

TS
aticong
Tips Menyimpan Daging Kurban Yang Sehat dan Higienis

Quote:
Maaf kalau Repost








Quote:
Salam sejahtera, kali ini ane mau berbagi tips2 penting dan mendasar dalam menyimpan bahan makanan, terutama jenis daging. Yap, sebentar lagi idul adha / idul kurban, bakal ada pembantaian dimana2


Quote:
Daging merupakan bahan olahan yang bersifat mentah. Daging yang baru dipotong, apalagi hewan kurban, dipastikan masih banyak mengandung bakteri dan parasit. Karena tau sendiri dong, pemotongannya di tempat yang terbuka, di tanah, dengan pisau besar atau parang atau golok yang tajam, steril ? pastinya tidak dong,makanya daging mentah ya ga bisa dimakan mentah. Nah beberrapa jenis bakteri dan parasit tersebut merupakan penyebab gangguan kesehatan bagi manusia yang mengkonsumsinya, secara mentah maksudnya. Contoh beberapa bakteri yang terdapat dalam daging mentah :
Escherichia coli ,dapat menghuni usus hewan, dan dapat mengkontaminasi daging saat pemotongan hewan. Organisme ini biasanya tidak membahayakan. Namun, ada strain yang langka, misalnya E. coli O157:H7, yang memproduksi racun dalam jumlah besar dan menyebabkan kerusakan parah pada dinding usus. Penyakit yang ditimbulkannya disebut haemorrhagic colitis dan ditandai dengan diare berdarah. E. coli O157:H7 dapat dibunuh dengan mudah dengan pemasakan yang merata.
Salmonella ,kadang-kadang dapat ditemukan pada saluran usus ternak, unggas, anjing, kucing, dan banyak hewan lainnya. Saat pemotongan hewan, dagingnya mungkin terkontaminasi dan karena itu pendinginan diperlukan untuk mencegah perkembangbiakannya. Pembekuan tidak dapat membunuh mikroorganisme ini, tetapi pemasakan dengan merata dapat membasminya. Kontaminasi silang dapat terjadi apabila daging mentah dan/atau cairannya bersentuhan dengan makanan yang sudah dimasak atau makanan yang dimakan mentah, misalnya salad. Salmonella menyebabkan gastroenteritis (gangguan pencernaan), yakni diare, demam typhoid sampai keracunan makanan.
Staphylococcus aureus , ada pada kulit ternak, namun juga terbawa pada tangan manusia, saluran hidung, atau tenggorokan. Kebanyakan kasus penyakit karena makanan terjadi karena kontaminasi dari orang yang menangani makanan dan produksi racun tahan panas dalam makanan setelah perlakuan temperatur yang salah
Listeria monocytogenes ditemukan dalam usus dan susu hewan. Walaupun pemasakan dapat menghancurkan organisme ini, penanganan makanan dengan buruk dapat mengkontaminasi ulang produk yang sudah dimasak dan pertumbuhan dapat terjadi bahkan pada temperatur rendah.

Escherichia coli ,dapat menghuni usus hewan, dan dapat mengkontaminasi daging saat pemotongan hewan. Organisme ini biasanya tidak membahayakan. Namun, ada strain yang langka, misalnya E. coli O157:H7, yang memproduksi racun dalam jumlah besar dan menyebabkan kerusakan parah pada dinding usus. Penyakit yang ditimbulkannya disebut haemorrhagic colitis dan ditandai dengan diare berdarah. E. coli O157:H7 dapat dibunuh dengan mudah dengan pemasakan yang merata.
Salmonella ,kadang-kadang dapat ditemukan pada saluran usus ternak, unggas, anjing, kucing, dan banyak hewan lainnya. Saat pemotongan hewan, dagingnya mungkin terkontaminasi dan karena itu pendinginan diperlukan untuk mencegah perkembangbiakannya. Pembekuan tidak dapat membunuh mikroorganisme ini, tetapi pemasakan dengan merata dapat membasminya. Kontaminasi silang dapat terjadi apabila daging mentah dan/atau cairannya bersentuhan dengan makanan yang sudah dimasak atau makanan yang dimakan mentah, misalnya salad. Salmonella menyebabkan gastroenteritis (gangguan pencernaan), yakni diare, demam typhoid sampai keracunan makanan.
Staphylococcus aureus , ada pada kulit ternak, namun juga terbawa pada tangan manusia, saluran hidung, atau tenggorokan. Kebanyakan kasus penyakit karena makanan terjadi karena kontaminasi dari orang yang menangani makanan dan produksi racun tahan panas dalam makanan setelah perlakuan temperatur yang salah
Listeria monocytogenes ditemukan dalam usus dan susu hewan. Walaupun pemasakan dapat menghancurkan organisme ini, penanganan makanan dengan buruk dapat mengkontaminasi ulang produk yang sudah dimasak dan pertumbuhan dapat terjadi bahkan pada temperatur rendah.
Quote:
Nah jadi jelas kan, cara menghindari agar kita dapat mengkonsumsi daging kurban yang aman , antara lain :
1. Pastikan hewan kurban yang dipotong adalah hewan yang sehat
2. Memasak sampai matang dan mengolah dengan cara yang benar
3. Menyimpan dalam tempat dan suhu yang tepat
Nah yang ane mau berbagi disini adalah bagaimana penyimpanan itu dilakukan secara tepat dan aman, sesuai dengan prinsip Food Hygiene, tujuannya adalah untuk mencegah kontaminasi silang terhadap bahan makanan lain yang disimpan bersama-sama ,gitu gan

Quote:
Berikut ini prinsip penyimpanan bahan makanan berupa daging kurban , dalam hal ini agan menggunakan freezer dalam kulkas rumahan ya gan, yang memang paling sering digunakan sehari-hari
1. Suhu Penyimpanan Yang Tepat
Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya
Menyimpan sampai 3 hari : -5 sampai 0 derajat Celsius
Penyimpanan untuk 1 minggu : -19 sampai -5 derajat Celsius
Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -10 derajat Celsius
2. Tata Cara penyimpanan
Lebih baik gunakan wadah khusus untuk menyimpan daging tersebut
Hindari menggunakan plastik kresek warna ( merah,hitam,dll),lebih baik gunakan plastik transparan
Simpan dalam freezer sesuai dengan suhu yang telah disebutkan
Pisahkan bahan makanan mentah dengan bahan makanan siap saji
Penempatan dan pengambilan daging diatur dengan sistem FIFO (first in first out) artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus dikeluarkan lebih dulu
Sebaiknya sediakan freezer khusus untuk menyimpan daging mentah,ditutup rapat dan hindari terlalu sering dibuka
3. Pengolahan
- Jangan cuci daging sebelum dimasak, karena dapat menyebabkan daging bau, dan sisa air pencucian dapat mengkontaminasi daerah sekitarnya,takutnya terpercik ke pengolahan bahan makanan lain
-apabila daging beku, lakukan pemanasan misalnya direndam dalam air mendidih
-Saat memanggang, pilih potongan daging merah tanpa lemak yang dapat mengurangi kemungkinan flare-up atau asap tebal yang meninggalkan karsinogen di dalam daging.
-Apabila memanggang, sebaiknya masak di atas api sedang atau panas yang tidak langsung. Jangan dengan panas tinggi yang dapat menyebabkan kandungan gizi pada daging hilang.
-Tidak memasak terlalu lama yang akan membuat warna dan tekstur daging hilang.
-Bila diolah dengan menggoreng, sebaiknya menggunakan minyak panas yang membuat suhu daging tetap terjaga.
-Pertama, harus diingat bahwa daging mengandung lebih dari senyawa penyebab kanker. Supaya daging tidak gosong, pastikan bahwa daging yang dimasak bersuhu aman.
-Untuk mendapatkan daging yang dibakar atau terpanggang bertekstur empuk, dalam keadaan mentah yang akan dipotong-potong sesuai selera, sebaiknya tutup memakai daun pepaya. Daging kambing mentah yang ditutup daun pepaya berkhasiat menghilangkan aroma menyengatnya.
- Untuk membunuh bakteri penyebab penyakit dalam daging, pastikan menggunakan api atau panas yang cukup ketika memanggang atau membakar daging.
-Sebaiknya daging direndam aneka bumbu yang dapat mengurangi pembentukan bakteri di dalam daging.
-Dengan menambahkan gula pada pengolahan daging, selain bermanfaat sebagai cita rasa, juga memberikan warna pada permukaan dan lapisan dalam daging.
- Kalau dari iklan Kecap B*ngo di TV, bisa direndam dalam air buah nanas agar empuk,selain itu mencegah pembentukan bakteri baru
- Sebaiknya gunakan penjepit atau spatula demi menghindari atau melepaskan tetesan air dan darah pada daging.
- Peralatan yang digunakan untuk mengolah daging mentah ini ( spatula, pisau, talenan, dll ) jangan digunakan untuk mengolah bahan makanan lain ya gan
Kan kalau udah jadi kayak gini,aman dan higienis jadi tambah nikmat gan



Quote:


Demikian Yang Bisa Ane Share Ya gan
MONGGO KOMEN , CENDOL ATAU RATENYA GAN





Quote:
Sumber :
[url= food-info.net] [url]http://www.food-info.net/id/qa/qa-saf44.htm[/url] [/url]
Gambar dari www.google.co.id
Depkes RI. Penyehatan Makanan dan Minuman, 1999.
Purawidjaja, Enam Prinsip Dasar Penyediaan Makan di Hotel, Restoran dan Jasaboga, 1995
[url= tempo.com]http://www.tempo.co/read/news/2011/11/06/105365123/10-Cara-Mengolah-Daging[/url]
Diubah oleh aticong 01-10-2014 21:56
0
4.5K
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan