Sebelum merubah jenis kelamin menjadi seorang perempuan, Solena Chaniago mengaku pernah menikah dan memiliki seorang anak perempuan. Sayang, pernikahannya tak bertahan lama dan memutuskan untuk bercerai.

"Saya pernah menikah tahun 2003, tapi pernikahan saya hanya bertahan satu tahun. Saya bercerai setelah istri saya melahirkan anak perempuan," kata Solena saat berbincang dengan CR Digital di kawasan Tebet Jakarta Selatan, Rabu (8/10).

"Saat menjalani rumah tangga, saya merasakan ada tekanan sebagai seorang suami. Mulai dari situ saya mulai nggak nyaman. Setelah cerai, orangtua marah dan itu membuat saya jadi depresi," sambungnya.

Solena mengaku tetap menjaga hubungan baik dengan mantan istrinya. "Sampai sekarang saya tetap berkomunikasi dengan dia (mantan istrinya). Dia saya anggap sebagai saudara sendiri," katanya.

Dari pernikahan tersebur, Solena dikaruniai seorang anak perempuan yang kini berusia 11 tahun. Untuk memperkenalkan diri sebagai ayahnya, Solena sempat kesulitan karena sosoknya sudah menjadi perempuan.

"Saya memang jarang bertemu sama anak saya, tapi saya tetap komunikasi. Kalau ketemu sama dia, saya bilang tantenya dari mama (Solena). Lambat tahun, saya mencoba menjelaskan kalau tante Solena ini yaitu ayah dia. Sempet, anak saya murung dan diam. Dia tidak menangis malah saya yang nangis. Tapi, saya berusaha menghibur dan ajak jalan-jalan, akhirnya dia menerima," katanya.

Solena bercerita soal keinginannya merubah jenis kelamin menjadi wanita. Demi keinginannya, ia harus mengeluarkan biaya besar. "Untung saya nggak banyak yang dioperasi, saya hanya operasi payudara, vagina, dan sedikit meniruskan hidung saya saja. Suara saya memang begini, serak serak basah gitu, jakun memang nggak punya, paha saya juga memang kecil. Jadi, operasi payudara habiskan uang sekitar seratus jutaan, ganti kelamin sekitar tiga ratus jutaan semua operasi di Thailand," katanya.

Sumber