- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Catatan Perjalanan OANC
[catper] 3078 mdpl : bayar hutang
TS
sureukis
[catper] 3078 mdpl : bayar hutang
Assalamu'alaikum,
Agan-agan, Ane mau share pendakian ke gunung Ciremai tahun 2012 yang lalu. Sebenrnya ini copasan dari blog ane sih. Ane share juga lah di sini, semoga sharing ini bermanfaat. Selamat menikmati gan...
Spoiler for Begini ceritanya...:
Pendakian Gunung Ciremai tanggal 26-28 Oktober kemaren adalah pendakian ulang saya bareng Aji, Lutfi dan Kitoy, setelah pada Maret lalu gagal karena kondisi cuaca dan waktu yang tidak memungkinkan. Sama seperti pendakian sebelumnya, point-nya : DADAKAN. Karena hari sabtu kejepit nasional, niatnya ngajuin cuti, tapi alhamdulillah ternyata tempat kerja memberi kebijakan cuti bersama di hari sabtu. Pepatah mengatakan : Pucuk dicinta, ulam pun tiba.
Awalnya mau muncak Gunung Pangrango aja yang deket, nge-camp di Mandalawangi menikmati malam minggu. Tapi ada kendala di perijinan, KTP si Kitoy udah kadaluarsa, juga ternyata jalur pendakian Cibodas belum dibuka. Kami mikir-mikir lagi kalau harus lewat jalur Putri untuk ke Pangrango-nya. Akhirnya kami nentuin destinasi kedua, Gunung Ciremai lah pilihannya. Pas banget sekalian bayar hutang. Akhirnya kita sepakat muncak Ciremai.
Sebenernya jalur pendakian Ciremai lagi ditutup karena kebakaran hutan beberapa minggu lalu yang memakan lahan TNGC sampe 900 hektar. Tapi setelah tanya ke pendaki senior yang juga berkecimpung di SAR, bang Inoerimbu, yang menyatakan masih aman, maka kita pun makin semangat. dan was-was saya hilang seketika. Sebagai informasi, Ciremai adalah satu-satunya gunung yang selalu bikin saya was-was ketika akan mendakinya. Bikin galau. haha. Tapi setelah berjalan mulai pendakian, was-wasnya hilang seketika.
Jumat, 26 Oktober 2012
Setelah sibuk dengan perhelatan Hari Raya Idul Adha di pagi harinya, saya sama Lutfi janjian ketemu di tempat kerja. Sambil packing peralatan dan perlengkapan, juga sambil nunggu kedatangan Aji. Setelah Aji datang dan packing selesai, kami pun segera berangkat menuju terminal Pulogadung. Sampai Pulogadung sekitar jam 19.00 wib. Janjian dengan Kitoy dan langsung berangkat naek bis Luragung. Perjalanan yang cukup lancar, sembari merasai Indonesia asli di dalam bis dari para penumpang.
Sabtu, 27 Oktober 2012
Jam 01.00 kami sampai di pertigaan Cilimus, perlu berjalan sekitar 2 kilometer untuk sampai pos 1 pendakian. Setiba di pos pendakian, kami packing ulang, menyiapkan headlamp sambil ketok-ketok pintu pos. Nggak lama Pak Ahmad sang penjaga pos pun terbangun, membukakan pintu dan menyapa. Ketika ditanya darimana, kami bilang dari Bogor, yang waktu Maret lalu gagal muncak cuma sampai Batu Lingga. Beliau pun sepertinya masih ingat. Tidak panjang lebar, Aji sebagai PIC langsung mendaftar.
Kami mulai pendakian tepat jam 02.20 wib. Jalur Linggasana (d/h Linggajati) memang jalur yang paling menguras tenaga, belum apa-apa sudah disuguhin tanjakan. Perjalanan dini hari menuju pos Condang Amis itu agak terhambat karena headlamp yang berfungsi hanya 2, itupun yang 1 redup. Jadi kami harus berjalan lebih rapat dan lebih lambat. Benar saja, kami sedikit salah mengambil jalur, walaupun akhirnya kembali ke jalur yang benar.
Tiba di Condang Amis jam 05.10 wib. Istirahat, Sholat shubuh, strecthing dan kembali melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan menuju pos Kuburan Kuda, Saya yang berjalan di depan dan Aji sempat dibuat kaget bukan kepalang setelah kepergok macan. Alhamdulillah si macan langsung berlari ke dalam hutan. Dengan cool, calm and confident kami meneruskan perjalanan hingga tiba di pos Kuburan Kuda.
Di pos ini, kami istirahat untuk makan pagi spesial. Nasi timbel, orek tempe, ikan teri dan menu utama yaitu, Jengkol! tapi sayang Jengkolnya masih agak kriuk-kriuk. haha. Anyway, Porsi yang pas dan menu yang enak, cukup mengenyangkan perut dan menambah energi untuk melanjutkan perjalanan.
Jam 08.50 wib, kami tiba di pos Pangalap. Disini kami bukannya istirahat, tapi malah buang energi. Foto-foto pake timer yang 10 kali jepret. Loncat-loncat kesana-kesini. Energi untuk jalan 1 pos terbuang percuma. Tapi anyway, kami semua fun, nggak ada dari kami yang nggak ketawa, seakan-akan semuanya lepas saat itu. Dan memang, ketika sudah fun dalam mendaki, hilang semua penat yang ada.
Perjalanan kami teruskan hingga sampai di pos Tanjakan Seruni. Tiba di Seruni jam 09.30 wib. Di sini kami ketemu sama tiga orang pendaki lain yang sedang istirahat. Sedikit cengkrama, akhirnya mereka izin untuk jalan duluan. Selang berapa lama, kami pun meneruskan perjalanan. Sekitar 15 menit berjalan, kami bertemu kembali dengan mereka. Yang dua sedang membuat bivak untuk temannya (survivor) yang ternyata menderita maag akut. Kami meninggalkan mereka, tapi tak lama kemudian dua orang pendaki tadi mendahului kami kembali. Dengan agak tergesa. Mereka bilang akan menyusul teman-teman mereka di atas sana. Lalu si survivor? Ternyata dia mereka tinggalkan di bivak. Engtah bagaimana keadaannya, mudah-mudahan mereka bekali dengan persediaan makanan atau minuman.
Jam 11.20 wib kami tiba di pos Bapa Tere. langit yang sedari tadi mendung akhirnya menumpahkan airnya. Hujan yang cukup lebat memperlambat perjalanan. Akhirnya kami membuat shelter untuk melindungi dari hujan dan beristirahat. Kami semua kedinginan, terlebih Kitoy. Kopi hangat, STMJ hangat dan mie rebus cukup me-recharge kondisi tubuh kami kembali. Sembari tetap teringat kepada si survivor di bawah sana.
Kondisi cuaca dan waktu tempuh hampir sama dengan pendakian sebelumnya. Tapi kami nggak mau gagal untuk kedua kali dan menambah hutang lagi. Akhirnya dengan motivasi yang besar kami teruskan perjalanan hingga pos Batu Lingga (14.25 wib), pos Sangga Buana (15.10 wib) dan Sangga Buana I (16.10 wib). Dari pos ini, tinggal 1 lagi menuju pos terakhir sebelum puncak yaitu Pangasinan.
Saya dan Aji bergerak duluan, tapi Aji merasa kram di kakinya dan butuh istirahat, akhirnya kami bertukar bawaan, dengan membawa carrier yang berisi tenda saya berjalan dahulu untuk menyiapkan tenda di Pangasinan. Alhamdulillah, pada jam 17.15 wib saya tiba di Pangasinan, disusul Aji, Kitoy dan Lutfi beberapa menit kemudian.
Setelah sholat dzuhur + ashar, kemudian maghrib + isya, kami berniat menormalkan kondisi tubuh dengan membuat kopi dan STMJ serta mengisi perut dengan memasak mie rebus, apalah daya, kompor tidak dapat digunakan. Akhirnya sekitar jam 19.30 kami semua tertidur pulas.
Minggu, 28 Oktober 2012
Alarm tetap menyala jam 03.00 wib, tapi saya baru bangun sekitar jam 04.15 wib. Udara shubuh di ketinggian 2.800 mpdl waktu itu sangat dingin, kalau tidak mengingat sunrise, saya enggan sekali keluar tenda.
