Metrotvnews.com, Jakarta. Mantan Ketua Umum partai Demokrat Anas Urbaningrum tak setuju disebut punya kedekatan psikologi dengan saksi yang dihadirkan dalam persidangan. Anas menyebut, anggapan jaksa hanya mengada-ada.

Dijelaskan Anas selama persidangan telah dihadirkan 104 saksi ada 91 saksi memberatkan yang dihadirkan JPU, 3 saksi ahli yang dihadirkan JPU, 6 saksi yang meringankan yang dihadirkan terdakwa dan penasehat hukum serta 4 saksi ahli yag dihadirkan terdakwa dan penasehat hukum.

"Dengan kapasitas saksi yang dihadirkan tersebut, dan itu hanya sebagian dari total saksi yang diperiksa pada saat penyidikan, maka menjadi aneh kalau JPU mengeluh dan mempersoalkan saksi-saksi dalam keterangannya dalam persidangan," kata Anas saat membacakan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Kamis (18/9/2014).

Padahal lanjut Anas, penyidik KPK yang menentukan saksi yang bakal diperiksa. Penyidik KPK juga yang menentukan saksi memberatkan yang bakal di periksa. Sementara terdakwa dan penasehat hukum baru mengetahui nama-nama saksi 2-3 hari sebelum persidangan dimulai.

"Karena itulah menjadi terkesan mengada-ada kalau JPU menyatakan bahwa tidak sedikit saksi yang memiliki keterikatan psikologis dengan terdakwa sehingga validitasnya diragukan," tegas Anas.

Namun, wajar jika para saksi yang dihadirkan malah membantah dakwaan. Bukan karena saksinya dan bukan karena JPU kata Anas, melainkan karena dakwaan yang disusun berdasarkan terutama BAP Muhammad Nazzarudin tidak mengandung nilai kebenaran.

"Alasan JPU bahwa para saksi yang dihadirkan mempunyai keterikatan psikologis dengan terdakwa karena latar belakang historis kepartaian, latar belakang tim sukses pemenangan, latar belakang organisasi kemahasiswaan dan latar belakang pekerjaan adalah dalih yang dipaksakan setelah para saksi yang dihadirkan saksi JPU justru memberikan keterangan yang memberatkan dakwaan," tandas dia.

"Inilah keterangan di bawah sumpah yang disebut JPU menguntungkan terdakwa," tambah Anas.
  (LHE)
http://metrotvnews.com/read/2014/09/18/293594