PT KAI Commuter Jabodetabek adalah salah satu anak perusahaan di lingkungan PT Kereta Api (Persero) yang dibentuk sesuai dengan Inpres No. 5 tahun 2008 dan Surat Menneg BUMN No. S-653/MBU/2008 tanggal 12 Agustus 2008.
Pembentukan anak perusahaan ini berawal dari keinginan para stakeholdernya untuk lebih fokus dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjadi bagian dari solusi permasalahan transportasi perkotaan yang semakin kompleks.
PT KAI Commuter Jabodetabek ini akhirnya resmi menjadi anak perusahaan PT Kereta Api (Persero) sejak tanggal 15 September 2008 yaitu sesuai dengan Akte Pendirian No. 415 Notaris Tn. Ilmiawan Dekrit, S.H.
Kehadiran PT KAI Commuter Jabodetabek dalam industri jasa angkutan KA Commuter bukanlah kehadiran yang tiba-tiba, tetapi merupakan proses pemikiran dan persiapan yang cukup panjang. Di mulai dengan pembentukan Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek oleh induknya PT Kereta Api (Persero), yang memisahkan dirinya dari saudara tuanya PT Kereta Api (Persero) Daop 1 Jakarta. Setelah pemisahan ini, pelayanan KRL di wilayah Jabotabek berada di bawah PT Kereta Api (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek dan pelayanan KA jarak jauh yang beroperasi di wilayah Jabodetabek berada di bawah PT Kereta Api (Persero) Daop 1 Jakarta.
Dan akhirnya PT Kereta Api (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek berubah menjadi sebuah perseroan terbatas, PT KAI Commuter Jabodetabek. Setelah menjadi perseroan terbatas perusahaan ini mendapatkan izin usaha No. KP 51 Tahun 2009 dan izin operasi penyelenggara sarana perkeretaapian No. KP 53 Tahun 2009 yang semuanya dikeluarkan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
Tugas pokok perusahaan yang baru ini adalah menyelenggarakan pengusahaan pelayanan jasa angkutan kereta api komuter (untuk selanjutnya disebut Commuter saja) dengan menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Serpong) dan Bekasi (Jabodetabek) serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang.[1]
Spoiler for RUTE KRL:
Spoiler for Rute Pusat / LingkarKota:
Jalur ini melingkari pusat kota (downtown) Jakarta yang menghubungkan Manggarai, Sudirman, Tanahabang, Duri, Kampung Bandan, Kemayoran, Pasar Senen, Jatinegara, hingga kembali ke Manggarai.
KRL yang melayani jalur ini:
KRL Ekonomi AC Ciliwung beroperasi sejak 30 November 2007 yang berhenti di setiap stasiun. Pada tahap awal dijalankan untuk jalur lingkar kanan (searah jarum jam) dari Manggarai, Sudirman, Tanah Abang, Duri, Kampung Bandan, Kemayoran, Pasar Senen, Jatinegara, hingga kembali ke Manggarai. Jalur ini dilayani oleh KRLI buatan PT INKA yang dahulu digunakan untuk rute Bogor dan Bekasi.
Harga karcis untuk satu putaran ataupun satu stasiun (tarif rata) adalah Rp 3.500.
Spoiler for RUTE Selatan:
Jalur ini menghubungkan stasiun Jakarta Kota/Tanah Abang ke stasiun Depok hingga Stasiun Bogor, dan melewati beberapa stasiun seperti Juanda, Gambir, Manggarai, Pasar Minggu, Citayam, dan Bojong Gede.
Beberapa KRL yang melayani jalur ini:
**KRL Ekonomi Jakarta Kota/Tanah Abang-Bogor yang berhenti di setiap stasiun kecuali stasiun Gambir.
Harga karcis untuk jarak terjauh (Bogor-Jakarta Kota) sebesar Rp 2.000 dan KTB (Kartu Trayek Berlangganan) Rp 60.000, sedangkan tarif Depok-Jakarta Kota hanya sebesar Rp 1.500
**KRL Pakuan Ekspres Jakarta Kota/Tanah Abang-Bogor yang berhenti di beberapa stasiun seperti stasiun Juanda, Gambir, Gondangdia, Depok (tidak setiap rangkaian), Bojong Gede, dan Bogor.
Harga karcis adalah Rp 11.000 dan KTB Rp 450.000
**KRL Depok Ekspres Jakarta Kota-Depok yang berhenti di beberapa stasiun seperti stasiun Juanda, Gambir, Gondangdia, Depok Baru (tidak setiap rangkaian), dan berakhir di stasiun Depok.
Harga karcis adalah Rp 9.000
**KRL Ekonomi AC relasi Bogor-Jakarta Kota/Tanah Abang yang berhenti di setiap stasiun kecuali di stasiun Gambir (berjalan langsung).
Harga karcis adalah Rp 5.500 dan KTB Rp 185.000
Spoiler for Rute Timur :
Jalur ini menghubungkan stasiun Jakarta Kota/Tanahabang/Tanjung Priok ke Stasiun Bekasi hingga Cikarang, dan melewati beberapa stasiun seperti Kemayoran, Pasar Senen, Jatinegara, Klender, Cakung, Kranji, Tambun, dan Cibitung.
Beberapa KRL yang melayani jalur ini:
KRL Ekonomi Jakarta Kota-Bekasi yang berhenti di setiap stasiun, dengan jurusan:
Jakarta Kota-Bekasi lewat Pasar Senen
Jakarta Kota-Bekasi lewat Juanda
Jakarta Kota-Bekasi lewat Tanah Abang
Harga karcis untuk jarak terjauh (Jakarta Kota-Bekasi) adalah Rp 1.500 dan abodemen Rp 45.000, sedangkan tarif Jakarta Kota-Klender Baru hanya sebesar Rp 1.000
KRL Ekonomi Jakarta Kota/Tanjung Priok-Cikarang yang berhenti di setiap stasiun.
Harga karcis untuk jarak terjauh (Jakarta Kota-Cikarang) adalah Rp 2.000 dan abodemen Rp 45.000
**KRL Ekonomi AC Jakarta Kota/Tanjung Priok-Bekasi yang berhenti di setiap stasiun. Harga karcis adalah Rp 4.500
**KRL Bekasi Ekspres Jakarta Kota/Tanah Abang-Bekasi, dengan jurusan:
Jakarta Kota-Bekasi, yang berhenti di stasiun Juanda, Gambir, Gondangdia, Klender Baru, Cakung (tidak setiap rangkaian), Kranji, dan Bekas
Tanah Abang-Bekasi, yang berhenti di stasiun Sudirman, Klender Baru, Kranji dan Bekasi.
Harga karcis adalah Rp 9.000
Spoiler for Rute Barat daya:
Jalur ini menghubungkan stasiun Tanah Abang/Manggarai/Jakarta Kota ke stasiun Serpong, dan melewati beberapa stasiun seperti Sudirman, Palmerah, Kebayoran, Pondokranji, Sudimara, dan Rawabuntu.
Diperkirakan pada 2012, layanan KRL akan diperpanjang secara resmi sampai dengan stasiun Parungpanjang. Selama ini, hanya KRL Ekonomi AC Ciujung pada siang hari yang perjalanannya diperpanjang sampai stasiun Parungpanjang.
Beberapa KRL yang melayani jalur ini:
KRL Ekonomi Serpong-Tanah Abang yang berhenti di setiap stasiun.
KRL Sudirman Ekspres Manggarai-Serpong yang berhenti di beberapa stasiun seperti stasiun Sudirman, Palmerah (tidak setiap rangkaian), Pondok Ranji, Sudimara, dan Serpong.
Harga karcis sebesar Rp 8.000 (2007)
**KRL Ekonomi AC (Ciujung) Tanah Abang-Serpong yang berhenti di setiap stasiun.
Harga karcis sebesar Rp 4.500
Selain itu, jalur ini juga dilayani oleh KA ekonomi langsam dan KA patas dengan tujuan Jakarta Kota/Tanah Abang - Rangkasbitung.
Spoiler for Rute Barat:
Beberapa KRL yang melayani jalur ini:
KRL Ekonomi Jakarta Kota-Tangerang yang berhenti di setiap stasiun.
KRL Benteng Ekspres Jakarta Kota/Manggarai-Tangerang yang berhenti di beberapa stasiun seperti Kampung Bandan, Duri, Dukuh Atas, dan Poris.
Rute Wisata
Sejak Juli 2005, PT KAI Commuter Jabotabek bekerjasama dengan PT. Taman Impian Jaya Ancol menyediakan kereta wisata pada hari Minggu dan libur. Kereta wisata ini berangkat dari Bogor, Bekasi, Serpong, dan Tangerang dengan tujuan akhir Ancol. Harga tiket Rp 22.500 untuk pulang-pergi ditambah tiket masuk Ancol
KRL Holec adalah unit KRL ekonomi termuda yang masih digunakan (meski tidak sebanyak dulu). KRL ini dibuat oleh Belanda dan melayani rute Ekonomi. Dari seluruh rangkaian ekonomi yang ada, KRL Holec tergolong paling sulit dirawat. Selain karena masalah suku cadang yang susah dicari (pabriknya sendiri sudah lama tutup), KRL ini pun juga sering mengalami mogok karena kelebihan beban. Sehingga banyak KRL eks Holec yang rusak, dijadikan KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) yang dioperasikan di beberapa kota di luar Jakarta. "Rekondisi" KRL Holec adalah KRDE yang dioperasikan di rute Yogyakarta-Solo (Prameks),Padalarang-Cicalengka (Baraya Geulis),Tanjung priok-tegal (kaligangsa express),dan Purwokerto-magwuo(maguwo express).Dan sekian lama krl Bn holec tidak terlihat masih ada kok di PT.INKA masih dengan wujud KRL hanya saja memakai ac dan wajah berbeda.
Spoiler for Rheos Diesel:
rangkaian yang digunakan adalah buatan Jepang dari tahun 1976 sampai tahun 1987 dengan teknologi rheostat. Umumnya, KRL ini dibuat oleh perusahaan Nippon Sharyo, Hitachi dan Kawasaki dari Jepang, untuk melayani kelas KRL Ekonomi. Untuk KRL rheostat buatan pabrik Nippon Sharyo tahun 1987 (lihat gambar tiga KRL,paling kanan), rangkaian ini dulunya melayani rangkaian Pakuan Ekspres tahun 90-an. Setelah KRL Hibah (Tōei seri 6000) datang, KRL ini mulai terlupakan dan dijadikan rangkaian KRL Ekonomi. Khusus untuk KRL Rheostat yang datang pada tahun 1986-1987, bodinya sudah stainless steel dan merupakan KRL AC pertama di Indonesia. Untuk KRL buatan Nippon Sharyo tahun 1976, kereta ini sudah dicat ulang beberapa kali dari warna lamanya. Semula berwarna merah polos dengan 'wajah' kuning terang, kemudian putih-hijau (lihat gambar tiga KRL, paling kiri), dan kini kuning kecoklatan. Kedua KRL ini mulanya seperti KRL Ekonomi AC atau Ekspres, yakni pintunya dapat tertutup secara otomatis, dan cukup nyaman. Namun, seiring berjalannya waktu kedua KRL ini menurun kondisinya menjadi seperti sekarang ini.
Mulai 2010, KRL ini menggunakan skema warna putih dengan garis oranye di tengah. Pada 2009, juga telah dioperasikan KRL dengan modifikasi kabin, yang bernama "Djoko Lelono"
Spoiler for Hitachi:
KRL ini dibuat pada tahun 1997 di PT INKA bekerjasama dengan Hitachi, dibuat sebanyak 64 unit (8 set) berteknologi VVVF. Kereta ini memiliki ciri yang khas yaitu ketika mulai bergerak sangat halus dan tidak menyentak. Jenis KRL ini adalah yang digunakan untuk Pakuan Ekspres kelas bisnis sampai akhirnya turun tingkat ketika era Tōei seri 6000 datang dari Jepang.
Spoiler for rute terbaru:
Spoiler for TIKET HARIAN BERJAMIN:
TARIF BARU KRL
Jakarta -Pemerintah akhirnya mencairkan anggaran subsidi berupa Public Service Obligation (PSO) untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar Rp 704,7 miliar. Dari anggaran tersebut sebesar Rp 286 miliar dialokasikan untuk KRL Commuter Line Jabodetabek berpendingin udara (AC).
Direktur Utama KAI Ignasius Jonan menjelaskan pasca pemberian subsidi untuk penumpang KRL AC Jabodetabek, mulai 1 Juli 2013 menggunakan tarif KRL progresif untuk setiap rute mengalami penurunan tarif yang cukup signifikan.
Misal berangkat dari Stasiun Depok-Stasiun Sudirman, tarif progresif normal sebelum subsidi sebesar Rp 6.000 sekali jalan. Pasca menerima subsidi, tarifnya turun menjadi Rp 3.500.
"Ini yang menarik. Berangkat dari stasiun Depok-Sudirman itu ada 13 stasiun. Tarif progresif Rp 6.000 dapat subsidi Rp 2.500 jadi Rp 3.500," ucap Jonan kepada wartawan usai penandatangan PSO antara Kementerian Perhubungan dan KAI di Kantor Otoritas Bandara, Kompleks Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Senin (17/6/2013).
Tarif progresif ini berlaku dengan sistem baru, 5 stasiun pertama penumpang dikenakan biaya Rp 3.000 kemudian memperoleh subsidi sebesar Rp 1.000 menjadi Rp 2.000. Untuk stasiun berikutnya atau setelah stasiun kelima akan dikenakan tarif Rp 1.000 untuk setiap 3 stasiun.
Tarif ini kemudian memperoleh subsidi Rp Rp 500 menjadi tinggal Rp 500 per setiap 3 stasiun lanjutan. Jonan menjelaskan, misal Bogor-Jakarta Kota ada 23 stasiun maka dikenakan tarif progresif pasca subsidi menjadi Rp 5.000 dari sebelumnya Rp 9.000 per orang. Tarif ini berlaku untuk semua rute KRL Commuter Line Jabodetabek.
"Kami juga terimakasih ini, atas nama masyarakat bahwa akhirnya memberikan subsidi PSO atas semua kereta listrik pendingin ruangan. Ini lompatan luar biasa untuk angkutan publik," tambahnya.
Hadir pada penandantangan pencairan PSO adalah Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tundjung Inderawan.