Ketika keluar tenda, dan pandangan di arahkan ke timur, subhanalloh, horizon berwarna keemasan berbalut warna biru kehitaman begitu mempesona. Segera saya bangunkan yang lain. Setelah shubuh berjamaah, kami menikmati lukisan pagi ini, mendokumentasikannya dan seperti biasa, bernarsis ria.
Setelah puas menikmati keindahan sunrise, kami mulai packing kembali untuk siap-siap summit attack. Sebelum berangkat, kami sarapan pagi seadanya dengan roti, mie rebus keremes dan STMJ dingin.
Jam 07.30 wib, kami meninggalkan Pangasinan untuk summit attack. 1 jam perjalanan, akhirnya kami tiba di puncak tertinggi Jawa Barat. Sekali lagi Subhanalloh, terbayar sudah perjalanan 15 jam, dengan berdiri di ketinggian ini. Sejauh mata memandang hanya gumpalan awan. Dari kejauhan tampak Gunung Slamet yang kokoh memunjul di atas awan. Juga terlihat Gunung Sindoro, Sumbing dan Cikuray yang samar tertutup awan. Maha besar Alloh dengan segala ciptaannya yang begitu megah.
Kami tidak belama-lama di puncak, mengingat kami harus mengitari setengah kawah untuk turun melalui jalur Palutungan. Kami bergerak menyisir kawah menuju arah selatan sedikit ke barat daya. Di sepanjang jalan kami bertemu dengan banyak pendaki yang akan berganti jalur pula. Begitu akrab. Begitulah seharusnya sesama pendaki.
Setiba di puncak Sunan Mataram, tepat jam 10.00 wib, kami bergegas turun untuk mengantisipasi hujan di perjalanan dan kemalaman. 6 jam perjalanan, alhamdulillah kami tiba di Desa Cigugur jalur Palutungan dengan selamat. Terimakasih yaa Alloh engkau telah melancarkan dan melindungi perjalanan kami. Hingga kami dapat kembali dengan selamat.
Bersih-bersih dan mandi di masjid terasa begitu menyegarkan dan menyantap mie rebus + telor + sawi hangat-hangat begitu… AH! apa kata yang pantas untuk itu, saya tidak bisa mengungkapkannya.
Awalnya mau muncak Gunung Pangrango aja yang deket, nge-camp di Mandalawangi menikmati malam minggu. Tapi ada kendala di perijinan, KTP si Kitoy udah kadaluarsa, juga ternyata jalur pendakian Cibodas belum dibuka. Kami mikir-mikir lagi kalau harus lewat jalur Putri untuk ke Pangrango-nya. Akhirnya kami nentuin destinasi kedua, Gunung Ciremai lah pilihannya. Pas banget sekalian bayar hutang. Akhirnya kita sepakat muncak Ciremai.
Sebenernya jalur pendakian Ciremai lagi ditutup karena kebakaran hutan beberapa minggu lalu yang memakan lahan TNGC sampe 900 hektar. Tapi setelah tanya ke pendaki senior yang juga berkecimpung di SAR, bang Inoerimbu, yang menyatakan masih aman, maka kita pun makin semangat. dan was-was saya hilang seketika. Sebagai informasi, Ciremai adalah satu-satunya gunung yang selalu bikin saya was-was ketika akan mendakinya. Bikin galau. haha. Tapi setelah berjalan mulai pendakian, was-wasnya hilang seketika.
Jumat, 26 Oktober 2012
Setelah sibuk dengan perhelatan Hari Raya Idul Adha di pagi harinya, saya sama Lutfi janjian ketemu di tempat kerja. Sambil packing peralatan dan perlengkapan, juga sambil nunggu kedatangan Aji. Setelah Aji datang dan packing selesai, kami pun segera berangkat menuju terminal Pulogadung. Sampai Pulogadung sekitar jam 19.00 wib. Janjian dengan Kitoy dan langsung berangkat naek bis Luragung. Perjalanan yang cukup lancar, sembari merasai Indonesia asli di dalam bis dari para penumpang.
Sabtu, 27 Oktober 2012
Jam 01.00 kami sampai di pertigaan Cilimus, perlu berjalan sekitar 2 kilometer untuk sampai pos 1 pendakian. Setiba di pos pendakian, kami packing ulang, menyiapkan headlamp sambil ketok-ketok pintu pos. Nggak lama Pak Ahmad sang penjaga pos pun terbangun, membukakan pintu dan menyapa. Ketika ditanya darimana, kami bilang dari Bogor, yang waktu Maret lalu gagal muncak cuma sampai Batu Lingga. Beliau pun sepertinya masih ingat. Tidak panjang lebar, Aji sebagai PIC langsung mendaftar.
Kami mulai pendakian tepat jam 02.20 wib. Jalur Linggasana (d/h Linggajati) memang jalur yang paling menguras tenaga, belum apa-apa sudah disuguhin tanjakan. Perjalanan dini hari menuju pos Condang Amis itu agak terhambat karena headlamp yang berfungsi hanya 2, itupun yang 1 redup. Jadi kami harus berjalan lebih rapat dan lebih lambat. Benar saja, kami sedikit salah mengambil jalur, walaupun akhirnya kembali ke jalur yang benar.
Tiba di Condang Amis jam 05.10 wib. Istirahat, Sholat shubuh, strecthing dan kembali melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan menuju pos Kuburan Kuda, Saya yang berjalan di depan dan Aji sempat dibuat kaget bukan kepalang setelah kepergok macan. Alhamdulillah si macan langsung berlari ke dalam hutan. Dengan cool, calm and confident kami meneruskan perjalanan hingga tiba di pos Kuburan Kuda.
Di pos ini, kami istirahat untuk makan pagi spesial. Nasi timbel, orek tempe, ikan teri dan menu utama yaitu, Jengkol! tapi sayang Jengkolnya masih agak kriuk-kriuk. haha. Anyway, Porsi yang pas dan menu yang enak, cukup mengenyangkan perut dan menambah energi untuk melanjutkan perjalanan.
Jam 08.50 wib, kami tiba di pos Pangalap. Disini kami bukannya istirahat, tapi malah buang energi. Foto-foto pake timer yang 10 kali jepret. Loncat-loncat kesana-kesini. Energi untuk jalan 1 pos terbuang percuma. Tapi anyway, kami semua fun, nggak ada dari kami yang nggak ketawa, seakan-akan semuanya lepas saat itu. Dan memang, ketika sudah fun dalam mendaki, hilang semua penat yang ada.
Perjalanan kami teruskan hingga sampai di pos Tanjakan Seruni. Tiba di Seruni jam 09.30 wib. Di sini kami ketemu sama tiga orang pendaki lain yang sedang istirahat. Sedikit cengkrama, akhirnya mereka izin untuk jalan duluan. Selang berapa lama, kami pun meneruskan perjalanan. Sekitar 15 menit berjalan, kami bertemu kembali dengan mereka. Yang dua sedang membuat bivak untuk temannya (survivor) yang ternyata menderita maag akut. Kami meninggalkan mereka, tapi tak lama kemudian dua orang pendaki tadi mendahului kami kembali. Dengan agak tergesa. Mereka bilang akan menyusul teman-teman mereka di atas sana. Lalu si survivor? Ternyata dia mereka tinggalkan di bivak. Engtah bagaimana keadaannya, mudah-mudahan mereka bekali dengan persediaan makanan atau minuman.
Jam 11.20 wib kami tiba di pos Bapa Tere. langit yang sedari tadi mendung akhirnya menumpahkan airnya. Hujan yang cukup lebat memperlambat perjalanan. Akhirnya kami membuat shelter untuk melindungi dari hujan dan beristirahat. Kami semua kedinginan, terlebih Kitoy. Kopi hangat, STMJ hangat dan mie rebus cukup me-recharge kondisi tubuh kami kembali. Sembari tetap teringat kepada si survivor di bawah sana.
Kondisi cuaca dan waktu tempuh hampir sama dengan pendakian sebelumnya. Tapi kami nggak mau gagal untuk kedua kali dan menambah hutang lagi. Akhirnya dengan motivasi yang besar kami teruskan perjalanan hingga pos Batu Lingga (14.25 wib), pos Sangga Buana (15.10 wib) dan Sangga Buana I (16.10 wib). Dari pos ini, tinggal 1 lagi menuju pos terakhir sebelum puncak yaitu Pangasinan.
Saya dan Aji bergerak duluan, tapi Aji merasa kram di kakinya dan butuh istirahat, akhirnya kami bertukar bawaan, dengan membawa carrier yang berisi tenda saya berjalan dahulu untuk menyiapkan tenda di Pangasinan. Alhamdulillah, pada jam 17.15 wib saya tiba di Pangasinan, disusul Aji, Kitoy dan Lutfi beberapa menit kemudian.
Setelah sholat dzuhur + ashar, kemudian maghrib + isya, kami berniat menormalkan kondisi tubuh dengan membuat kopi dan STMJ serta mengisi perut dengan memasak mie rebus, apalah daya, kompor tidak dapat digunakan. Akhirnya sekitar jam 19.30 kami semua tertidur pulas.
Minggu, 28 Oktober 2012
Alarm tetap menyala jam 03.00 wib, tapi saya baru bangun sekitar jam 04.15 wib. Udara shubuh di ketinggian 2.800 mpdl waktu itu sangat dingin, kalau tidak mengingat sunrise, saya enggan sekali keluar tenda.
Ketika keluar tenda, dan pandangan di arahkan ke timur, subhanalloh, horizon berwarna keemasan berbalut warna biru kehitaman begitu mempesona. Segera saya bangunkan yang lain. Setelah shubuh berjamaah, kami menikmati lukisan pagi ini, mendokumentasikannya dan seperti biasa, bernarsis ria.
Spoiler for sunrise pangasinan:
Setelah puas menikmati keindahan sunrise, kami mulai packing kembali untuk siap-siap summit attack. Sebelum berangkat, kami sarapan pagi seadanya dengan roti, mie rebus keremes dan STMJ dingin.
Jam 07.30 wib, kami meninggalkan Pangasinan untuk summit attack. 1 jam perjalanan, akhirnya kami tiba di puncak tertinggi Jawa Barat. Sekali lagi Subhanalloh, terbayar sudah perjalanan 15 jam, dengan berdiri di ketinggian ini. Sejauh mata memandang hanya gumpalan awan. Dari kejauhan tampak Gunung Slamet yang kokoh memunjul di atas awan. Juga terlihat Gunung Sindoro, Sumbing dan Cikuray yang samar tertutup awan. Maha besar Alloh dengan segala ciptaannya yang begitu megah.
Spoiler for puncak:
Kami tidak belama-lama di puncak, mengingat kami harus mengitari setengah kawah untuk turun melalui jalur Palutungan. Kami bergerak menyisir kawah menuju arah selatan sedikit ke barat daya. Di sepanjang jalan kami bertemu dengan banyak pendaki yang akan berganti jalur pula. Begitu akrab. Begitulah seharusnya sesama pendaki.
Spoiler for menyisir kawah:
Setiba di puncak Sunan Mataram, tepat jam 10.00 wib, kami bergegas turun untuk mengantisipasi hujan di perjalanan dan kemalaman. 6 jam perjalanan, alhamdulillah kami tiba di Desa Cigugur jalur Palutungan dengan selamat. Terimakasih yaa Alloh engkau telah melancarkan dan melindungi perjalanan kami. Hingga kami dapat kembali dengan selamat.
Quote:
Bagi pendaki, puncak memang kebanggaan, tetapi tujuan utama pendakian adalah pulang ke rumah dengan selamat.
Bersih-bersih dan mandi di masjid terasa begitu menyegarkan dan menyantap mie rebus + telor + sawi hangat-hangat begitu… AH! apa kata yang pantas untuk itu, saya tidak bisa mengungkapkannya.
Spoiler for Cigugur:
Spoiler for Penutup:
Semoga berkenan
Tidak menolak dikasih atawa
Diubah oleh sureukis 26-09-2014 09:04
0
4.5K
Kutip
22
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan