Dan beginilah kamu melihatku tertempa,
Pongah, bangga, perkasa.......
Ketika badai datang menerkam
Tak kupungkiri aku limbung terhantam
Mengkerut disudut, merintih
Sejenak......
Lalu perlahan menopang tubuh untuk bangkit
Untuk menantang dan melewati badai yang tak pernah
Seragam
 
Ketika tapak kaki tertusuk duri
Aku mengaduh....
Meraba tertatih untuk menepi
Perlahan mencabut duri
Mengusap luka dalam desah
Lalu mensigapkan badan meneruskan langkah
 
Ketika hatiku luka tersakiti
Aku menangis dalam...dalam
Mengatupkan bibir rapat
Menggemerutukkan gigi sangat
Lalu menuding ke cermin mengoreksi bayangan diri
Tak lama...tak lama....
Aku akan kembali tertawa
Menengadahkan dagu
Berlari kembali kedalam kerumunan
 
Ketika aku diabaikan
Aku durja, marah, murka
Karena merasa ditiadakan
Aku menarik diri, merenung
Sekejap....sekejap....
Lalu aku akan membuka pintu sambil tersenyum
Sambil tak henti belajar menjadi pribadi yang ikhlas
Meski dipinggirkan....
 
Bagiku, aku adalah penguasa hidupku
Penggenggam mimpi, cita dan semua harapan-harapanku
Bukan kamu, dia atau mereka....
 
Ini sayapku, dan aku ingin mengepakkannya lebar
Ini kakiku, dan aku ingin mengajaknya berlari jauh
Ini tanganku, dan aku akan merentangkannya luas