Pendidikan di Indonesia? Beberapa orang mungkin akan bosan untuk membahasnya. Tapi, untuk para akademisi yang ingin pendidikan di Indonesia lebih maju lagi, tentunya ini merupakan topik yang selalu hangat. Banyak yang merasa pendidikan di negara kita masih selalu kurang dan membutuhkan perhatian yang lebih dari saat ini. Mungkin sampai saat ini, kalian semua tahu bahwa pendidikan di Indonesia masih belum bisa menjangkau ke titik-titik terjauh atau pelosok negeri bumi pertiwi ini. Bagaimana negara ini akan maju jika generasi masa depannya tidak bisa merasakan pendidikan yang layak dan berkualitas?
Tentunya banyak sekali harapan dan mimpi dari para akademisi Indonesia, khususnya kaum muda dan intelektual yang sudah berkesempatan merasakan pendidikan yang sangat berkualitas. Untuk itu, tim berkuliah.com akan menampilkan berjuta mimpi dari mahasiswa Indonesia yang ada di luar negeri. Mari kita simak ulasannya di bawah ini.
Seandainya kamu menjadi Menteri Pendidikan Indonesia, apa yang akan kamu lakukan untuk membuat pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik?
Spoiler for Devi Rizal:
Devi Rizal, Ketua Umum PPI Finlandia, S2 di Helsinki Metropolia University of Applied Science (UAS), Finlandia.
Kalo saya jadi Menteri Pendidikan : saya akan membangun pendidikan negeri ini dengan semaksimal mungkin, langkah-langkahnya antara lain : memanfaatkan dana pendidikan yang ada untuk pengadaan alat belajar dan pembangunan infrastruktur, kemudian dengan banyaknya mahasiswa kita yang mendapatkan beasiswa ke luar negeri maka saya akan memberikan kesempatan bagi mereka semua untuk membantu program-program yang telah dicanangkan sehingga kualitas dan pengalaman mereka akan lebih bermanfaat.
Spoiler for Megah Andriyani:
Megah Andriany, S3 di Prince of Songkla University, Thailand
Sebenarnya mimpi saya menjadi Menteri Kesehatan, tapi kalau saya nantin akhirnya jadi Menteri Pendidikan, maka saya akan menekankan kurikulum pada pembangunan karakter bangsa.
Spoiler for Suhendy:
Suhendy Lie, Oxford Brookes University, Singapura
Penyetaraan kualitas pendidikan dulu sih. Dimana guru-guru juga diberikan pelatihan untuk jadi capable dalam mengajar. Soalnya untuk sekarang aku rasa cuma di sekolah-sekolah tertentu aja yang gurunya bagus, kan pendidikan sama dengan kualitas SDM kita.
Aku yakin budget APBN untuk pendidikan kita itu besar, trus kenapa nggak dimanfaatin buat itu? Aku yakin kalau nggak dikorupsi, itu budget bisa buat cover anak-anak yang nggak bisa sekolah.
Spoiler for Rian:
Rian Isharyanto, S2 di University of Queensland, Australia
Kalau Allah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi menteri pendidikan, maka saya akan memperbaiki beberapa aspek. Aspek yang paling utama dan perlu dibangun adalah pembentukan karakter pada kurikulum pendidikan dasar.
Mengurangi perubahan kurikulum yang terlalu sering, karena perubahan kurikulum sangat berpengaruh terhadap anggaran pendidikan indonesia. Selain itu, perubahan kurikulum ini juga berpengaruh terhadap kontinuitas program pendidikan.
Spoiler for Agdiosa:
Agdiosa Manyan, Queensland University of Technology (QUT), Australia
Kalo saya ingin memasukkan pendidikan karakter ke dalam kurikulum. Saya ingin sikap dan kelakuan dihargai sama dengan nilai yang didapatkan di sekolah. Bagaimana menerapkan disiplin dan kesadaran yang akan tertanam dalam pikiran anak Indonesia. Jangan sampai melahirkan seseorang yang cerdas dan pintar namun korupsi.
Yang kedua adalah menerapkan pendidikan soft skill. Bukan hanya pintar dan nilai yang bagus yang dibutuhkan untuk sukses, soft skill yang baik juga diperlukan. Skill untuk bersosialisasi, berbicara depan umum, berani untuk berpendapat. Skill-skill tersebut harus dapat ditanamkan kepada generasi muda kita.
Yang terakhir adalah penambahan pelajaran-pelajaran yang mengeksplorasi potensi anak. Hanya karena dia tidak pandai matematika, bukan berarti dia tidak bisa sukses. Mungkin bakat dan ketertarikannya ada di seni, yang seharusnya bisa mereka eksplore lebih jauh dari kecil.
Savira Ralie, S1 di University of Queensland, Australia
Pertama-tama, aku akan memikirkan kesejahteraan rakyat dulu, memberikan lapangan kerja untuk keluarga agar bisa membiayai pendidikan anaknya.
Kedua, aku akan merubah sistem pendidikan Indonesia menjadi lebih efisien, yang aku maksud dengan efisien adalah setiap anak berhak memilih mata pelajaran apa yang mereka mau pelajari. Aku percaya jika anak dipaksa untuk mempelajari sesuatu, bila itu tidak sesuai dengan passion mereka maka itu akan cenderung menimbulkan kegagalan dan membuat anak merasa seakan-akan bodoh. Pada akhirnya sang anak akan membenci kegiatan belajar di sekolah.
Spoiler for Ben:
Ben K.C Laksana, S2 di Victoria University of Wellington, New Zealand
Kalau seandainya saya menteri pendidikan, kurikulum akan saya rombak secara menyeluruh agar mendorong terbentuknya pemikiran kritis dan kreatif di siswanya. Selain perombakan kurikulum saya juga akan memperbaiki cara pengajaran atau pedagogi pendidikan Indonesia agar pedagogi dan kurikulum saling mendukung dalam pembelajaran kritis siswanya. Salah satunya caranya adalah dengan membaca buku secara kritis.
Spoiler for Popy Kirana:
Popy Kirana, S1 di UGM, Pertukaran Mahasiswa Program Erasmus Mundus-Panacea Project, Polandia
Kalo jadi Menteri Pendidikan,...Propose budget ke pemerintah pusat buat membangkitkan pendidikan di beberapa titik terluar Indonesia yang makin riskan buat ngikut ke negara tetangga. Programnya jadi proyek 5 tahun dan harus kerjasama dengan kementerian ekonomi dan perhubungan, soalnya kalo pembangunan dari pendidikan aja ga akan jalan, pusat ekonomi yang kiblatnya ke Indonesia dan instrastuktur ke daerah mesti dibangun. Kebijakan lainnya, bukan mewajibkan, tapi menyarankan setiap universitas untuk ada KKN. Banyak universitas di Jakarta yang gada program KKN, diganti dengan program magang di perusahaan. bagus memang, tapi mahasiswa dari kota besar ini ga pernah tau ada bagian Indonesia yang njomplang banget. mungkin mereka tau dari media, tapi ga pernah besentuhan lagsung, jadi cuma sekedar tau.
Spoiler for Anggraini Fatmawati:
Anggarani Fatmawati, Universidad Politecnica de Valencia, Spanyol
Sejujurnya, yang kurang dari pendidikan di indonesia adalah kita masih berfokus pada teoritis, belum terlalu banyak pada praktek. Jadi anak-anak dan mahasiswa banyak yang dituntut untuk paham teori a b c dll, tetapi kurang praktek langsung bagaimana/aplikasi secara langsung dari a b c dll tadi.
Jadi, saya mungkin ingin pendidikan di Indonesia diperbanyak praktek di lapangan, jadi belajar teori sekaligus mempraktekkannya.
Spoiler for Hendra:
Hendra Wong, Nanyang Technological University, Singapura
1. Memberikan lebih banyak beasiswa untuk pelajar-pelajar berprestasi, karena dengan ini pelajar-pelajar lebih terdorong untuk belajar lebih keras untuk menjadi juara.
2. Tax deduction untuk perusahaan/perseorangan yang mau membantu/menyumbang di sekolah2-sekolah yang kurang mampu.
3. Mengambil contoh di Singapura, untuk SD, SMP, SMA, dikurangi jumlah pelajarannya, dan lebih didalami pelajaran utama. Contoh: pelajaran agama cukup sampai SMP saja. Tidak perlu ada di SMA, dan sebagai ganti, Matematika diperdalam, terutama kualitas soal ujian.
Spoiler for Micha:
Micha Gracianna Devi, Universitas Santiago de Compostela, Spanyol
Saya akan memperketat seleksi staff pengajar agar tidak hanya sekedar pintar sesuai bidang, tetapi mampu menyalurkan ilmunya dengan efektif. Dilakukan training staff lebih baik dalam berbahasa asing juga lebih disupport dalam insentif dan penelitian. Kolaborasi antar institusi pendidikan, perusahaan, lembaga pemerintahan, masyarakat dll ditingkatkan. Mahasiswa lebih didorong untuk belajar bahasa asing tidak hanya bahasa inggris tp lainya agar mampu bersaing dgn mahasiswa asing.
Spoiler for Syaiful:
Syaiful Umam Mahmudi, S1 di Mu’tah University, Yordania
Jika saya jadi menteri pendidikan, hal pertama yang akan saya lakukan adalah lebih menggalakan pendidikan mental pada anak usia dini, seperti pendidikan berdisiplin dan anti korupsi. Untuk kurikulum pendidikan saya akan menerapkan kurikulum yang berbasis keaktifan murid di dalam kelas sehingga suasana kelas hidup. Jadi, ada komunikasi dua arah, bukan seperti yang sudah terjadi, guru menerangkan dan murid hanya mendengarkan.
Kalau berkenan, ane juga minta tolong rate bintang lima, sama rekomendasi agan agar trit ini jadi Hot Thread (rekomendasi di SINI gan)