkasa. Sedangkan tubuhnya mati, karena belum sempat tersentuh oleh tirtha kamandalu. Sejak saat itu dendamnya terhadap Dewa Bulan tak pernah putus-putus, dia selalu mengincar dan menelan Dewa Bulan pada waktu Purnama. Tapi karena tubuhnya tidak ada maka sang rembulan muncul kembali kepermukaan. Begitulah setiap Sang Kala Rahu menelan Dewa Bulan terjadilah Gerhana.
Quote:
Original Posted By gantekng►ane tambahin gan... dari suku Dayak Benuaq
Spoiler for kisah Kilip dan Putri Bulan:
Alkisah di pedalaman Kalimantan, tinggallah seorang pemuda dari Suku Dayak Benuaq bernama Kilip. Kilip hidup sebatang kara. Dia tidak mempunyai saudara, sementara kedua orang tuanya pun telah lama meninggal dunia. Untuk menyambung hidupnya, setiap hari Kilip mengolah ladang warisan orang tuanya. Sesekali Kilip juga berburu binatang hutan bersama teman-temannya.
Suatu hari, Kilip diajak berburu oleh teman-temannya. Dengan bersenjatakan sumpit dan mandau, mereka berangkat ke hutan. Suku Dayak memang biasanya menggunakan mandau dan sumpit bila berburu di hutan. Mandau adalah semacam pedang khas Suku Dayak yang dapat digunakan untuk memangkas ranting-ranting pohon yang menghalangi jalan. Sementara sumpit digunakan untuk menyumpit hewan buruan baik berupa burung ataupun binatang lainnya. Menjelang siang, sampailah mereka di hutan.
“Hari ini kita berburu burung saja ya Kilip, sudah agak lama aku tidak makan daging burung”, ujar temannya.
“Baiklah, tapi kalau tidak ada burung, rusapun jadilah!”, sahut Kilip.
Setelah beberapa lama berburu mereka berdua pun pulang ke rumah. Hari itu mereka dapat 3 ekor burung dan itu sudah dirasakan cukup. Disepanjang perjalanan, teman Kilip tadi mengajak Kilip untuk pergi merantau suatu hari kelak.
“Di rantau kita bisa menjumpai banyak hal!”, ujar temannya.
“Iya..tapi mana mungkin aku pergi? Siapa nanti yang akan mengurus ladangku?’, tanya Kilip sedih.
Dulu Kilip memang pernah punya keinginan untuk pergi merantau. Tapi itu dulu, ketika kedua orang tuanya masih hidup. Dan sekarang Kilip hanya bisa membuang jauh-jauh keinginannya itu.
Selain berladang dan berburu, Kilip juga mempunyai kegemaran bermain sampek. Sampek adalah sejenis alat musik petik khas Suku Dayak, bentuknya berbadan lebar, bertangkai kecil, panjangnya sekitar satu meter, memiliki beberapa buah dawai. Sepintas bentuk sampek lebih menyerupai gitar. Saking piawainya memainkan sampek, maka setiap orang yang mendengar dentingan dawai sampek Kilip pasti akan berdecak kagum. Irama dan bunyi yang dilantunkannya kadang terdengar mendayu-dayu memecah kesunyian malam. Sementara jari-jarinya memetik dawai sampek, pikiran Kilip pun menerawang jauh ke masa lalu. Dulu ketika orang tuanya masih ada, setiap hari selepas senja, Kilip senantiasa memainkan sampek bersama orang tuanya di teras rumahnya. Begitulah, seperti malam itu Kilip memainkan sampeknya dengan penuh perasaan. Dari kejauhan alunan lagu yang dimainkan Kilip terdengar begitu menyayat hati. Dia tidak menyadari bahwa malam itu sebenarnya malam bulan purnama. Seharusnya pada malam itu bulan bersinar dengan terangnya, tapi entahlah malam itu terasa gelap gulita. Meskipun gelap gulita, Kilip tidak peduli. Ia tetap saja memainkan sampeknya dengan merdu. Dengan memainkan sampek kesayangannya itu, kerinduan Kilip terhadap orang tuanya terasa terobati.
