Pernahkan anda merenungkan pertanyaan ini? Kenapa manusia harus menikah? Kalu tujuannya untuk menjaga kelangsungan hidup dan eksistensi manusia di muka bumi, bukankah tidak perlu repot-repot untuk mengikuti segala macam prosesi adat dan agama yang sekilas terlihat sangat rumit dan merepotkan itu?
Jangan-jangan Anda sendiri tidak tahu alasannya kenapa harus menikah
Ini jawaban kalau ditanyakan kepada orang yang ingin atau yang sudah menikah :

Biasanya apa saja yang harus disiapkan sebelum menikah? beberapa diantaranya yang anda siapkan adalah :



Tentu saja semua itu adalah hal penting dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Tapi kesibukan mempersiapkan hal-hal tadi justru sering membuat lupa merrenungkan dan mempersiapkan yang sebenarnya justru jauh lebih penting dan mendasar.

Persiapan jitu bukan berupa benda atau materi, tapi lebih ke pertanyaan-pertanyaan yang bersifat fundamental, misalnya:


Gimana, sudah menemukan jawabannya? Sekarang, bagaimana kalau pertanyaan-pertanyaan diatas kita tanyakan kepada calon pasangan kita?
Apakah ia sudah punya jawaban?
Kalau belum, apakah Anda siap mendengar jawabannya?
Kira-kira, apakah jawabannya akan sama, atau minimal mirip dengan jawaban anda?

Sadarkan anda, banyak pasangan yang menikah tanpa lebih dahulu memahami dan merenungkan persiapan yang paling mendasar itu?
Sedemikian pentingnya persiapan pranikah, seharusnya membuat kita mengisi masa jelang nikah dengan pengetahuan tentang pernikahan.Anda bisa ikut kelas pembekalan pranikah.

“Kapan nikah?”
“Ntar, kalo udah mapan.”
“Kalau sampai umur 68 tahun belum mapan, engga nikah-nikah dong?”
“....”

Ini jawaban orang ketika ditanyakan soal mapan :


Menurut Kamus Bahasa Indonesia, mapan artinya adalah mantap (baik, tidak goyah, stabil) kedudukannya (kehidupannya). tidak ada ukuran standar dalam nominal rupiah yang bisa membuat orang tersebut bisa dinilai mapan.
pertanyaan sekarang: beranikah anda menikah duluan dengan sederhana dan meraih kemapanan berdua setelah menikah??
wanita yang mau dinikahi oleh lelaki mapan, udah biasa. antri malah.
tapi wanita yang mau berjuang dari bawah membangun rumah tangga dengan suaminya?? itu luar biasa dan sulit ditemui. sebaliknya lelaki yang bisa tetap setia kepada istri yang menemaninya dari bawah hingga saat hidupnya kini mapan bergelimang harta, juga tidak kalah luar biasanya.
Sebaliknya lelaki yang bisa tetap setia kepada istri yang menerimanya dari bawah hingga saat hidupnya kini bergelimangan harta, juga tak kalah luar biasa.

Rumah tangga yang dibangun dengan sebuah komitmen yang kuat dari awal dan dengan niat baik untuk mendekat pada tuhan pasti akan bisa melewati badai kehidupan tanpa cinta yang meluntur kepada pasangannya.

Mapan dan berkecukupan harta memang penting. namun jauh diatas itu,ada yang lebih penting dimiliki pasangan suami istri :
Mapan pemikiran. supaya setelah menikah, bisa menemukan solusi cerdas jika ada masalah pelik yang dihadapi
Mapan emosi. supaya bisa menghadapi konflik yang mungkin akan terjadi dengan tenang dan tidak terburu-burumelontarkan kata "cerai".
Mapan spiritual. agar semua solusi dari masalah keluarga bisa disandarkan hanya pada tuhan.
Itu mapan yang sebenarnya. karena jka hanya harta yang dijadikan patokan kemapanan, rumah tangga yang sedang dibangun itu hanya berdiri diatas fondasi yang rapuh.

Umur berapa idealnya seseorang itu menikah? sering alasan belum mapan, mengejar karier dan pendidikan membuat orang menunda pernikahannya begitu lama. tapi ada juga yang kesannya tergesa-gesa menikah diusia belasan sehingga muncul istilah "nikah muda".
Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang perkimpoian, pria oada umur 19 tahun dan wanta yang berumur 16 tahun sudah bisa melangsungkan pernikahan dengan syarat: usia dibawah usia 21 tahun harus ada izin dari orang tua masing-masing. namun dalam ajaran agama, tetap saja izin dari orang tua itu perlu tak perduli usia berapapun menikah.
Idealnya memang nikah muda dilangsungkan minimal pada usia 20-25 tahun. pertimbangannya dari segi pikiran dan kesiapan mental sudah cukup dewasa. alat reproduksi wanita juga sudah sangat matang pada usia 18-20 tahun. penelitian penn-state university USA menemukan pasangan yang nikah muda (18-25 tahun) memiliki perkembangan psikologis jauh lebih baik dibandingkan pasangan yang terlambat menikah.
Usia kehamilan yang aman pada wanita juga terdapat pada rentang umur 20-35 tahun. wnaita yang menunda nikah dan baru hamil diatas usia 40 tahun memiliki resiko cukup tinggi terhadap kehamilan seperti down syndrom pada janin.

Beberapa hal penting yang sebaiknya harus benar-benar jelas dan dibicarakan di depan pada saat Anda memutuskan untuk menikah adalah :

• Sudah tahukan anda masing-masing hak dan tanggung jawab setelah menikah nanti? Siapakah yang akan mencari nafkah? Berdua? Atau suami saja? Lalu, kalau istri juga ingin ikut bekerja sebagai bentuk aktualisasi diri?
  

• Proses pernikahan nantinya akan seperti apa? Apakah hanya syukuran atau akan diadakan pesta? Kalau iya, bagaimana dengan pembagian biaya resepsinya? Ditanggung berdua atau laki-laki yang menanggung ?
  

• 
  Berterus teranglah kepada calonpasangan tentang utang yang saat ini sedang ditanggung. Jangan sampai setelah nikah baru mengaku. Anda juga bisa menanyakan hal yang sama tentang utang yang sedang dia tanggung.
  

• 
  Perlu jugakah saling terbuka mengenai pendapatan saat ini? Sangat perlu. Ini juga bisa jadi awal masalah besar di kemudian hari jika tidak terus terang dari awal. Sering orang yang kelihatan punya karier dan jabatan bagus di sebuah perusahaan besar, ternyata gajinya engga seperti yang dibayangkan.
  

• 
  Apakah anda saat ini jadi tulang punggung keluarga dan memberikan sebagian besar gaji anda untuk membantu keluarga? Atau ada anggota keluarga yang wajib dibantu tiap bulan? Perlu dibicarakan dulu nih kepada calon. Setelah nikah mau seperti apa.
  

• 
  Setelah nikah akan tinggal dimana? Ada saja masalah yang mungkin timbul ketika tinggal serumah dengan mertua. Jika terpaksa harus tinggal dirumah mertua, sampai kapan? Sudahkan disepakati diawal?
  

• 
  Calon pasangan minta melakukan tes kesehatan sebelum menikah? Kenapa tidak. Bukan untuk meragukan, tapi kita bisa antisipasi lebih dini segala kemungkinan.
  

• 
  Setelah menikah, apakah ingin langsung punya momongan, atau menunda dulu karena suatu hal?
  

Mungkin masih ada beberapa hal yang mengganjal sebelum anda menikah, sebaiknya diskusikan dahulu dengan pasangan.