Halo agan & sista semua! Di sini ane mau share beberapa lokasi wisata di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Sebagai anak asli Nganjuk, ane bangga dengan potensi wisata di kabupaten ini. Walaupun mungkin pengelolaannya masih belum terlalu bagus.
Kalian sudah tahu Kabupaten Nganjuk kan? Lokasinya ada ditengah-tengah provinsi Jawa Timur. Letaknya sangat strategis guys, diantara kota Jombang, Kediri, Bojonegoro, & Madiun. Selain itu, kalo agan & sista mudik lewat jalur selatan pasti melewati Nganjuk. Melewati rumah ane juga dong.
Nah, setidaknya ada 15 destinasi wisata yang dapat agan & sista kunjungi di Nganjuk. Berikut ulasannya:
Spoiler for 1. Air Terjun Sedudo:
Air Terjun Sedudo berada di ketinggianan 1.438 meter di atas permukaan laut (dpl) di sisi timur kawasan Gunung Wilis, dengan ketinggian air terjun sekitar 105 meter.
Air terjun Sedudo sudah terkenal sejak jaman Majapahit yang mana air terjun ini diyakini sebagai Tirta Suci yang mengalir dari kahyangan. Bahkan Para Raja, Bangsawan dan Pendeta pada jaman itu sering mempergunakan untuk upacara ritual, yaitu memandikan arca atau senjata pusaka dalam upacara Parna Prahista, yang kemudian sisa airnya dipercikan untuk keluarga agar mendapat berkah keselamatan dan awet muda.
Hingga sekarang pihak Pemkab Nganjuk secara rutin melaksanakan acara ritual Mandi Sedudo setiap tanggal 1 Suro bulan Sura (kalender Jawa). Konon mitos yang ada sejak zaman Majapahit pada bulan itu dipercaya membawa berkah awet muda bagi orang yang mandi di air terjun tersebut.
Air terjun Sedudo berlokasi di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Harga tiket masuk adalah Rp 2500/orang. Tarif parkir kendaraan roda dua dipungut Rp 1.000, sedangkan kendaraan roda empat Rp 2.000.
Spoiler for 2. Air Terjun Singokromo:
Air Terjun Singokromo memiliki ketinggian hanya sekitar 20 meter dengan debit air yang cukup besar. Kondisi Air Terjun Singokromo masih betul-betul alami. Air terjun ini terletak tidak jauh dari Air Terjun Sedudo lebih tepatnya dibawahnya, jaraknya lebih dekat dari pintu masuk loket obyek wisata.
Air terjun ini juga terletak di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk.
Spoiler for 3. Candi Ngetos:
Candi Ngetos terletak di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, sekitar 17 kilometer arah selatan kota Nganjuk. Bangunannya terletak ditepi jalan beraspal antara Kuncir dan Ngetos. Menurut para ahli, berdasarkan bentuknya candi ini dibuat pada abad XV (kelimabelas) yaitu pada zaman kerajaan (Majapahit). Dan menurut perkiraan, candi tersebut dibuat sebagai tempat pemakaman raja Hayam Wuruk dari Majapahit. Bangunan ini secara fisik sudah rusak, bahkan beberapa bagiannya sudah hilang, sehingga sukar sekali ditemukan bentuk aslinya.
Makam mbah Raden terletak di Desa Talang Kecamatan Rejoso. Di lokasi ini terdapat pohon trembesi yang sangat besar dengan diameter sekitar 2 meter.
Maaf gan, ane belum dapat gambarnya yang bagus. Ntar nyusul ya. Hehehe......
Spoiler for 5. Monumen Dr. Soetomo:
Monumen yang menempati tanah seluas 3,5 ha ini merupakan tempat kelahiran Dr. Soetomo Secara keseluruhan kompleks bangunan ini terdiri dari patung Dr. Soetomo, Pendopo induk, yang terletak di belakang patung, dan bangunan pringgitan jumlahnya 2 buah masing-masing 6 x 12 m.
Dr. Soetomo merupakan salah satu pahlawan Pergerakan Nasional yang asli berasal dari Nganjuk. Untuk menghormati beliau dibangunlah sebuah monumen sebagai saksi sejarah tentang keberadaan dan kepahlawanannya dalam membela Nusa dan Bangsa. Dr. Soetomo lahir di Nganjuk di Desa Ngepeh Kec. Loceret. Bahkan ari-ari beliau diperkirakan tepat berada dibawah patung Dr. Soetomo yang digambarkan sedang duduk menghadap ke selatan, dan Monumen Dr.Soetomo yang ada di Desa Ngepeh tersebut sebenarnya adalah rumah dari neneknya.
Spoiler for 6. Goa Margo Tresno:
Goa yang alam sekitarnya memiliki panorama pegunungan yang cukup indah dan sejuk ini terletak di Desa Sugihwaras, Kec. Ngluyu.
Sejauh 650 meter sebelum masuk pintu goa terdapat kolam yang airnya begitu jernih. Luas goa ini kurang lebih 15 x 50 meter dan berhubungan dengan goa Lemah Jeblong. Di sekitar goa ini juga terdapat pula goa yang lain seperti, goa Gondhel, goa Bale, goa Pawon, goa Omah, goa Landak.
Spoiler for 7. Candi Lor:
Candi Lor merupakan bangunan candi yang terbuat dari batu bata merah. Candi ini dipercaya sebagai simbol awal berdirinya kota Nganjuk. Hal ini diperkuat dari bukti di prasasti Anjuk Ladang.
Diketahui bahwa Mpu Sendok sebagai Raja Mataram memerintahkan Rakai Hinu Sahasra, Eakai Baliswara da Rakai Kanuruhan pada tahun 973 untuk membangun sebuah bangunan suci bernama Srijayamerta sebagai pertanda penetapan area Anjuk Ladang
Pada areal candi Lor terdapat 2 makam abdi dalem Mpu Sendok yaitu eyang Kerto dan eyang Kerti. Candi Lor ini terletak di desa Candirejo, kecamatan Loceret dan berdiri di atas tanah seluas 42 x 39,40 meter. Luas alasnya 12,40 x 11,5 meter. Tinggi candi 9,3 meter.
Jurang Gatuk adalah sebuah jurang yang menyempit dan dialiri oleh air yang jernih dari atas ke bawah. Di sana juga ada kolam yang masih alami dan airnya juga jernih. Konon katanya, tempat ini sering menjadi salah satu rute yang digunakan oleh para pemuda pemudi untuk melakukan napak tilas, karena tempat ini masih dalam kawasan daerah pegunungan, itulah yang membuat jalannya menjadi naik turun dan terasa berat untuk ditempuh.
Jurang Gatuk berada di Desa Gondang Kecamatan Pace.
Spoiler for 9. Pura Kertha Bhuwana Giri Wilis:
Pura Kertha Bhuwana Giri Wilis ini terletak di Bajulan, Nganjuk. Bajulan adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Nganjuk, yang letaknya di lereng Gunung Wilis.
Spoiler for 10. Klenteng Hok Yoe Kiong:
Klenteng Hok Yoe Kiong merupakan klenteng untuk umat Tri Darma dan terletak pada kilometer 5 sebelum masuk kota Nganjuk, tepatnya Sukomoro, sebuah jalur penghubung antara Surabaya ke Madiun ataupun sebaliknya.
Di klenteng ini, selain sebagai tempat ibadah umat Tri Darma sehari-hari, juga selalu digunakan sebagai tempat berlangsungnya beberapa event penting yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan umat Tri Darma seperti Cap Go Meh atau perayaan hari raya Cina.
Air Terjun Roro Kuning berada sekitar 27-30 km selatan kota Nganjuk, di ketinggian 600 m dpl dan memiliki tinggi antara 10-15 m. Air terjun ini mengalir dari tiga sumber di sekitar Gunung Wilis yang mengalir merambat di sela-sela bebatuan padas di bawah pepohonan hutan pinus. Kemudian menjadi air terjun yang membentuk trisula. Dan karena proses mengalirnya itulah maka masyarakat Desa Bajulan menamakan air terjun merambat.
Selain keindahan alam, air terjun Roro Kuning juga memiliki nilai sejarah. Di sekitar lokasi ini terdapat monumen perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Monumen ini dibangun untuk mengenang perjuangan Jenderal Sudirman saat memimpin perang gerilya melawan Belanda pada tahun 1949.
Selain menumen, di tempat ini juga terdapat sebuah rumah sangat sederhana yang pada masa perjuangan dahulu sempat ditempati Panglima Besar Sudirman selama satu minggu. Karena itulah selain menikmati keindahan alam, pengunjung air terjun Roro Kuning juga bisa sekaligus mengenang perjuangan Panglima Besar Sudirman.
Menurut legenda, nama Roro Kuning ini berasal dari Ruting dan Roro Kuning, dua putri raja yang berasal dari kerajaan Kadiri dan kerajaan Dhoho yang berkuasa sekitar abad ke 11-12 M. Nama asli Ruting adalah Dewi Kilisuci, sedangkan nama asli Roro Kuning adalah Dewi Sekartaji.
Spoiler for 12. Makam Kanjeng Jimat:
Kanjeng Jimat adalah seorang bupati ke-5 di kadipaten Berbek dan sebagai bupati pertama di Kabupaten Nganjuk. Kanjeng Jimat sesuai data dokumen “Surabaya Post” yang dijelaskan pada tahun 1930, adalah putra menantu sultan Agung Mataram yang sangat gigih dalam menentang penjajah Belanda.
Secara geografis makam kanjeng jimat berada di desa Kacangan Kecamatan Berbek. Makam ini berukuran 2,60 m, lebar 0,90 m, dan tinggi 0,50 m serta tinggi nisan 0,95 m. Di utara makam terdapat payung tingkat 2. Pada bagian selatan kijingan terdapat prasasti memakai huruf Arab, namun menggunakan bahasa Jawa yang berbunyi “Punikao Pasarean Kanjeng Ratu Toemenggung Sosro Kusumo”. Selain itu makam ditutup dengan kelambu putih dan kuning dengan diberi kerangka dari kayu jati yang berukuran tinggi 2 m dan panjang 3,40 m.
Bagi sebagian masyarakat Nganjuk kedudukan kanjeng jimat mempunyai arti tersendiri. Beliau orang yang dianggap paling berjasa terhadap keberadaan Nganjuk selanjutnya. Makam kanjeng Jimat tak pernah sepi dari peziarah, baik siang maupun malam hari. Yang melakukan ziarah, tidak hanya berasal dari Nganjuk, tetapi juga ada yang berasal dari Kediri, Tulungagung, Blitar, Bojonegro, Malang, Madiun, Jombang dan Surabaya.
Spoiler for 13. Masjid Yoni Al-Mubarok:
Masjid Yoni al-Mubarok merupakan peninggalan kanjeng jimat. Masjid tersebit dibangun pada masa pemerintahannya, ketika ia menjabat sebagai bupati pertama dikabupaten Nganjuk. Ia merupakan menantu dari sultan agAgung Mataram. Arsitektur masjid cukup variatif dikarenakan adanya interaksi dengan pedagang asing sehingga terjadi akulturasi kebudayaan di berbagai unsur, seperti warna masjid yang hampir mirip dengan peribadatan orang-orang Tiongkok, bentuk mimbar yang cenderung mengikuti model timur tengah.
Masjid ini masih satu lokasi dengan makan Kanjeng Jimat, yaitu di Desa Kacangan Kecamatan Berbek.
Spoiler for 14. Monumen Jenderal Soedirman:
Terletak di desa Bajulan, kec. Loceret arah selatan kota Nganjuk, monumen Jend. Soedirman didirikan sebagai tanda bahwa di desa Bajulan pernah disinggahi Panglima Besar Jendral Soedirman selama 9 hari dalam rute perjalanannya memimpin perang gerilya melawan Belanda pada tahun 1949.
3 km dari monumen ke arah selatan terdapat padepokan yang sekarang dijadikan museum, juga tempat wudlu, tempat perundingan, serta tempat shalat yang pernah dipakai beliau selama tinggal di desa Bajulan.
Spoiler for 15. Museum Anjuk Ladang:
Museum Anjuk Ladang Terletak di kota Nganjuk, tepatnya sebelah timur Terminal Bus Kota Nganjuk, di dalamnya tersimpan benda dan cagar budaya di jaman Hindu, Doho dan Majapahit yang terdapat di daerah Kabupaten Nganjuk. Disamping itu di simpan Prasasti Anjuk Ladang yang merupakan cikal bakal berdirinya Kabupaten Nganjuk.
Museum ini terbagi menjadi beberapa bagian bangunan. Bagian depan berbentuk joglo tempat menyimpan prasasti Anjuk Ladang, bangunan induk sebagai tempat penyimpanan guci, mangkok, wayang kulit, genta, topeng dan sebagainya.
Ane harap informasi ini dapat dijadikan salah satu referensi bagi agan & sista yang akan melakukan perjalanan wisata di Jawa Timur. Kalo lagi ke Nganjuk jangan lupa mampir ke rumah ane ya gan.
Monggo silahkan meluncur.
Update!
Karena sebagian besar banyak yang ingin ke TKP, ane tambahin Google Mapsnya gan. Silahkan dicek di spoiler masing-masing lokasi.