Sementara itu, dilangit tampak Puteri Bulan sedang meronta-ronta hendak melepaskan diri dari genggaman tangan raksasa. Raksasa itu bernama Ruha. Setiap bulan purnama, Ruha selalu ingin memangsa Puteri Bulan yang cantik rupawan.
“Lepaskan aku Ruha, aku tidak mau kamu mangsa!”, jerit Puteri Bulan kesakitan.
“Aku masih ingin menyinari bumi ini”, lanjutnya sambil sekuat tenaga melepaskan diri dari genggaman tangan Ruha.
“Hahahaha…tidak akan kulepaskan kau puteri cantik”, Ruha menjawab dengan riangnya.
“Sebentar lagi aku akan menelanmu bulat-bulat hahaha…”, semakin erat Ruha menggenggam Puteri Bulan.
“Aaaa….sakit telingaku, bunyi apakah ini?’, tiba-tiba Ruha berteriak kesakitan.
Tangan satunya berusaha menutup telinganya, sementara yang satunya lagi tetap menggenggam Puteri Bulan.
“Aduh..! Hentikan..! Sakit sekali telingaku!”, akhirnya saking tidak tahannya mendengar bunyi yang menurutnya menyakitkan telinga, Ruha tanpa sadar melepaskan salah satu tangannya yang masih menggenggam Puteri Bulan.
Ruhapun akhirnya pergi menjauh meninggalkan Puteri Bulan. Begitulah, akhirnya Puteri Bulan pun terlepas dari cengkeraman si raksasa Ruha. Langit pun menjadi terang benderang kembali. Semua itu bisa terjadi karena adanya suara yang mendayu-dayu dari sebuah sampek. Puteri Bulan pun mencari asal sumber suara itu. Dan ketika turun ke bumi, didapatinya Kilip sedang memainkan sampeknya dengan merdu.
“Wahai anak muda, pandai sekali kamu memainkan sampek itu”, berkatalah Puteri Bulan.
Kilip yang sedang asyik memainkan sampeknya, terkejut ketika dihadapannya berdiri seorang puteri nan cantik jelita.
“Siapakah tuan puteri ini dan hendak ada keperluan apa mengunjungi hamba?”, dengan ragu Kilip bertanya.
“Aku Puteri Bulan, aku ingin berterima kasih kepadamu karena telah menolongku melepaskan diri dari cengkeraman raksasa Ruha”, jawab Puteri Bulan.
Akhirnya Puteri Bulan pun menceritakan kejadian yang baru dialaminya.
“Karena itulah, sebagai ucapan terima kasihku, aku akan mengabulkan semua keinginanmu”, jelas Puteri Bulan.
“Maafkan hamba tuan puteri, hamba ini sebatang kara di dunia ini, hamba cuma ingin pergi merantau”, ucap Kilip.
“Kata teman saya, dirantau akan banyak hal-hal baru yang dapat saya jumpai dan pelajari, tapi sepertinya itu tidak mungkin…”, ujar Kilip dengan nada sedih.
“Mengapa tidak mungkin?”, tanya Puteri Bulan heran.
“Hamba tidak mungkin meninggalkan ladang peninggalan orang tua saya tuan puteri. Kalau saya pergi siapa nanti yang akan mengurusnya?’, ujar Kilip.
Puteri Bulan pun tersenyum mendengar ucapan Kilip. Dengan lembut Puteri Bulan berkata, “Kamu tidak usah khawatir Kilip, sekarang juga kamu bisa mewujudkan keinginanmu, sekarang pegang tanganku!”.
Tiba-tiba Puteri Bulan sudah menggandeng tangan Kilip dan ajaib sekali, dalam sekejap Kilip pun terbang ditemani oleh Puteri Bulan. Kilip dibawa terbang laksana burung enggang berkeliling ke seluruh penjuru negeri. Kilip sangat senang melihat pemandangan di bawah. Apalagi malam itu terang bulan. Nun jauh di sana tampak lembah, ngarai, gunung, sungai, sawah dan juga rumah-rumah penduduk. Dia begitu takjub, ternyata dibawah sana banyak sekali suku-suku yang mendiami pulau dimana ia tinggal. Ada Dayak Maanyan, Dayak Ngaju, Dayak Kenyah, Dayak Abal dan masih banyak lagi. Menjelang pagi hari, petualangan Kilip bersama Puteri Bulan pun berakhir. Kilip sangat senang sekali malam itu. Tak henti-hentinya ia mengucapkan terima kasih kepada Puteri Bulan. Puteri Bulan pun tersenyum lega.
Demikianlah, walaupun hanya satu malam, tapi petualangan Kilip malam itu tidak akan pernah terlupakan. Ada banyak hal yang dapat ia jumpai dan pelajari diluar sana. Dan semua itu bisa terwujud karena kepandaiannya memainkan sampek kesayangannya.
Quote:
Original Posted By devolover►Kalau d tempat ane bulan itu bentuknya seperti ada org yang lagi sholat gan, posisinya skrg udah duduk tahiyat akhir nah kalau dia udah salam nanti dunia akan kiamat cerita dari temen-temen ane si gan waktu masih kecil dulu.
Quote:
Original Posted By dannihutomo►Kalo ora jawa gini gan. Ketika gerhana bulan terjadi, itu tandannya bulan di langit telah di makan buto atau raksasa. Dan biasanya, hal yg di lakukan saat fonema itu terjadi adalah mengetuk ngetukan kuku kita dengan kuku juga. Jari jempol dgn jari jempol gan hehe. Dan suara yg di hasilkan akan terdengar keras oleh raksasa di langit, meskipun kita nggak denger sama sekali hasil ketukan itu hehe... Taruh page one gans
Quote:
Original Posted By zenigame14►satu lagi penampakan dibulan selain kelinci itu kodok gan, tepatnya kodok berkaki tiga (Chan Chu)
kisahnya berkaitan ma Chang E. krn ada banyak versi, kisah kodok ini salah satunya. setelah Chang E nelen pil dia terbang ke bulan & ga bisa turun lagi, trus dia muntahin seekor kodok berkaki tiga, setelahnya Chang E tinggal dibulan selamanya. kelinci bulan udah ada lebih dulu dibulan, kerjaannya tiap hari cuman numbuk obat, dibulan jg ada Wu Gang sipenebang pohon yg tiap hari kerjaannya cuman nebangin pohon....
Arti pepatah ini merindukan sesuatu yang mustahil untuk diraih. Arti dari pungguk sendiri yaitu: Sejenis burung hantu. atau ada yang mengatakan pungguk yaitu: sejenis burung yang suka hinggap di pohon yang tinggi dan bernyanyi pada malam hari, terutama pada bulan purnama. Konon, pada malam terang bulan itu, burung pungguk itu sangat merindukan Putri Bulan. Ia mengalami patah hati karena cintanya tak sampai.
kisah dari pepatah ini adalah sbb, kisah ini diambil dari forum detik.com.
Zaman dahulu di bulan terdapat sebuah taman yang amat indah. Di taman itu tumbuh pohon-pohonan hijau yang dihuni oleh berbagai macam burung. Di tengah-tengahnya ada sebuah kolam yang berlumpur. Dari dalam kolam itu menyembul berjenis-jenis bunga teratai. Di sekeliling pagar kolam itu bermekaran bunga-bungaan aneka warna. Keindahannya sungguh menawan setiap gadis dan pemuda yang lewat.
Suatu sore, menjelang matahari tenggelam, seorang gadis cantik berjalan-jalan di taman itu. Nama gadis itu Putri Bulan. Ia diiringi beberapa gadis dayang-dayang antara lain Awan dan Mega. Dari pohon-pohon terdengar nyanyian burung yang bersahut-sahutan, seolah-olah mengiringi perjalanan putri itu. Burung-burung besar sepeti Garuda, Rajawali dan Gandasuli, bertugas mengawasi kalau-kalau ada pemuda iseng yang mengganggu putri itu.
Ada seorang pemuda tampan, namanya Si Pungguk. Ia juga ingin menikmati keindahan taman itu. Dilihatnya Putri Bulan yang cantik itu memetik beberapa kuntum bunga. Ketika mata pemuda itu bertatapan dengan Putri Bulan, seketika pemuda itu jatuh cinta. Demikian pula Putri Bulan. Ia sangat terpesona melihat ketampanan pemuda itu.
Burung Garuda yang sejak tadi mengawasi gerak-gerik pemuda itu, tiba-tiba hinggap di depannya. “Hai, Pungguk!” bentaknya. “Jangan coba-coba mendekati Putri Bulan! Kau rakyat jelata! Ayo pergi jauh!” katanya sambil mengepakkan sayapnya lebar-lebar.
Sebelum pergi Si Pungguk membuang pandang sekali lagi kepada Putri Bulan. Putri Bulan pun membalasnya dengan senyum. Sesungguhnya gadis cantik itu sangat kecewa melihat tindakan Garuda yang tidak santun itu. Apa boleh buat! Pemuda tampan itu harus meninggalkan tempat itu dengan hati yang tergores.
Sebuah bintang yang melihat kejadian itu sangat kasihan kepada Si Pungguk. Bintang itu mendekat. “Kasihan kau Pungguk!” katanya. “Percuma kau mencintai Putri Bulan. Ia gadis bangsawan, sedangkan kau orang kebanyakan. Sebaiknya kau pergi ke puncak gunung. Berdoalah di sana dan lupakanlah segalanya!”
Namun pemuda tampan itu tidak mau menyerah. Ia tidak bisa melupakan pandangan pertama gadis cantik itu. Demikian pula Putri Bulan. Sejak kejadian itu, gadis bangsawan itu sangat rajin pergi ke taman. Ia berpesan kepada Awan dan Mega, agar memberi kesempatan kepada pemuda itu untuk menjumpainya.
“Aku cinta padamu!” demikian kata pemuda itu dalam sebuah kesempatan.
“Aku pun mencintaimu,” jawab Putri Bulan. “Tapi sayang, ayahku telah menjodohkanku dengan pemuda lain. Sekarang cepatlah pergi! Banyak burung yang mencurigai pertemuan kita.”
“Jadi putri bangsawan itu mencintaiku. Aku tidak bertepuk sebelah tangan,” demikian bisik hati Si Pungguk. Sesaat ia merasa senang, tetapi kemudian ia bersedih. Apa maksud kata-kata Putri Bulan yang terakhir itu? Bukankah hal itu berarti sang kekasih akan menjadi milik orang lain? Demikian pertanyaan yang muncul di benaknya.
“Makanya, ikutilah nasihat si Bintang,” kata burung merpati yang hinggap di sebelahnya. “Cintamu sia-sia saja! Janganlah bersedih, lupakanlah semuanya dengan berdoa di puncak gunung!”
Siang-malam Si Pungguk merenung. Tidak mudah menyembuhkan hati yang terluka. Kadang-kadang ia menyesali diri, mengapa ia lahir sebagai orang kebanyakan. Ah, tidak! Ia akan mencoba mengikuti nasihat si Bintang dan si Merpati. Ia pergi ke puncak gunung. Di sana ia merenung dan berdoa selama empat puluh hari.
PUTRI Bulan menyadari bahwa jawabannya pasti mengecewakan si Pungguk. Ia juga tidak dapat melupakan pemuda tampan itu. Cintanya tetap bergelora. Sebagai tanda cinta yang murni, ia ingin menyampaikan sebuah kenang-kenangan. Tetapi setiap ke taman, gadis bangsawan itu tidak pernah berjumpa dengan pemuda idamannya.
