[PEMUDA INDONESIA MASUK] ANDAI AKU MENTRI PENDIDIKAN INDONESIA.. Part 1
TS
papilionaceae
[PEMUDA INDONESIA MASUK] ANDAI AKU MENTRI PENDIDIKAN INDONESIA.. Part 1
no repost
Kepemimpinan Indonesia yang baru di tangan Pak Jokowi akan banyak yang berubah, tak terkecuali para mentri yang mengusung konsep revolusi mental. Berbagai respon muncul menanggapi hal tersebut. Mulai dari antusiasme, respon negatif, serta usulan-usulan dari berbagai pihak, serta langkah yang harus dilakukannya.
Menanggapi fenomena tersebut, tim Berkuliah.com telah berhasil menginterview para kaum muda dari berbagai latar belakang, baik yang berprofesi sebagai mahasiswa, aktivis, ataupun kegiatan lainnya. Bagaimanakah tanggapan mereka seandainya menjadi seorang Menteri Pendidikan? Berikut ulasannya:
Spoiler for pemuda:
Ilham Fariq Maulana,20 tahun, ketua umum lembaga pers mahasiswa Visi Fisip UNS
Menjadi Menteri Pendidikan bukan perkara mudah. Secara jelasnya memberikan kemudahan akses dan fasilitas pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia secara merata.
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi penentu dan tolak ukur melalui pendidikan. Kurang lebih 215 juta jiwa memerlukan pendidikan layak. Hal ini perlu didukung pula dengan biaya pendidikan yang terjangkau. Sebanyak 32,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Oleh karena itu mutu pendidikan juga perlu ditingkatkan. Agar daerah tertinggal di Indonesia dapat lebih berkembang masyarakatnya.
Spoiler for pemuda:
Fitri Sari Purnama Arum, 21 tahun, mahasiswi arsitektur UNS
Jika saya jadi menteri pendidikan, saya akan mengubah sistem lama, di mana pendididkan seakan berorientasi pada "sekedar" nilai tes yang bagus, sementara proses belajar kurang dihargai. Setiap akan menghadapi ujian, siswa seakan tertekan dan ketakutan (hal ini dilihat dari pengalaman saya selama mengajar dan melihat perilaku sepupu saya). Pendidikan harusnya membimbing, bukan menekan.
Di sisi lain, pendidikan sekolah tanpa dibarengi dengan pendidikan di lingkungan rumah ya sama saja akan menjadi kurang efektif. Jadi, upaya yang harus dilakukan ialah sering-sering memberikan sosialisasi kepada orang tua.
Spoiler for pemuda:
Rizma Yuga Adiningtyas, Mahasiswa Kedokteran Gigi UMS Solo
Jika saya menjadi Menteri Pendidikan, saya akan menjadikan sistem pendidikan lebih menyenangkan dan tidak membebani siswa. Selain itu, saya akan memberikan pendidikan gratis yang berkualitas secara merata di seluruh negeri.
Spoiler for pemuda:
Yofita Noor Ardiani, 22 tahun, Trainer dan Motivator Keagamaan
Yang akan saya lakukan ketika menjadi Menteri Pendidikan adalah melakukan pendidikan prophetic parenting untuk diterapkan di seluruh penjuru indonesia. Pendidikan tersebut yakni pendidikan seperti yang diajarkan Rasulullah. Beliau mengajarkan bahwa pendidikan karakter atau akhlak karimah itu sangat dibutuhkan oleh anak kecil
Spoiler for pemuda:
Indra Hukama Ardinata, Mahasiswa Teknik Kimia UNDIP
Apabila saya menjadi Menteri Pendidikan, simpel saja saya akan melakukan beberapa upaya. Hal ini antara lain yakni menghapuskan Ujian Nasional, memperbaiki kurikulum yang ada, menambah jumlah guru, serta menyederhanakan jumlah mata pelajaran yang ada.
Spoiler for pemuda:
Apriliana Rizqi Fauziyah, 21 tahun, Taruna Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Kalau saya menjadi Menteri Pendidikan saya akan melakukan pemerataan pendidikan ke seluruh lapisan masyarakat, salah satunya memperbanyak pengajar yang ditempatkan di titik-titik yang dianggap kurang masalah pendidikannya.
Saya juga akan melakukan rolling penempatan pengajar dari kota ke desa atau sebaliknya sebagai penunjang pemerataan terus juga membangun sekolah-sekolah daerah-daerah terpencil, memperbaiki sistem pendidikan UN tidak mutlak menentukan kelulusan, kurikulum pelajaran akan kubuat 50% menitikberatkan pada pendidikan moral.
Spoiler for pemuda:
Anindya Pramura Wardani, Komunitas Fotografi Klub
Saya akan meningkatkan dana pendidikan dan memperbanyak pembangunan di daerah terpencil karena selama ini pendidikan hanya terpusat di Jawa. Bahkan, untuk perguruan tinggi kualitasnya sangat beda jauh antara yang ada di Jawa dan luar Jawa, apalagi pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah lainnya. Guru-guru pun lebih memilih ditempatkan di Jawa daripada di luar Jawa.
Selain itu saya juga ingin meningkatkan fasilitas tanpa harus membebani rakyat karena itu merupakan tanggung jawab negara.
Spoiler for pemuda:
Ditta Yulia Setyaningrum, Mahasiswa Entrepeneur
Seandainya saya menjadi Menteri Pendidikan, saya akan memilih mensejahterakan guru terlebih dahulu. Setelah guru sejahtera, kinerja mereka akan meningkat dan secara otomatis kualitas pendidikan akan meningkat pula. Meratakan Sumber Daya Manusia (SDM) guru negeri dengan swasta. Meratakan fasilitas sekolah negeri dan sekolah swasta.
Spoiler for pemuda:
Sinta Agustina, Ketua Bidang Minat Bakat Himpunan Mahasiswa Komunikasi
Seandainya menjadi Menteri Pendidikan, tentu saja saya akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Sebenarnya saya sangat miris dengan kualitas pendidikan di Indonesia yang tidak merata. Sepertinya pendidikan hanya terpusat di pulau Jawa saja. Hal ini dapat dilihat dari antusias warga luar pulau Jawa yang ingin berkuliah di Jawa. Meningkatkan kualitas pndidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan memfasilitasi sekolah-sekolah di daerah Indonesia Timur khususnya.
Spoiler for pemuda:
Galang Dayu Nugraha, Aktivis
Saya akan merubah sistem pendidikan Indonesia yang mengekang seperti sekarang ini. Saya ingin memulainya dari pendidikan sejak dini. Anak-anak diperkenalkan langsung dengan alam, tidak kebanyakan teori. Baju seragam juga dihilangkan, bebas yang penting bisa belajar. Saya akan mencarikan guru-guru khusus dan terlatih untuk anak-anak. Nuansa sekolah juga sarat akan segala macam ilmu, juga pengenalan nilai-nilai Pancasila sejak dini melalui praktek tak hanya teori saja.
Saya juga akan membuat anak belajar sesuai minatnya dan bekerja sesuai apa yang disenanginya. Tidak seperti sekarang di mana pendidikan diciptakan untuk mencetak pekerja, buruh, dan lainnya.
Spoiler for pemuda:
Nindha Puspita Dewi, Mahasiswa Komunikasi UNDIP
Kalau saya jadi Menteri Pendidikan akan memberi kesempatan orang yang tidak mampu agar bisa sekolah sampai tinggi, dan nantinya disaat di perguruan tinggi baik yang mampu maupun tidak mampu dapat bersaing dengan prestasi murni mereka. Memberikan beasiswa ke luar negeri kepada mereka yang mempunyai prestasi bagus diawal mereka mulai bersaing di dunia pendidikan. Dilihat dari prestasi selama menginjak dunia pendidikan.
Spoiler for pemuda:
Latifatul Jannah, Desainer Grafis di Whadsever Advertising
Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk sebuah bangsa. Kalau jadi menteri, aku mau pendidikan di Indonesia itu gratis dan berkualitas. Sekolah merata terutama di daerah-daerah pelosok. Sehingga diharapkan tidak ada lagi yang buta huruf dan permasalahan kesenjangan lainnya.
Spoiler for pemuda:
Sidiq Syaifullah, Aktivis Mahasiswa
Andai saya jadi Menteri Pendidikan RI, maka saya akan membuat suatu sistem pendidikan yang tidak “membebani” bagi generasi Indonesia. Saya melihat bahwa sistem pendidikan di Indonesia saat ini terlalu menekan dan membebani pikiran. Aspek-aspek kompetensi yang ada di dalam sistem itu kurang sesuai dengan kondisi anak bangsa sekarang ini. Banyak sekali terjadi penyimpangan-penyimpangan sosial dan emosional yang bahkan terjadi pada anak yang baru seumur ‘kacang’ atau masih ‘bau kencur’. Sungguh ironis negeri ini jika pendidikan hanya dititikberatkan pada capaian ilmu saja, karena itu hanya akan membuat beban dan tekanan pada diri seorang anak!
Saya ingin menciptakan sistem pendidikan yang berorientasi pada perbaikan karakter, disiplin ilmu yang toleran, dan kecerdasan emosional, serta kekuatan spiritual, karena dengan adanya keempat hal tersebut pendidikan yang berkualitas di negeri ini akan tercapai.
Spoiler for pemuda:
Dzurroh Saputri, Mahasiswa FKIP Bahasa Inggris UNNES
Yang akan saya lakukan sebagai Menteri Pendidikan ialah memperbaiki tatanan pendidikan mulai dari hal yang paling kecil, yaitu menggratiskan biaya pendidikan untuk masyarakat golongan menengah ke bawah, mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi.
Yang kedua adalah memperbaiki kinerja guru, dengan hanya menerima lulusan kependidikan sebagai tenaga pendidik. Jangan sampai menyamaratakan kualitas lulusan keguruan dengan kualitas pendidik yang notabene bukan dari lulusan keguruan. Tentu saja hal tersebut harus diimbangi dengan peningkatan lulusan keguruan.
Selanjutnya adalah memperbaiki sistem kurikulum dengan membentuk komite khusus pembentuk kurikulum. Saat ini belum ada lembaga khusus yang membahas tentang kurikulum. Masyarakat cenderung dijadikan kelinci percobaan oleh setiap menteri pendidikan, yang seolah-olah menganggap kurikulum baru sebagai produk akhir masa kepemimpinan mereka. Saya ingin membuat sebuah lembaga khusus yang beranggotakan para ahli di bidang kurikulum, setelah itu lembaga tersebutlah yang bertugas membuat kurikulum yang akan digunakan.
Spoiler for pemuda:
Adesta Aulia Tamimi, Mahasiswa Ilmu Gizi UNDIP
Kalau aku jadi Menteri Pendidikan, simply said, aku pengen meratakan pendidikan di Indonesia. Mungkin kita bisa berkoordinasi bareng sama gerakan sosial yang udah ada sejenis gerakan Indonesia Mengajar. Dengan begitu, diharapkan anak-anak di pelosok juga bisa punya akses terhadap pendidikan.
Yang kedua lebih ke membenahi konsep. Konsep pengajaran di Indonesia itu lebih ke hafalan daripada pemahaman konsep. Akhirnya hafalan anak-anak ini mentok sampai ujian, selesai sudah lupa lagi. Perlu diterapkan konsep ‘paham’ ini, anak-anak akan butuh lebih banyak kegiatan praktek, praktek untuk pembuktian materi. Harapannya dengan praktek itu mereka paham sebab akibat yang terjadi dalam teori ynag biasanya dihafal.
Spoiler for pemuda:
Diah Harni, Anggota Pers Mahasiswa FISIP UNS
Jika saya menjadi Menteri Pendidikan, hal pertama yang akan saya lakukan adalah blusukan ke beberapa daerah di pelosok Indonesia, untuk mengetahui apa saja permasalahan pendidikan di sana.
Selanjutnya, saya akan melakukan pemerataan pendidikan, dengan cara menempatkan guru-guru yang terlalu banyak di pulau Jawa ke pulau lain seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Hal lain yang akan saya lakukan adalah meniadakan ujian nasional. Sebab UN tidak dapat menjadi indikator pintar tidaknya siswa, mengingat adanya bisnis jual beli kunci jawaban.
Pertama, akan mengkaji semua sistem yang telah berjalan di Indonesia selama 20 tahun sebelumnya dan meneliti sistem/kurikulum yang paling tepat untuk diterapkan di Indonesia. Jika program sebelumnya efektif, maka tinggal dilanjutkan dan diawasi dengan benar. Melakukan pengawasan terhadap alokasi subsidi pendidikan ynag sudah dicanangkan dalam APBN.
Spoiler for pemuda:
Dian Tri Asriani, Mahasiswa Akuntansi UI
Penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik. Masing-masing mempunyai kemampuan dan kecerdasan di bidang yang berbeda-beda. Mengetahui secara dini potensi (bakat dan minat) masing-masing anak dan mengembangkannya untuk melahirkan bibit-bibit terbaik. Mungkin ada yang salah dengan pendidikan kita. Kurikulum yang ada tidak memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan potensi unik mereka.
Secara tidak sadar, pendidikan kita memaksa seseorang untuk mengetahui segala sesuatu padahal tidak semua orang mempunyai kemampuan itu.
Yang akan saya terapkan saat menjadi menteri pendidikan ialah: pejurusan dimulai lebih cepat, mungkin pada tingkat SMP, materi untuk tiap mata pelajaran pada pendidikan dasar dibuat lebih sederhana tapi mampu menanamkan konsep dasar, menghilangkan ujian nasional (karena nampaknya bukan hanya menimbulkan stres tetapi juga praktek mencotek dimana-mana, karena tuntutan untuk lulus dengan segala cara), memperbanyak beasiswa bagi siswa maupun tenaga pendidik untuk meningkatkan kualitas, insentif bagi lulusan terbaik, kampus terbaik, sekolah terbaik misal pembiayaan pendidikan gratis untuk jenjang yang lebih tinggi, pemantapan pendidikan moral dan karakter pada sekolah dasar dan menengah, kalau perlu jam pelajaran ditambah untuk mata pelajaran moral, karakter, dan agama.
Spoiler for pemuda:
Fahmi Irza Arifiansyah, Pegawai di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Seandainya jadi Menteri Pendidikan yang akan saya lakukan:
1. Memperbaiki ujian nasional yang standarnya nasional menjadi ujian yang berdasar daerah saja. Jika mau dibuat ujian nasional agar semua bisa sama di seluruh daerah, maka samakan dulu pengajaran pendidikan di seluruh daerah.
2. Agar lebih menekankan untuk concern pada pendidikan TK atau pendidikan sebelum SD, untuk mengembalikan hakikat TK seperti dulu, yaitu membantu orang tua mengenalkan lingkungan kepada anak-anak melalui pengetahuan dalam tata krama, tingkah laku, sopan santun secara menyenangkan sehingga tidak ada lagi anak TK atau usia 4-5 tahun yang tidak bisa membaca, perkalian/penjumlahana matematika, menulis rajin terus dijudge sebagai anak bodoh tidak pintar tidak cerdas.
3. Membicarakan masalah anggaran, lebih untuk concern masalah pemerataan saja seperti poin 1, agar seluruh daerah mempunyai pendidikan yang sama paling tidak dalam standar yang jelas.
4. Memberikan perhatian yang minimal sama pendidikan untuk kaum difabel, cacat dan sebagainya. Karena selama ini menurutku bukan hanya sekolah saja yang dalam hal jumlah masih kurang tapi secara kualitas pun juga.
Spoiler for pemuda:
Dilla Rochimah, Mahasiswa Agribisnis UNS
Seandainya saya jadi Menteri Pendidikan, saya akan berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang masih memprihatinkan. Menurut saya, yang harus menjadi perhatian utama antara lain kualitas pengajar, alokasi dana dalam pembangunan sarana sekolah dari SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi.
Spoiler for pemuda:
Aulia Vellarani, Mahasiswi Kimia UNS Solo
Seandainya saya menjadi Menteri Pendidikan, saya akan merubah kurikulum yang ada, karena menurut saya kurikulum yang ada saat ini cenderung tidak mengasah kemampuan otak kanan dan otak kiri anak secara seimbang. Anak-anak harus diajarkan dan dilatih berpikir secara kritis namun tetap kreatif juga. Selain itu, saya mengharapkan tenaga-tenaga pengajar yang ada menjadi lebih profesional dan berkualitas.
Spoiler for pemuda:
Chusnul Chotimah, Fresh Graduate Akuntansi
Seandainya saya jadi Menteri Pendidikan, saya akan memastikan meratanya pendidikan di seluruh Indonesia. Tidak boleh adanya perbedaan antara pendidikan di Indonesia bagian pusat (ibukota misalnya) dengan Indonesia bagian perbatasan. Masyarakat harus diberi kewenangan dan keleluasaan untuk menuntut ilmu seluas-luasnya. Saya tidak ingin mendengar lagi ada keluhan anak Indonesia yang lebih memilih sekolah di negara sebelah karena fasilitas dan segala sesuatunya lebih terjamin.
Spoiler for pemuda:
Munadhifah, Penyiar Radio
Seandainya saya menjadi Menteri Pendidikan, saya akan membuat anak tumbuh dan berkembang sesuai minat dan bakatnya, menyesuaikan kurikulum yang ada dengan kemampuan anak-anak. Ujian nasional dan standar kelulusan dirasa perlu dikaji ulang, mengingat 2 hal tersebut tak mampu dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan dan pencapaian yang telah diraih anak hingga saat ini.
Spoiler for pemuda:
Danang Aji Setiawan, Mahasiswa Matematika UNNES
Jika terpilih menjadi Menteri Pendidikan, saya akan meneruskan program kerja Menteri Pendidikan terdahulu karena saya rasa program kerja yang telah dibuat seperti sekolah gratis 12 tahun dan pengadaan buku gratis adalah suatu tindakan bagus yang mampu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenyam pendidikan hingga ke tingkat yang tinggi.
Spoiler for pemuda:
Pravitri Retno Widiastuti, Mahasiswa Komunikasi UNS
Seandainya saya menjadi Menteri Pendidikan, yang akan saya tekankan ialah pendidikan berbasis pada moral. Sejak dini, moral yang dimiliki anak-anak harus terbangun, sehingga tercipta generasi yang berkarakter dan moral yang baik. Di samping itu, anak harus diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam belajar tidak diforsir dan ditekan seperti saat ini.
Itulah sekelumit suara pemuda seandainya mereka diberi kesempatan berkontribusi untuk pendidikan Indonesia dengan menjadi mentri penddiikan