Siapa sangka konsep mobil murah ramah lingkungan milik Daihatsu-Toyota, Agya dan Ayla, merupakan hasil rancangan anak bangsa, Mark Widjaja.
Pria lulusan Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, berhasil merampungkan desain A-Concept--cikal bakal Agya-Ayla di markas Daihatsu di Osaka Jepang.
Arek Surboyo ini mengaku terinspirasi dari Monumen Nasional (Monas) ketika mendesain mobil tersebut.
Mark mengaku memerlukan waktu 3,5 bulan dalam merampukan desain A-Concept.
Anak muda angkatan 1997 ini dipilih oleh prinsipal Daihatsu Motor Company dengan mengalahkan tiga desainer dari Jepang. "Keberhasilan saya karena mampu menciptakan desain khusus untuk market Indonesia dan luar negeri," kenangnya.

Tak kalah membanggakan dari Mark adalah Chris Lesmana. Ia berhasil merancang dua mobil dari pabrikan asal Jerman, Volkswagen. Mulai dari New Beetle (2012) dan VW Up.
Chris menggarap VW Up bersama dengan Klaus Bischoff dan Marco Antonio Pavone. Desain patennya terdaftar di Amerika Serikat pada 2008. VW Up merupakan mobil konsep VW untuk mobil perkotaan. Selain Up, Chris juga ikut dalam proyek mobil sedan VW pada 2011.
Lesmana butuh empat tahun sebelum memutuskan desain terbaru dari VW Kodok. Pria asal Bandung lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini memang menjadi salah satu andalan dan dipercaya Volkswagen.

Kali ini giliran raksasa otomotif asal Jerman, BMW yang kepincut dengan desain Didit Hediprasetyo.
Putra mantan Calon Presiden Prabowo Subianto ini dipercaya BMW pada 2012 sebagai desainer kreatif di balik interior dan eksterior Series 7 Individual. Sedan mewah istimewa yang jumlahnya hanya ada 5 unit di seluruh dunia.
Didit merupakan lulusan sekolah desain Parsons di Paris, Prancis. Meski tergolong baru dalam dunia mode, kiprahnya sudah menembus pasar internasional. Gebrakannya cukup mengejutkan dengan mengikuti ajang Paris Fashion Week.

Alumnus ITB yang satu ini tercatat menjadi salah satu pemuda Indonesia yang sukses menorehkan prestasi di dunia desain mobil.
Bukan sembarang mobil, pria bernama lengkap Stephanus Widjanarko ini merupakan salah satu engineer yang bertugas membuat desain mobil balap F1 di Italia.
Sukses secara akademis dengan Indeks Prestasi Komulatif 3.95 (IPK) dari skala 4, ia lantas melanjutkan pendidikan setelah mendapat beasiswa S2 di bidang Engineering Fluid Dynamics/Sustainable Energy Technology di Universitas Twente, Belanda.
Tephie, panggilan akrab Stephanus, sejak kecil bermimpi bisa bekerja di perusahaan F1 karena kerap diajak sang ayah menonton serunya adu cepat mobil tersebut.
Impian itu berhasil ia capai beberapa tahun setelah mengentaskan pendidikan S2-nya.
Kini ia merupakan salah satu anggota kebanggaan dalam tim Scuderia Torro Roso yang merupakan tim junior Red Bull Racing.

Original Posted By axl28►disatu sisi ane punya kebanggan tersendiri melihat rekan sebangsa memiliki kemampuan yg luar biasa dan diakui secara internasional, disisi lain merasa miris karena bangsa kita tidak mampu memfasilitasi kemampuan mereka sehingga kemampuannya dimanfaatkan oleh bangsa lain. Harusnya pemerintah sadar bahwa jika negara kita ingn maju, pemerintah harus membenahi dirinya sendiri kemudian mengajak mereka kembali pulang utk membangun negaranya dan memfasilitasi kebutuhan mereka.

Dengan SDA yg melimpah dan juga SDM yg berkualitas tinggi harusnya indonesia sudah menjadi negara maju, bukan hanya berkubang di negara berkembang terus. Anak2 Indonesia memiliki kecerdasan yg luar biasa, ketika ada Olympiade sains, mereka selalu mendapatkan hasil terbaik tp banyak diantara mereka 'hilang' dan tidak terdengar kiprahnya.

Memang benar, fasilitas, insentif, lingkungan bekerja diluar negeri sangat mendukung utk bisa mengeluarkan kemampuan terbaik tp atas nama nasionalisme, mereka akan pulang

Just sharing