---
Ia bertanya kepada Awan, Mega, dan Garuda, apakah yang terjadi atas pemuda idamannya itu. Barulah setelah genap empat puluh hari, burung Cendrawasih menyampaikan berita kepada Putri Bulan. "Tuan Putri!" katanya. "Si Pungguk berdoa di puncak gunung. Sekarang ia mengakhiri doanya dan akan datang ke taman ini."
Maka terjadilah pertemuan yang mengesankan itu. Putri Bulan sekali lagi menyatakan cintanya. Ia mengikatkan selembar kain kudung di leher si Pungguk. Si Pungguk membalasnya dengan pelukan mesra.
Plak! Tiba-tiba burung Garuda menyerang Si Pungguk. Pemuda itu jatuh, kepalanya berdarah. Ia bangkit lalu menghunus pedang. Belum sempat membalas, burung Rajawali memukulnya bertubi-tubi dari belakang. Si Pungguk terhuyung-huyung tak berdaya. Burung Gandasuli lalu mendorongnya keras-keras. Pemuda tampan itu jatuh ke dalam kolam lumpur. Badannya berlepotan, nafasnya terengah-engah. Ia berusaha bangkit, tetapi ketiga burung besar itu menghadangnya. Akhirnya si Pungguk mati tenggelam.
Putri Bulan yang menyaksikan kejadian itu menangis. Demikian pula Awan dan Mega. Mereka tak kuasa menghadang tindakan burung-burung yang kejam itu. Tak lama berselang, gadis yang patah hati itu ingin melihat jazad si Pungguk. Aneh, jazad yang membusuk itu telah berubah menjadi seonggok jamur. Jamur itu bergerak perlahan-lahan, berdiri, menggeliat, lalu berubah menjadi seekor burung. Burung itu berusaha mendekati Putri Bulan, tetapi tak kuasa. Ia terbang, terbang, lalu jatuh di bumi.
Nah, itulah si Pungguk, pemuda patah hati yang telah menjadi burung. Konon sampai sekarang pun burung itu masih merindukan kekasihnya. Setiap malam terang bulan ia hinggap di pohon yang tinggi. Ia berharap curahan cintanya dapat didengar oleh Putri Bulan. "Pung guk, pung guk!" katanya berulang-ulang.
***
Jadi, hubungan cinta antara si Pungguk dan Putri Bulan adalah cinta-menyintai. Gayung bersambut, dan bukan bertepuk sebelah tangan. Karena sistem lapisan masyarakat yang tertutup (tradisional), jalinan cinta itu menjadi kasih tak sampai; dengan kata lain tidak sampai ke ujung pelaminan. Pasangan itu harus berpisah selama-lamanya. Cinta murni tak kuasa menembus tembok tebal feodalisme.
Sekarang tembok tebal itu tidak hanya tersusun dari bahan feodalisme, tetapi juga dari sistem kebangsaan, kepercayaan, ekonomi, adat istiadat, kebudayaan, dll. Betapa sulitnya cinta murni itu menembus sekat-sekat yang kaku itu. Diperlukan waktu yang panjang, prosedur yang rumit, sosialisasi yang melelahkan. Cobalah teliti berapa korban cinta yang terjadi karena tembok tebal bikinan manusia itu.
Timbul dalih, benarkah ada cinta murni? Mungkin benar apa yang dikatakan orang-orang tua zaman dulu; cinta tumbuh setelah naik ke pelaminan. Putri Bulan tak perlu mengangan-angankan bertemu dengan Si Pungguk, sebab orangtuanya sudah memilihkan pasangan yang "ideal". Jalinan cinta akan tumbuh dengan sendirinya setelah pasangan yang "ideal" itu bertemu dalam mahligai perkimpoian. Tinggal si Pungguk yang selalu mencurahkan isi hatinya kepada Putri Bulan, padahal putri yang cantik itu belum tentu mau mendengarkannya.
Kalau demikian, perkimpoian yang terjadi dalam batas-batas tembok yang tebal itu hanyalah dongeng belaka. Itu pun secara samar-samar diarahkan bahwa tembok tebal itu sesungguhnya tidak ada. Cinderella yang cantik bukan gadis kebanyakan, tetapi putri bangsawan yang diperlakukan buruk oleh ibu tirinya. Sang Kodok yang kimpoi dengan putri raja, sebetulnya bukan kodok sungguhan tetapi penjelmaan pangeran.
Jalinan cinta yang berakhir dengan perkimpoian seperti kisah Cinderella atau Pangeran Kodok itu, dapat dilihat dari dua segi. Pertama, untuk mewujudkan perkimpoian itu, seseorang harus melakukan perjuangan, dan kedua, dongeng itu sendiri sudah melakukan perlawanan sehingga sekat-sekat yang membatasi harkat kemanusiaan itu tak ada sama sekali.
Bagaimana kenyataannya? Sudah tercapaikah keinginan dongeng "Cinderella", "Pangeran Kodok" dan "Si Pungguk Rindukan Bulan"?
Quote:
Original Posted By KodokBuluw►di masyarakat kami, dayak iban ketungau, kalbar juga memiliki legenda tersendiri. dikatakan bahwa gambaran yg terlihat berwarna hitam yg terlihat saat bulan purnama adalah seorang nenek yang memegang alat penangkap ikan yang dinamakan Pemansai (berbentuk seperti keranjang utk menangkap ikan kecil dan udang di sungai). ane lupa nama si nenek dan crita lengkapnya. kalo TS mo masukin ke pekiwan tar ane tanya orang2 tua yg msh tau critanya n ane post disni deh.
dan 1 hal yg masih dilakukan smpai hari ini adalah tradisi pembebasan bulan pada saat gerhana karena diyakini pada saat tsb bulan sedang dlm usaha utk di telan Raong, sejenis kodok berkulit kasar. tradisi tsb dilakukan dengan menembak menggunakan senjata lantak, senjata patah ( booman/shootgun rakitan) sampai gerhana berakhir yang diiringi dengan tabuhan bunyi2an dari gendang dan gong khas msyarakat dayak.
Quote:
Original Posted By nazarvhe►di bulan terdapat nenek sedang dalam posisi rukuk.. berdiri membungkuk seperti saat sholat..
konon apabila nenek itu sujud dunia akan kiamat... sereemmm bangettttttt !!!!!
ane jd parno sendiri kalau liat bulan karna pola.pikir itu diberikan dari ane kecil.. dan terus ingat.hingga sekarang..
"Barangsiapa yang mampu untuk meletakkan harta simpanannya di langit -sehingga tidak dimakan oleh ulat, dan tidak pula bisa disentuh para pencuri-maka lakukanlah, karena hati seseorang bersama harta simpanannya" (Al-Fawaaid karya Ibnul Qoyyim rahimahullah hal 159)
Nasehat yang berharga agar menyimpan harta di langit yaitu dikeluarkan untuk di jalan Allah dengan disedekahkan atau diwakafkan atau semua yang diridoi oleh Allah. Karena jika telah dikeluarkan sesuai yang diridoi Allah maka harta telah menjadi aman, tidak usah dipikirkan lagi, pasti terjaga hingga di akhirat kelat. Adapun jika harta masih di simpan maka akan menjadi beban pikiran, takut rusak dimakan ulat -jika berupa tumbuhan-, atau dicuri, atau, bangkrut, atau berkurang, dll.
Anda akan meninggalkan The Lounge. Apakah anda yakin?
Lapor Hansip
Semua laporan yang masuk akan kami proses dalam 1-7 hari kerja. Kami mencatat IP pelapor untuk alasan keamanan. Barang siapa memberikan laporan palsu akan dikenakan sanksi banned.