

TS
hero62kicuh
dayak
Suku Dayak Maanyan mendiami wilayah yang membentang dari perbatasan Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Selatan. Menurut peraturan adat, masyarakat Dayak Maanyan dibagi menjadi tiga, yaitu: Banua Lima, Paju Ampat, dan Paju Sepuluh. Dayak Maanyan di Desa Warukin termasuk dalam kelompok Lima Banua yang memiliki perbedaan tertentu (meskipun tidak signifikan) dengan dua kelompok lainnya
Meskipun banyak suku Dayak Maanyan telah memeluk agama Islam dan Kristen atau tidak lagi menganut kepercayaan leluhur 'Kaharingan', serangkaian ritual kuno masih dilaksanakan dalam upacara pemakaman hingga hari ini. Suku Dayak Maanyan percaya bahwa setiap orang yang meninggal berarti kembali ke asal mereka, tanah kesempurnaan (atau serupa surga atau nirwana). Untuk mencapai kesempurnaan hidup setelah mati, serangkaian ritual khusus harus dilakukan oleh keturunan dan kerabat yang ditinggalkan. Rangkaian ritual ini adalah sebuah proses pembersihan jiwa orang yang sudah meninggal dari setiap kesalahan atau dosa yang mungkin akan menghalangi jalan mereka ke surga.
Berikut adalah tahapan dan berbagai macam upacara pemakaman Suku Dayak Maanyan.
1. Ijambe adalah prosesi pembakaran tulang jenazah. Prosesi ini memakan waktu sepuluh hari dan ditandai dengan pemotongan sapi, babi, dan ayam. Karena biayanya yang tinggi, upacara biasanya dilakukan oleh sekeluarga besar atau beberapa generasi keturunan orang yang meninggal dunia.
2. Ngadatun biasanya dilakukan untuk upacara pemakaman khusus bagi mereka yang meninggal dengan cara yang tidak wajar (tewas dalam pertempuran), tokoh terkenal atau tokoh masyarakat. Upacara memakan waktu 7 hari 7 malam.
3. Miya merupakan upacara ritual membuatkan makam (membatur) dan menghias makam. Dalam ritual ini, sejumlah makanan, pakaian dan kebutuhan lainnya secara simbolis dikirim ke roh yang sudah meninggal.Bontang adalah bentuk upacara yang menunjukkan penghormatan tertinggi keluarga terhadap yang sudah meninggal dunia. Upacara ini berlangsung selama 5 hari. Puluhan babi, ratusan ayam, dan juga sejumlah kerbau disembelih. Inti dari diadakannya upacara ini adalah untuk mengirim kekayaan dan kemakmuran kepada arwah yang sudah meninggal. Namun begitu, ritual ini bukanlah ritual bernuansa kesedihan tapi lebih mirip sebuah perayaan.
4.Nuang Panuk adalah juga ritual membuatkan makam (membatur)—mirip dengan ritual Miya. Hanya saja ritual ini lebih singkat karena hanya memakan waktu satu hari.
5. Siwah adalah kelanjutan dari upacara Miya yang dilakukan 40 hari setelah pelaksanaan Miya. Ritual ini dimaksudkan untuk memanggil kembali arwah kerabat yang sudah meninggal untuk kembali ke keluarga sebagai "Pangantu Pangantuhu" atau pelindung keluarga.
Selama pelaksanaan ritual pemakaman tersebut, ada proses yang unik, kerbau yang dikorbankan harus terlebih dahulu ditombak sebelum akhirnya disembelih. Menombak kerbau ini diyakini sebagai bentuk ekspresi bahwa seseorang harus berusaha atau bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu.
sumber : http://www.indonesia.travel/id/desti...-dayak-maanyan





Meskipun banyak suku Dayak Maanyan telah memeluk agama Islam dan Kristen atau tidak lagi menganut kepercayaan leluhur 'Kaharingan', serangkaian ritual kuno masih dilaksanakan dalam upacara pemakaman hingga hari ini. Suku Dayak Maanyan percaya bahwa setiap orang yang meninggal berarti kembali ke asal mereka, tanah kesempurnaan (atau serupa surga atau nirwana). Untuk mencapai kesempurnaan hidup setelah mati, serangkaian ritual khusus harus dilakukan oleh keturunan dan kerabat yang ditinggalkan. Rangkaian ritual ini adalah sebuah proses pembersihan jiwa orang yang sudah meninggal dari setiap kesalahan atau dosa yang mungkin akan menghalangi jalan mereka ke surga.
Berikut adalah tahapan dan berbagai macam upacara pemakaman Suku Dayak Maanyan.
1. Ijambe adalah prosesi pembakaran tulang jenazah. Prosesi ini memakan waktu sepuluh hari dan ditandai dengan pemotongan sapi, babi, dan ayam. Karena biayanya yang tinggi, upacara biasanya dilakukan oleh sekeluarga besar atau beberapa generasi keturunan orang yang meninggal dunia.
2. Ngadatun biasanya dilakukan untuk upacara pemakaman khusus bagi mereka yang meninggal dengan cara yang tidak wajar (tewas dalam pertempuran), tokoh terkenal atau tokoh masyarakat. Upacara memakan waktu 7 hari 7 malam.
3. Miya merupakan upacara ritual membuatkan makam (membatur) dan menghias makam. Dalam ritual ini, sejumlah makanan, pakaian dan kebutuhan lainnya secara simbolis dikirim ke roh yang sudah meninggal.Bontang adalah bentuk upacara yang menunjukkan penghormatan tertinggi keluarga terhadap yang sudah meninggal dunia. Upacara ini berlangsung selama 5 hari. Puluhan babi, ratusan ayam, dan juga sejumlah kerbau disembelih. Inti dari diadakannya upacara ini adalah untuk mengirim kekayaan dan kemakmuran kepada arwah yang sudah meninggal. Namun begitu, ritual ini bukanlah ritual bernuansa kesedihan tapi lebih mirip sebuah perayaan.
4.Nuang Panuk adalah juga ritual membuatkan makam (membatur)—mirip dengan ritual Miya. Hanya saja ritual ini lebih singkat karena hanya memakan waktu satu hari.
5. Siwah adalah kelanjutan dari upacara Miya yang dilakukan 40 hari setelah pelaksanaan Miya. Ritual ini dimaksudkan untuk memanggil kembali arwah kerabat yang sudah meninggal untuk kembali ke keluarga sebagai "Pangantu Pangantuhu" atau pelindung keluarga.
Selama pelaksanaan ritual pemakaman tersebut, ada proses yang unik, kerbau yang dikorbankan harus terlebih dahulu ditombak sebelum akhirnya disembelih. Menombak kerbau ini diyakini sebagai bentuk ekspresi bahwa seseorang harus berusaha atau bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu.
sumber : http://www.indonesia.travel/id/desti...-dayak-maanyan





Diubah oleh hero62kicuh 30-04-2015 09:04
0
3.9K
30


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan