BeduageAvatar border
TS
Beduage
Jokowi Jadi RI-1, Rupiah 'Perkasa' di Tengah Penguatan Dolar
Senin, 20/10/2014 12:14 WIB

Jakarta -Hari ini, Indonesia resmi memiliki pemimpin baru yaitu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Hadirnya duet ini mampu mendorong optimisme pasar.

Salah satunya terlihat dari menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Mengutip data Reuters, nilai tukar rupiah akhirnya meninggalkan level Rp 12.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Posisi terkuat rupiah hari ini adalah Rp 11.994 per dolar AS.

Sentimen positif pelantikan Jokowi-JK ampuh menangkal tren penguatan dolar AS terhadap mata uang regional. Saat ini, dolar AS sejatinya tengah menguat mengikuti pergerakan Wall Street.

Dalam perdagangan di pasar Tokyo (Jepang) seperti dikutip dari kantor berita AFP, Senin (20/10/2014), dolar AS diperdagangkan di posisi 107,33 yen. Menguat dibandingkan akhir pekan lalu yaitu 106,22 yen.

Penguatan dolar AS didukung oleh perkiraan bank sentral The Federal Reserves/The Fed akan melanjutkan program pembelian obligasi pemerintah atau quantitative easing. James Bullard, Kepala Federal Reserves St Louis, menyebutkan perekonomian AS belum sepenuhnya pulih sehingga masih perlu stimulus.

Credit Agricole dalam risetnya berpendapat, ekonomi global masih diliputi ketidakpastian. "Volatilitas tinggi masih akan terjadi dalam waktu dekat. Investor masih menantikan apa kebijakan The Fed selanjutnya," sebut riset itu.

Tren penguatan dolar AS sepertinya belum berlaku di Indonesia. Pelaku pasar masih terbawa euforia pelantikan Jokowi-JK.

Riset Bahana Securities memperkirakan rupiah hari melaju di kisaran Rp 12.022-12.202 per dolar AS. "Penguatan rupiah mengikuti sentimen politik dalam negeri. Kami perkirakan rupiah cenderung bergerak menguat," sebut riset itu.

Sementara riset DBS Bank menyebutkan masyarakat dan pelaku pasar menyambut positif pelantikan Jokowi-JK. Apalagi akhir pekan lalu Jokowi sudah bertemu dengan pimpinan Koalisi Merah Putih, Prabowo Subianto. Tensi politik pun mereda.

"Tugas pertama Jokowi adalah membentuk kabinet. Pelaku pasar sudah berekspektasi bahwa kabinet Jokowi akan banyak diisi para teknokrat dengan portofolio mumpuni di bidang ekonomi," sebut riset bank terbesar di ASEAN itu.

Komposisi kabinet, lanjut riset DBS, akan memberi petunjuk arah kebijakan pemerintaha ke depan. "Terutama di sisi penguatan institusi pemerintahan, kepastian hukum, energi, atau BUMN," tulis riset itu.

Agenda selanjutnya, tambah riset DBS, adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kenaikan harga 45% pada November akan menghasilkan penghematan yang cukup besar dan bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur.
SUMBER
0
6K
81
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan