Kaskus

Entertainment

4thLeavesCloverAvatar border
TS
4thLeavesClover
KISAH KISAH ISLAMI ( Update tiap minggu in syaa allah )
KISAH KISAH ISLAMI ( Update tiap minggu in syaa allah )

Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Hasan Al-Muqri Al-Abli, telah menceritakan kepada kami Abu Asim An-Nabil, telah menceritakan kepada kami Isma'il ibnu Rafi', dari Muhammad ibnu Ziyad, dari Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bercerita kepada kami ketika beliau berada di tengah tengah sejumlah sahabatnya.

Beliau Saw. bersabda:" Sesungguhnya Allah itu setelah selesai dari
menciptakan langit dan bumi, maka Dia menciptakan sur, lalu diberikan-Nya kepada Malaikat Israfil. Maka Malaikat Israfil meletakkan sur itu di mulutnya, sedangkan matanya ia tujukan ke arah 'Arasy menunggu perintah (peniupannya). "

Abu Hurairah berkata,
"Wahai Rasulullah, apakah sur itu?" Rasulullah Saw. menjawab, "Sangkakala." Abu
Hurairah bertanya, "Bagaimanakah bentuknya?"

Nabi Saw. bersabda bahwa sangkakala itu besar sekali bentuknya. Rasulullah Saw. bersabda, "Demi Tuhan yang telah mengutusku dengan benar, sesungguhnya besar lingkaran moncong sangkakala itu sama
besarnya dengan luas langit dan bumi. Malaikat Israfil akan meniup sebanyak tiga kali. Tiupan pertama mengakibatkan huru-hara yang dahsyat, tiupan kedua menyebabkan semua makhluk binasa, dan tiupan yang ketiga adalah tiupan dihidupkan-Nya kembali makhluk untuk menghadap kepada Tuhan semesta alam."

Allah Swt. memerintahkan Malaikat Israfil untuk melakukan tiupan pertama. Untuk itu Allah berfirman, "Tiuplah!" Maka ditiuplah tiupan yang menimbulkan huru-hara yang dahsyat, semua penduduk langit dan bumi mengalami huru-hara yang dahsyat, kecuali orang-orang yang diselamatkan oleh kehendak Allah. Allah Swt. memerintahkan untuk meniup sangkakala, maka Malaikat Israfil melakukan tiupan
yang panjang, lama, dan tidak pernah berhenti. Hal inilah yang diungkapkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

" Tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja yang tidak ada baginya saat berselang. " (Sad: 15)

Maka pada hari itu semua gunung yang ada di muka bumi hancur lebur bagaikan debu yang beterbangan, lalu menjadi seperti fatamorgana; bumi pun bergempa dengan sangat hebatnya, mengguncangkan seluruh penghuninya dengan guncangan yang hebat. Nasib mereka seperti perahu yang diombang-ambingkan oleh ombak besar, atau seperti lampu gantung yang ditiup oleh angin besar sehingga bergoyang ke sana kemari .

"Pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua, hati manusia pada waktu itu sangat takut." (An-Nazi'at: 6-8)

Maka semua manusia bergelimpangan di muka bumi, semua wanita yang
mengandung melahirkan anak-anaknya, semua anak menjadi beruban (karena susahnya hari itu), dan semua setan lari menghindari huru-hara yang dahsyat itu ke tempat-tempat yang sangat jauh, tetapi para malaikat mengejarnya dan memukul wajahnya sehingga kembali ke tempat asal. Semua manusia hiruk-pikuk melarikan diri, tetapi tiada yang dapat melindungi mereka dari azab Allah pada hari itu; sebagian dari mereka memanggil-manggil (meminta tolong) sebagian yang lain, hal inilah yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya:

"... siksaan hari panggil-memanggil." (Ghafir : 32)

Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba bumi retak dari satu kawasan ke kawasan yang lain. Maka mereka menyaksikan suatu peristiwa yang sangat besar lagi mengerikan yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Karena hal itu, mereka tertimpa rasa takut yang sangat mengerikan, hanya Allah sajalah yang mengetahui ketakutan dan kengerian mereka Kemudian mereka memandang ke langit, tiba-tiba langit tampak seperti perak yang lebur mendidih, lalu terbelah dan semua bintangnya bertaburan (bertabrakan), dan matahari serta bulannya pudar.

Rasulullah Saw. bersabda:
"Orang-orang yang mati tidak mengetahui sesuatu pun dari peristiwa tersebut."

Abu Hurairah r.a, mengajukan pertanyaan, "Wahai Rasulullah, siapakah yang dikecualikan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

" Maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah." (An-Naml: 87)

Nabi Saw. Bersabda
"Mereka adalah para syuhada." Dan sesungguhnya keguncangan itu hanyalah dialami oleh orang-orang yang masih hidup di masa itu.Para syuhada adalah orang-orang yang tetap hidup di sisi Tuhan mereka seraya diberi rezeki, maka Allah memelihara mereka dari guncangan yang terjadi pada hari itu dan menyelamatkan mereka darinya. Karena sesungguhnya azab tersebut dikirimkan oleh Allah untuk makhluk-Nya yang jahat-jahat.
Hari itulah yang diungkapkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian, sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kalian melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusukannya, dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil; dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat kerasnya." (Al-Haj: 1-2)

Mereka mengalami azab itu menurut apa yang dikehendaki oleh Allah, hanya saja azab itu masanya cukup lama.
Kemudian Allah memerintahkan Malaikat Israfil untuk melakukan tiupan yang membinasakan, lalu Israfil melakukan tiupan yang membinasakan, maka binasalah semua penduduk langit dan bumi kecuali siapa yang dikehendaki oleh Allah.

Maka dengan serta merta mereka semuanya mati, lalu malaikat maut datang menghadap kepada Tuhan Yang Mahaperkasa, dan berkata, "Wahai Tuhanku, telah mati semua penduduk langit dan bumi kecuali siapa yang Engkau kehendaki."

Allah Swt. —Yang Maha Mengetahui siapa yang masih hidup— berfirman,
"Siapakah yang masih hidup?"

Malaikat maut menjawab, "Yang masih hidup adalah Engkau Yang Maha kekal dan tidak akan mati, para malaikat penyangga ' Arasy, Jibril, Mikail, dan saya."

Maka Allah berfirman, "Hendaklah Jibril dan Mikail mati." Lalu Allah menyuruh 'Arasy berbicara, maka 'Arasy bertanya, "Wahai Tuhanku, apakah Jibril dan Mikail harus dimatikan?"

Allah Swt. berfirman, "Diamlah kamu, karena sesunguhnya Aku telah menetapkan mati atas semua makhluk yang ada di bawah 'Arasy-Ku." Lalu Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail mati.

Kemudian malaikat maut datang menghadap Tuhan Yang Mahaperkasa, lalu berkata, "Wahai Tuhanku, Jibril dan Mikail telah mati."

Allah berfirman, (Dia-lebih-mengetahui-siapa-yang-masih-hidup-saat-itu) "Siapakah yang masih hidup?"

Malaikat maut menjawab, "Yang masih ada ialah Engkau Yang Hidup Kekal yang tidak akan mati, malaikat-malaikat penyangga Arasy, dan saya sendiri." Allah berfirman, "Hendaklah semua malaikat penyangga 'Arasy mati." Maka semuanya mati. Lalu Allah memerintahkan 'Arasy untuk mengambil sangkakala dari Malaikat Israfil.

Malaikat maut datang menghadap, lalu berkata, "Wahai Tuhanku, semua malaikat penyangga' Arasy-Mu telah mati." Allah Swt. berfirman, Dia Maha Mengetahui siapa yang masih hidup, "Siapakah yang masih hidup?"

Malaikat maut menjawab,
"Yang masih ada adalah Engkau yang Hidup Kekal dan tidak akan mati, dan saya sendiri." Allah Swt. berfirman, "Engkau adalah salah satu dari makhluk-Ku, Aku ciptakan kamu menurut apa yang Aku maui, maka matilah kamu." Lalu malaikat maut itu mati.

Tiada yang kekal kecuali hanya Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa, Dialah Allah Yang Maha Esa, bergantung kepada-Nya segala sesuatu,
tidak beranak dan tidak diperanakkan, Dia adalah Yang Mahaakhir sebagaimana Dia adalah Yang Maha awal.

Allah menggulung langit dan bumi seperti menggulung lembaran-lembaran kertas, lalu membulatkan keduanya seperti telur dan menelannya sebanyak tiga kali. Setelah itu Allah berfirman,

"Akulah Yang Mahaperkasa, Akulah Yang Mahaperkasa," sebanyak tiga kali.
Lalu Allah berseru dengan suara yang lantang:

"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini ?" (Ghafir 16)

Seruan itu diucapkan sebanyak tiga kali, tetapi tiada seorang pun yang menjawab.
Kemudian Allah Swt. berfirman kepada diri-Nya:

"Hanya Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan."

(Ghafir: 16)

Allah Swt. berfirman pula:

"Pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula) langit. "
(Ibrahim: 48)

Maka Allah menghamparkan keduanya dan menjadikannya rata, lalu digelarkan sebagaimana kulit di pasar 'Ukaz digelarkan.

"tidak ada sedikit pun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi." (Thaha: 107)

Kemudian Allah menghardik semua makhluk dengan sekali hardikan (teriakan). Maka dengan serta merta mereka berada di bumi yang telah diganti tersebut sebagaimana keadaan mereka semula pada bumi yang pertama.

Orang yang berada di dalam perutnya tetap berada di dalam perutnya, dan orang yang berada di permukaannya tetap berada di permukaannya.
Selanjutnya Allah menurunkan kepada mereka air dari bawah ' Arasy, dan Allah memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka turunlah hujan selama empat puluh hari. sehingga air mencapai ketinggian dua belas hasta di atas mereka. Kemudian Allah memerintahkan semua jasad untuk tumbuh, maka tumbuhlah semua jasad bagaikan kecambah —atau seperti tumbuhnya sayur-mayur— hingga jasad mereka kembali seperti sediakala dalam keadaan sempurna.

Allah Swt. berfirman, "Hiduplah malaikat-malaikat penyangga 'Arasy!" Maka semua malaikat penyangga 'Arasy hidup kembali. Allah memerintahkan Malaikat Israfil, lalu Malaikat Israfil mengambil sangkakala dan meletakkannya di mulutnya.

Allah berfirman, "Hiduplah Jibril dan Mikail!"Maka keduanya hidup kembali.

Kemudian Allah memanggil semua roh, maka semuanya dihadapkan kepada-Nya; roh-roh orang-orang muslim memancarkan cahaya yang berkilauan, sedangkan arwah orang-orang kafir gelap gulita.

Lalu Allah menggenggam semua arwah dan memasukkannya ke dalam sangkakala. Kemudian Allah Swt. memerintahkan Malaikat Israfil untuk melakukan tiupan kebangkitan, maka Malaikat Israfil melakukan tiupan untuk menghidupkan mereka kembali.

Lalu keluarlah semua roh bagaikan lebah yang banyaknya memenuhi kawasan antara bumi dan langit.

Allah Swt. berfirman, "Demi keperkasaan dan keagungan-Ku, hendaknya setiap roh benar-benar kembali kepada jasadnya masing masing."

Maka semua roh masuk ke dalam bumi ke jasadnya masing-masing dan
memasukinya melalui lubang hidungnya, lalu menjalar ke seluruh tubuh seperti menjalarnya racun pada tubuh orang yang disengatnya. Kemudian bumi terbelah membuka, dan aku (Nabi Saw.) adalah orang yang mula-mula dibelahkan bumi. Kemudian kalian cepat-cepat keluar, bersegera menghadap Tuhan. mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu.

Orang-orang kafir berkata :

"Ini adalah hari yang berat.” (Al-Qamar: 8)


Pada saat itu kalian dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang bulat, dan tidak dikhitan. Lalu kalian semua berdiri di suatu tempat yang lamanya adalah tujuh puluh tahun perjalanan. Saat itu kalian tidak diperhatikan, dan tidak dilakukan peradilan di antara kalian (yakni kalian didiamkan oleh Allah Swt.). Maka kalian semua menangis hingga air mata kalian kering, yang keluar adalah darah kalian. Kalian berkeringat dengan derasnya hingga kalian tenggelam di dalam lautan keringat, atau ketinggian keringat mencapai batas janggut kalian.

Kalian mengatakan, "Siapakah yang memohonkan syafaat kepada Tuhan buat kami semua, hingga Dia mau memutuskan perkara di antara kami?"
Lalu kalian berkata, "Tiadalah orang yang berhak mengajukan hal tersebut selain dari bapak kalian semua, yaitu Adam. Allah menciptakan dia dengan tangan (kekuasaan)-Nya secara langsung, Dia meniupkan sebagian dari roh-Nya ke dalam tubuhnya, dan Dia telah mengajaknya berbicara secara langsung." Maka mereka mendatangi Adam dan meminta hal tersebut (syafaat) kepadanya, tetapi Adam menolak dan mengatakan, "Aku bukanlah orang yang layak untuk mengajukan hal tersebut." Kemudian mereka mendatangi para nabi satu persatu, tetapi setiap mereka datangi seorang nabi, dia menolak permintaan mereka.

Rasulullah Saw. melanjutkan kisahnya, "Pada akhirnya mereka datang kepadaku, lalu aku berangkat menuju Al-Fahs, dan aku langsung menyungkur bersujud."

Abu Hurairah bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan Al- Fahs?"

Rasulullah Saw. bersabda, "Halaman depan 'Arasy. Kemudian Allah
mengutus malaikat kepadaku, dan malaikat itu memegang lenganku dan
mengangkatku.

Maka Allah berfirman kepadaku, 'Hai Muhammad!' Dan aku
menjawab, 'Ya, wahai Tuhanku.' Allah Swt. berfirman, 'Mengapa kamu ini?' Padahal Dia Maha Mengetahui. Aku berkata, 'Wahai Tuhanku, Engkau telah menjanjikan syafaat kepadaku, maka berilah aku izin untuk memberi syafaat kepada makhluk-Mu, putuskanlah peradilan di antara mereka.'

Allah Swt. berfirman:
"Aku terima syafaatmu, sekarang Aku datang kepada kalian untuk memutuskan peradilan di antara kalian."

Rasulullah Saw. melanjutkan kisahnya, bahwa setelah itu beliau kembali dan berdiri (bergabung) dengan manusia. Ketika kami sedang berdiri, tiba-tiba kami mendengar suara yang sangat keras dari langit yang membuat kami semua takut. Ternyata suara itu muncul dari malaikat penghuni langit pertama yang turun ke bumi dalam
jumlah dua kali lipat dari jumlah manusia dan jin yang ada di bumi.
Ketika mereka telah berada di dekat bumi, bumi menjadi terang benderang oleh cahaya mereka, lalu mereka mengambil saf (barisan)nya.

Maka kami bertanya, "Apakah Tuhan kita ada bersama kalian?" Mereka menjawab, "Tidak, tetapi Dia akan datang."

Kemudian turunlah penduduk langit yang kedua dalam jumlah dua kali lipat dari jumlah rombongan malaikat yang pertama dan dua kali lipat dari jumlah makhluk manusia dan jin yang ada di bumi. Ketika mereka telah dekat dengan bumi, maka bumi menjadi terang benderang karena cahaya mereka, lalu mereka mengambil safnya.

Kami bertanya kepada mereka, "Apakah Tuhan kita ada bersama kalian?"
Mereka menjawab, "Tidak, tetapi Dia akan datang."

Selanjutnya para malaikat penghuni langit berikutnya turun pula dalam jumlah dua kali lipat dari jumlah yang telah ada, lalu turunlah Tuhan Yang Mahaperkasa dalam naungan awan dan malaikat. Saat itu yang memikul 'Arasy-Nya adalah delapan malaikat, sekarang empat malaikat, telapak kaki mereka berada di bagian bumi yang paling bawah.
Bumi dan langit hanya sampai sebatas pinggang mereka, sedangkan 'Arasy mereka pikul di atas pundak mereka; dari mereka keluar suara gemuruh karena bacaan tasbih mereka, yaitu:

" Mahasuci Tuhan yang memiliki Arasy dan keperkasaan. Mahasuci Tuhan yang mempunyai kerajaan dan alam malakut. Mahasuci Tuhan Yang Hidup Kekal dan tidak akan mati. Mahasuci Tuhan Yang mematikan semua makhluk, sedangkan Dia tidak mati. Mahasuci dengan sesuci-sucinya, Mahasuci Tuhan kami Yang Mahatinggi, Tuhan semua malaikat dan roh. Mahasuci Tuhan kami Yang Mahatinggi, yang mematikan semua makhluk, sedangkan Dia tidak mati. "

Maka Allah meletakkan kursi-Nya di salah satu bagian dari bumi yang dikehendaki-Nya, lalu berseru dengan suara-Nya seraya berfirman:

"Hai semua makhluk jin dan manusia, sesungguhnya Aku telah mendengarkan kalian sejak Aku menciptakan kalian sampai hari ini. Aku mendengar semua ucapan kalian dan melihat semua amal perbuatan kalian. Maka sekarang dengarkanlah Aku, sesungguhnya apa yang Aku utarakan hanyalah amal perbuatan kalian dan catatan-catatan amal perbuatan kalian sendiri yang akan dibacakan kepada kalian. Barang siapa yang menjumpai kebaikan padanya, hendaklah ia memuji kepada Allah. Dan barang siapa yang menjumpai selain itu, maka janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri."


Selanjutnya Allah memerintah kepada neraka Jahannam, maka keluarlah darinya sesuatu seperti leher yang kelihatan hitam legam (gelap) oleh semuanya.

Kemudian Allah Swt. membacakan firman-Nya:
"Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kalian, hai Bani Adam, supaya kalian tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian, dan hendaklah kalian menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan sebagian besar di antara kalian. Maka apakah kalian tidak memikirkan?

"Inilah Jahannam yang dahulu kalian diancam (dengannya)." (Yasin: 60-63)

Atau dikatakan, "Yang dahulu kalian dustakan," ragu dari pihak Abu Asim
Dan (dikatakan kepada mereka),

"Berpisahlah kalian (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang jahat.” (Yasin: 59)

Maka Allah memisah-misahkan manusia (antara ahli surga dan ahli neraka), dan saat itu semua umat manusia berlutut. Allah Swt. berfirman:
Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya.

"Pada hari itu kalian diberi balasan terhadap apa yang telah kalian kerjakan. "

(Al-Jasiyah: 28)

Lalu Allah Swt. memutuskan peradilan di antara makhluk-Nya.kecuali jin dan manusia. Allah memutuskan peradilan di antara semua hewan liar dan binatang ternak, hingga Dia memutuskan untuk kemenangan hewan yang tidak bertanduk terhadap hewan bertanduk (yang dahulu pernah menanduknya). Apabila Allah Swt. telah selesai dari hal tersebut dan tidak ada lagi utang bagi seekor hewan atas hewan lainnya, maka Allah berfirman kepada semua binatang, "Jadilah kalian tanah!" Maka pada saat itu orang kafir mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya:

"Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah."(An-Naba:40)

Kemudian barulah Allah memutuskan peradilan di antara semua hamba. Peradilan yang mula-mula dilakukan-Nya ialah masalah yang berkaitan dengan darah. Setiap orang yang terbunuh di jalan Allah datang, lalu Allah memerintahkan kepada setiap orang yang membunuh untuk membawa kepala orang yang dibunuhnya, sedangkan urat leher si terbunuh penuh berlumuran darah.

Lalu ia berkata, "Wahai Tuhanku, karena apakah orang ini membunuhku?" Allah Swt. —Yang Maha Mengetahui— bertanya, "Karena apakah kamu membunuh mereka?" Maka si pembunuh menjawab, "Saya membunuh mereka agar keagungan hanyalah bagi-Mu (yakni membela agama Allah)." Allah Swt. berfirman, "Kamu benar." Maka Allah menjadikan wajahnya bercahaya seperti sinar matahari, selanjutnya para malaikat menuntunnya masuk ke dalam surga.

Setelah itu datanglah setiap orang yang membunuh bukan karena niat tersebut seraya membawa kepada orang yang dibunuhnya dalam keadaan berlumuran darah dari urat lehernya. Lalu ia berkata, "Wahai Tuhanku, mengapa orang ini membunuhku?" Allah Swt.,Yang Maha Mengetahui, bertanya, "Mengapa kamu membunuh mereka?" Ia menjawab, "Saya membunuh mereka agar keagungan hanyalah bagi saya, wahai Tuhanku." Maka Allah berfirman, "Celakalah kamu!"

Kemudian tiada seorang pun yang pernah membunuh orang lain melainkan ia balas dibunuh karenanya, dan tidak ada suatu perbuatan zalim yang dilakukan seseorang melainkan ia mendapat hukumannya. Hal ini sepenuhnya berada di dalam kehendak Allah. Dengan kata lain, jika Dia hendak mengazabnya, niscaya Dia mengazabnya; dan jika Dia hendak merahmatinya, niscaya Dia merahmatinya.

Selanjutnya Allah Swt. memutuskan peradilan di antara makhluk-Nya yang perkara mereka masih belum diputuskan, hingga tiada suatu perbuatan aniaya pun yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain melainkan Allah membalaskannya bagi si teraniaya terhadap si penganiaya. Pada saat itu seorang penjual susu yang mencampuri susunya dengan air (ketika di dunia) benar-benar disuruh memurnikan susunya dari air.

Lanjut Post II








Diubah oleh 4thLeavesClover 23-09-2014 17:24
0
1.9K
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan