Puluhan wartawan terbang bersama TNI dari Jakarta menuju Surabaya, Jawa Timur. Serunya, para wartawan diizinkan menumpang pesawat Hercules yang biasa digunakan untuk mengangkut logistik atau prajurit.

Sekitar 80 wartawan terbang dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, untuk melihat persiapan acara HUT TNI yang akan digelar di Surabaya. Bersama sekitar 30 personil TNI dan crew pesawat, para wartawan, termasuk detikcom, terbang dengan Pesawat Hercules A-1327, Jumat (3/10/2014).

Dengan interior memanjang berwarna merah dengan jaring-jaring sebagai penyangganya, terdapat 4 baris kursi di dalam pesawat yang gagah ini. Kami terpaksa duduk berhimpitan, dan bahkan cukup banyak yang berdiri, karena penumpang melebihi dari kursi yang tersedia.

Sebanyak 4 utas tali baja, 2 di sisi kanan dan 2 di sisi kiri, terbentang di bagian atas kursi. Gunanya untuk dijadikan pegangan bagi mereka yang berdiri. Begitu masuk, mesin pesawat sedang dipanaskan sehingga membuat para penumpang kepanasan.

"Duh kayak naik bis ya," canda salah seorang wartawan.

Berbeda dengan pesawat biasa, 'tampilan' di dalam Hercules memang tampak agak menyeramkan. Tidak adanya penutup di bagian langit-langit pesawat membuat kabel-kabel dan pipa-pipa terlihat. Belum lagi suara 'horor' mesin yang terdengar sangat kencang dari balik dinding-dinding pesawat.

Namun di balik semua itu, ada sensasi tersendiri saat menaiki pesawat ini. Selain terasanya kedekatan serta kebersamaan di antara penumpangnya, Pesawat Hercules yang bercorak loreng-loreng itu berulang kali membuat perut seperti diremas. Pasalnya, kerap kali pesawat terasa oleng dan terombang-ambing karena terbawa angin.

"Kayak naik kora-kora ya kita," celetuk seorang wartawan lain memecah ketegangan.

Ketika take off dan landing pun Hercules terasa lebih 'kasar' dibanding pesawat pada umumnya. Untuk itu penumpang harus ekstra hati-hati dan mencari pegangan.

Waktu tempuh dari Jakarta hingga sampai Surabaya dengan Pesawat Hercules lebih lama dibanding pesawat biasa. Jika dengan maskapai komersil hanya memerlukan waktu sekitar 45-60 menit, perjalanan kali ini memakan waktu 90 menit. Rombongan berangkat pukul 14.30 WIB, dan tiba tepat pukul 16.00 WIB. Tak heran banyak penumpang yang memilih tidur saat perjalanan.

"Perjalanan agak lebih lama karena beban pesawatnya berat jadi harus terbang ekstra hati-hati," jelas sang pilot, Mayor Penerbang Edi Siswanto begitu tiba di Lanud Juanda, Surabaya.

Menaiki pesawat Hercules memang tidak senyaman seperti Boeing atau jenis lainnya, namun pengalaman terbang dengan pesawat ini memiliki keunikan tersediri. Dirgahayu TNI.