ryanhumington
TS
ryanhumington
pantograf namanya bukan antena
[img]
http://i550.photobucket.com/albums/ii434/xno17x/detail_kaskus.jpg
[/img]

PANTOGRAF SUMBER LISTRIK KRL


[img]
http://img121.imageshack.us/img121/218/nr02renovasi1.jpg
[/img]

pasti diantara agan2 pada bingung sama benda yang ada di atas kereta ? yang berhubungan langsung dengan kabel listrik ? sering orang bilang naamanya antena / buat tempat buat alirin listrik betul kah? BAIK ANE JELASKAN GAN

Nama alat ini Pantograf Sesuai namanya, “kereta rel listrik,” seperti commuterline ini, digerakkan listrik yang disentuhkan ke sebuah alat yang konstruksinya seperti belah ketupat yang ada di atas gerbong. Itulah yang disebut pantograf. Guna alat ini untuk mengalirkan arus listrik dari kabel ke motor-motor kereta api. Karena itulah di sepanjang rel Jabodetabek ada kabel listrik sebagai sumber energi yang nanti ditangkap pantrograf. Ini tidak terjadi pada kereta tujuan luar Jakarta (misalnya ke Jawa Tengah atau Jawa Timur) karena kereta tersebut merupakan kereta rel diesel.

Tipe pantograf ada yang disebut diamond-shaped dan single-arm, kedua tipe ini memiliki fungsi sama untuk mengalirkan listrik dari sumber diatas ke konverter kemudian diteruskan ke motor sehingga KRL berjalan. Pantograf harus bisa kontak secara terus menerus dengan konduktor sumber tanpa cepat aus disamping pantograf harus aerodinamis karena dipakai di kecepatan yang relatif tinggi terus-menerus.

Liat gambar ya gan


Gambar di atas adalah gambar pantograf Single-Arm. KRL generasi sekarang biasanya yang ini namanya pantgraf Diamond Shape. Pantograf model kayak gini sering kita liat kalo liat KRL Jabodetabek. Seperti yang di jelasin di atas, supaya KRL bisa jalan litrik yang dari kabel LAA di terusin dari pantograf ke motor traksi yang ada di roda KRL. Pada

Pada awal perkembangan KRL, motor dc dominan digunakan karena mudah pengaturannya. Cara klasik pengaturan KRL motor DC adalah dengan membatasi tegangan yang masuk ke motor DC dengan menggunakan rheostat sehingga kecepatan motor DC dapat diatur. Efisiensi yang rendah akibat rheostat dan berkembangnya teknologi saklar statis (Thyristor) mengakibatkan cara ini sudah tidak lagi dipakai. Sekarang ini untuk mengatur tegangan DC pada KRL motor DCdigunakan konverter DC-DC atau sering disebut Chopper DC (Gambar 2). Dengan konverter dc-dc pengaturan tegangan lebih mudah dan efisiensi lebih baik. Penggunaan konverter DC-DC dimulai pada KRL generasi tahun 1970. Pada motor DC, komutator, sikat dan cincin belah merupakan sesuatu yang harus ada, sayangnya banyak kejadian ground fault yang terjadi ketika komutator kontak dengan sikat pada kecepatan putar yang tinggi. Hal ini termasuk salah satu yang mendasari penggunaan motor ac pada KRL




*Gambar 2. Sistem penggerak motor DC KRl di Jabodetabek yang pake sistem DC itu ya semua KRL eks-Jepang kaya Tokyo Metro 5000, 6000, 7000, dan 05, soalnya kan KRL eks Jepang yang di kirim kesni semua buatan tau antara 1970-1980-an.. Tuir Gila.. emoticon-Big GrinTapi hebat yang udah pada keren banget design-nya.. emoticon-Big Grin Selain sistem DC, ada juga sistem AC, karena semakin berkembangnya teknologi saklar statis untuk rangkaian elektronika daya mengakibatkan KRL generasi selanjutnya lebih memanfaatkan motor AC daripada motor DC. Untuk menggerakkan motor AC pada KRL ditunjukkan pada Gambar 3. Apabila sumber yang digunakan berupa sumber DC maka pengaturan kecepatan menggunakan inverter VVVF (variable voltage, variable frequency) untuk mendapatkan tegangan AC tiga fasa yang bisa diubah-ubah tegangan sekaligus frekuensinya sehingga kecepatan motor AC dapat berubah-ubah (Gambar 3 atas). Pada kasus sumber yang dipakai adalah sumber AC satu fasa, diperlukan tambahan penyearah untuk mengubah sumber AC menjadi AC, kemudian baru diubah lagi menjadi tegangan tiga fasa menggunakan VVVF(Gambar 3 bawah). Mengapa tampak repot dengan konfigurasi AC-DC-AC padahal sumbernya AC dan motornya AC juga? Karena pada umumnya sumber AC yang dipakai merupakan sumber satu fasa sedangkan motor AC yang digunakan adalah motor tiga fasa, sampai saat ini konversi satu fasa




ke tiga fasa langsung belum bisa. Gambar 3. Sistem penggerak motor AC Penggunaan motor AC pun terbagi menjadi dua macam, ada KRL yang menggunakan mesin AC asinkron dan ada juga yang menggunakan mesin AC sinkron. Contoh terkenal dari KRL yang menggunakan mesin AC sinkron adalah TGV di Perancis. Alasan penggunaan motor AC sinkron pada TGV adalah pada saat generasi TGV pertama rilis, dengan menggunakan mesin AC sinkron, komutasi dan pemadaman thyristor dapat dilakukan secara natural. Hal ini akan menghilangkan rangkaian tambahan untuk memadamkan thyristor (yang harus ada apabila motor yang dipakai adalah motor ac asinkron). Alasan lain adalah adanya peraturan berat maksimum dari boogie pada TGV. Teknologi KRL sekarang lebih banyak yang memanfaatkan mesin ac asinkron sebagai motor traksinya. Terpusat atau terdistribusi? Terdapat dua jenis KRL, terpusat (locomotive-hauled) atau terdistribusi (electric multiple unit/EMU). Kereta cepat di Eropa kebanyakan menganut sistem terpusat dengan hanya 1 gerbong yang memiliki sistem penggerak, seperti lokomotif pada kereta konvensional. Keuntungan dari sistem ini adalah biaya produksi yang lebih rendah karena hanya 1 gerbong saja yang berisi peralatan, disamping itu getaran dan kebisingan yang lebih rendah bagi para penumpang. Sebaliknya KRL yang banyak dipakai di Jepang menganut tipe terdistribusi, termasuk shinkansen (bullet train), sebagai gambaran 1 unit KRL biasanya terdiri dari 5 gerbong dimana 3 gerbong memilki sistem penggerak dan 2 gerbong tanpa penggerak. Keuntungan sistem terdistibusi adalah penyebaran berat yang merata, peluang kegagalan yg lebih rendah karena penggerak yang tersebar, pengereman regeneratif, dsb. Pemilihan apakah sistem penggerak terpusat atau terdistribusi murni bebas, bahkan alasan geografis pun bisa dipakai, seperti sistem KRL di Jepang yang jarak antar stasiun berdekatan tentu saja sistem terdistribusi akan lebih baik karena akselerasi dan deselerasi dalam waktu singkat. Konsumsi daya Sebagai gambaran, TGV keluaran tahun 2005 menggunakan sistem ac 25 kV dapat mencapai kecepatan maksimum hingga 320 km/j, rating daya mencapai 9.6 MW. Shinkansen N700 16 gerbong keluaran 2007 (ac 25 kV) dapat mencapai kecepatan maksimum hingga 300 km/j dengan rating daya 17 MW (56 buah motor 305 kW). Untuk KRL ringan seperti di jaringan Jabodetabek, Seri-7000 (10 gerbong) bekas dari Jepang misalnya menggunakan 24 motor masing-masing 165 kW sehingga total mencapai 3,9 MW pada 1500 V DC. Sekilas memang KRL mengonsumsi energi yang sangat besar, namun menurut dengan jumlah daya tampungnya dan waktu tempuhnya, menurut saya masih lebih hemat daripada energi yang dibakar di kendaraan bermotor di Jakarta.

OKE sekian penjelasan dari ane tentang pantograf semoga bermanfaat penjelasannya dan menambah wawasan agan2 #salamKRLMANIA ANE MENGARAPKAN emoticon-Rate 5 Staremoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L)
1
12.3K
7
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan