- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Gil The Gumshoe


TS
hangku
Gil The Gumshoe
Halo Agan dan Aganwati forum Stories From the Heart. Nubi ijin bikin trit tentang cerita fiktif yang nubi baru bikin. Judulnya "Gil The Gumshoe" bertema thriller & misteri. Jujur ini baru jadi Chapter1 Part1, part selanjutnya nyusul kalau lagi dapet petunjuk
mohon bantuannya ya gan. Lagi mencoba membangun cerita. Semoga berkenan. Silahkan dinikmati ya Agan & Aganwati semua 
Talenta AlamiPart 1
Sungguh Pagi hari yang cerah. Langit biru merona menyilaukan pandangan. Burung-burung berkicau tak henti-hentinya diantara ranting-ranting pohon dan kabel listrik. Kokok ayam saling bersahutan dari kejauhan seolah menyambut mentari. Angin pagi terasa dingin menusuk bagi seorang pemuda yang membiarkan jendelanya terbuka lebar dikala malam. Beep-beep bunyi alarm yang berisik mulai mengganggunya. Dengan mata setengah terbuka alangkah kagetnya dia, jam sudah menunjukan pukul tujuh dua puluh dua. Tampaknya alarm gagal membangunkannya tepat waktu. Diapun tergesa-tesa untuk bangun, tak lupa alarm dia matikan. Diapun duduk termenung sambil mengucek-ngucek matanya. Lalu terdiam sejenak menikmati indahnya pagi sambil menatap sebuah foto yang tampaknya foto keluarga.
"Mampus dah, bisa gagal wisuda nih gue, Pa, Ma." gumamnya.
"Tau gini mending gua gak ikutan acara kemaren, sorry deh ya." Lanjutnya.
Dia menggaruk rambutnya yang lebat sambil terus memandangi foto itu. Wajahnya nampak memelas penuh penyesalan. Baru saja hendak berdiri dari tempat tidurnya handphonenya berdering. Tampaknya dari seseorang yang bernama Nita.
"Halo, lo gak wisuda Gil? Udah jam berapa nih?." Nita tampak kesal.
"Iye, ni baru bangun, jangan bawel dah, masih pagi nih." Jawab Gil yang masih seret tenggorokannya.
"Molor mulu lo ya, pasti jalan lo ya kemaren malam. Heran gue kok bisa lu cumlaude ya? Udah buruan kesini cepetan!
Tut..tut..tut tampaknya Nita menutup telepon tanpa pikir panjang . Gil pun menggaruk kepalanya lagi sambil langsung menuju kamar mandi tak lupa handuk bergambar seekor anjing pitbull dia bawa bersamanya.
Di tempat acara wisuda sudah penuh dengan orang-orang. Semua bersiap untuk acara wisuda ini. Ada yang sibuk merapikan baju, ada yang sibuk makan, ada yang memperbaiki toganya, dan ada juga yang ngamuk ke panitia. Nita, cewek manis atletis ini sungguh menawan. Tak jarang orang-orang di ballroom curi-curi pandang terhadapnya melihat Nita yang cantik dan rupawan. Dia sendiri tampak panik mungkin karena Gil temannya yang belum juga datang. Padahal acara akan mulai jam delapan pagi ini.
"Oi Gita, Amar, Rere lo bertiga nyantai banget sih! Si Gil belum dateng-datang nih!" Nita tampak kesal
"Ah sante lah ko Nit, kan tadi udah ko telpon dia, aku lapar, sarapan bentar ini nasik ama sambal mamakku dari medan." Jawab Amar dengan gayanya yang khas.
"Iya Nit santai aja, nanti Gil juga datang kok." Gita ikutan nimbrung dengan gaya kalemnya.
Sementara Rere tampak diam tidak memberikan respon. Tampaknya dia sedang memikirkan sesuatu sambil menatap kedua orang tuanya yang tengah berargumen di depan pintu masuk. Nita yang memperhatikan Rere tampak heran dan bertanya.
"Re itu bonyok lu baru pulang ke Indo ya? kenalin dong kan kita-kita belum pernah kenalan."
"Mereka lagi sibuk." Jawabnya singkat.
Gita pun tak sanggup lagi berkata-kata, tampaknya memang keluarga Rere mempunyai masalahnya tersendiri. Rerepun meninggalkan Nita, Amar, dan Gita menuju ke arah Taman di sekitar gedung serbaguna di tempat acara wisuda itu berlangsung. Gita terlihat menaruh perhatian ke Rere. Dia ingin menahan Rere yang mau keluar dari gedung serba guna itu namun Amar menggelengkan kepalanya sambil menelan makanan ke perutnya. Gitapun mengerti maksud dari Amar, dia hanya mampu menatap Rere dengan rasa perhatian dan sebenarnya ingin mengetahui perasaan Rere saat ini.
Jam sudah menunjukan pukul tujuh empat puluh. Nita tampak semakin panik, dan menumpahkan kekesalan kepada Amar.
"Ini gara-gara lo Amar. Gue yakin lo kemaren minta ditemenin Gil buat Dugem kan?" Nita mulai panas lagi.
"Ah gak ada itu, aku memang ngajak dia kesana. Tapi dia gak mau, malah ngajakin aku ke rumah Ivan ngapi unggun ama yang lain."
"Gak percaya gue, kan biasanya lo biang keroknya."
"Ah tak taulah aku, terserah kau sajalah,"
Ternyata orang tua Amar yang tak jauh dari tempat mereka duduk mungkin mendengar percakapan mereka, dan langsung mendatangi Amar.
"Nak betul kau disini suka ke diskotek-diskotek itu? apa istilahnya itu,tak taulah mamak?" Tanya Ibu Amar
"Dugem tante." Jawab Nita.
"Ha, iya itu, betul itu nak?" tanya Ibu Amar lagi.
"Mana ada mak, ini si Nita ngarang aja mak." Jawab Amar takut.
"Sini kau ikut mamak, biar ku permak kau sekejap."
Ibu Amarpun menjewer Amar dan menggiringnya ke keluarga besarnya yang duduk dibagian dibelakang.
"Aduh mamak, malulah aku, udah tua gini masih dijewer-jewer jugak." Kata Amar memelas.
Melihat ini Nita dan Gita tertawa geli. Amar tampak diadili oleh keluarganya di belakang dan tampaknya akan lama. Nita pun mengajak Gita untuk ngobrol dengan teman-teman lainnya yang ada disekitar mereka.
Di rumah Gil mulai bersiap berangkat dengan mobil sedannya. Semua perlengkapan wisuda sudah masuk di ke mobil dia juga sudah tampak rapi. Tak lupa dia pamit kepada peliharaannya seekor burung beo hitam yang ada di rumahnya.
"Bul, Bos pergi dulu ya. Doakan sukses ya." Kata Gil.
"You'll be success boss, you'll be success Boss, dada, dada, dada." Sahut beo hitam itu.
Mobil sudah panas mesinnya saatnya Gil berangkat karena jam sudah menunjukan pukul tujuh empat puluh dua. Dia pun mulai menginjak pedal gas dan pergi menuju tempat wisuda yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Rumah Gil cukup luas dan tanpa ada pagar pembatas. di seluruh penjuru perkarangan ditumbuhi banyak vegetasi yang cukup lebat. Ia tinggal di rumah pinggiran kota itu seorang diri tanpa sanak dan keluarga. Selama di perjalanan dia tak merasakan hambatan berarti, jalan tak terlalu ramai hari itu. Hanya ada beberapa mobil pribadi dan angkutan umum serta pengendara motor yang memacu kendaraanya yang kadang sembrono menyalib Gil. Tak terasa jam sudah menunjukan pukul tujuh lima puluh dua. Ia sampai di tempat wisuda di salah satu gedung serbaguna kampus universitas yang cukup terkenal di Jakarta. Nita yang cemberut langsung menyambutnya dan membantunya mengenakan toga.
"Hebat lo ya, baru dateng jam segini." Kata Nita sambil merapikan toga Gil.
"Udah Nit, jangan mulai lagi, gue lelah." Jawab Gil sambil tersenyum.
"Apaan senyam-senyum? mau gua tonjok?" Nita pun mengepalkan tangannya.
"Nih tonjok-tonjok dah, gue rela." Kata Gil sambil menyodorkan pipinya.
Nita hanya tersenyum sinis dan mencubit pipi Gil. Gita yang juga disana pura-pura tidak melihat kejadian yang ada didepan matanya dengan malu. Tiba-tiba dari luar terjadi kehebohan. Orang diluar gedung histeris. Suara gaduh makin keras dan terdengar jelas di dalam gedung. Gil, Nita, dan Gita mencoba keluar untuk melihat. Ivan salah satu teman mereka kaget ketika berpapasan dengan Gil, Nita, dan Gita.
"Gil, Di danau Gil," Suara Ivan terlihat panik
Gil yang sudah merasa tidak enak perasaannya langsung keluar dari gedung menuju ke tampat gaduh itu berasal. Ternyata berasal dari danau kecil di samping gedung itu. Gil, Nita, Gita, dan Amar yang belakangan menyusul teman-temannya kaget bukan kepalang. Seorang mayat yang kelihatannya adalah salah satu mahasiswa yang akan diwisuda sudah tampak mengapung di danau itu dengan kondisi tubuh yang mengenaskan.
Bersambung...
Terima Kasih Gan Udah mampir, mohon bantuannya dan feedbacknya. Terima Kasih
kalau tidak berkenan mohon dimaafkan gan 


Quote:
Gil The Gumshoe
Chapter 1
Talenta AlamiPart 1
Sungguh Pagi hari yang cerah. Langit biru merona menyilaukan pandangan. Burung-burung berkicau tak henti-hentinya diantara ranting-ranting pohon dan kabel listrik. Kokok ayam saling bersahutan dari kejauhan seolah menyambut mentari. Angin pagi terasa dingin menusuk bagi seorang pemuda yang membiarkan jendelanya terbuka lebar dikala malam. Beep-beep bunyi alarm yang berisik mulai mengganggunya. Dengan mata setengah terbuka alangkah kagetnya dia, jam sudah menunjukan pukul tujuh dua puluh dua. Tampaknya alarm gagal membangunkannya tepat waktu. Diapun tergesa-tesa untuk bangun, tak lupa alarm dia matikan. Diapun duduk termenung sambil mengucek-ngucek matanya. Lalu terdiam sejenak menikmati indahnya pagi sambil menatap sebuah foto yang tampaknya foto keluarga.
"Mampus dah, bisa gagal wisuda nih gue, Pa, Ma." gumamnya.
"Tau gini mending gua gak ikutan acara kemaren, sorry deh ya." Lanjutnya.
Dia menggaruk rambutnya yang lebat sambil terus memandangi foto itu. Wajahnya nampak memelas penuh penyesalan. Baru saja hendak berdiri dari tempat tidurnya handphonenya berdering. Tampaknya dari seseorang yang bernama Nita.
"Halo, lo gak wisuda Gil? Udah jam berapa nih?." Nita tampak kesal.
"Iye, ni baru bangun, jangan bawel dah, masih pagi nih." Jawab Gil yang masih seret tenggorokannya.
"Molor mulu lo ya, pasti jalan lo ya kemaren malam. Heran gue kok bisa lu cumlaude ya? Udah buruan kesini cepetan!
Tut..tut..tut tampaknya Nita menutup telepon tanpa pikir panjang . Gil pun menggaruk kepalanya lagi sambil langsung menuju kamar mandi tak lupa handuk bergambar seekor anjing pitbull dia bawa bersamanya.
Di tempat acara wisuda sudah penuh dengan orang-orang. Semua bersiap untuk acara wisuda ini. Ada yang sibuk merapikan baju, ada yang sibuk makan, ada yang memperbaiki toganya, dan ada juga yang ngamuk ke panitia. Nita, cewek manis atletis ini sungguh menawan. Tak jarang orang-orang di ballroom curi-curi pandang terhadapnya melihat Nita yang cantik dan rupawan. Dia sendiri tampak panik mungkin karena Gil temannya yang belum juga datang. Padahal acara akan mulai jam delapan pagi ini.
"Oi Gita, Amar, Rere lo bertiga nyantai banget sih! Si Gil belum dateng-datang nih!" Nita tampak kesal
"Ah sante lah ko Nit, kan tadi udah ko telpon dia, aku lapar, sarapan bentar ini nasik ama sambal mamakku dari medan." Jawab Amar dengan gayanya yang khas.
"Iya Nit santai aja, nanti Gil juga datang kok." Gita ikutan nimbrung dengan gaya kalemnya.
Sementara Rere tampak diam tidak memberikan respon. Tampaknya dia sedang memikirkan sesuatu sambil menatap kedua orang tuanya yang tengah berargumen di depan pintu masuk. Nita yang memperhatikan Rere tampak heran dan bertanya.
"Re itu bonyok lu baru pulang ke Indo ya? kenalin dong kan kita-kita belum pernah kenalan."
"Mereka lagi sibuk." Jawabnya singkat.
Gita pun tak sanggup lagi berkata-kata, tampaknya memang keluarga Rere mempunyai masalahnya tersendiri. Rerepun meninggalkan Nita, Amar, dan Gita menuju ke arah Taman di sekitar gedung serbaguna di tempat acara wisuda itu berlangsung. Gita terlihat menaruh perhatian ke Rere. Dia ingin menahan Rere yang mau keluar dari gedung serba guna itu namun Amar menggelengkan kepalanya sambil menelan makanan ke perutnya. Gitapun mengerti maksud dari Amar, dia hanya mampu menatap Rere dengan rasa perhatian dan sebenarnya ingin mengetahui perasaan Rere saat ini.
Jam sudah menunjukan pukul tujuh empat puluh. Nita tampak semakin panik, dan menumpahkan kekesalan kepada Amar.
"Ini gara-gara lo Amar. Gue yakin lo kemaren minta ditemenin Gil buat Dugem kan?" Nita mulai panas lagi.
"Ah gak ada itu, aku memang ngajak dia kesana. Tapi dia gak mau, malah ngajakin aku ke rumah Ivan ngapi unggun ama yang lain."
"Gak percaya gue, kan biasanya lo biang keroknya."
"Ah tak taulah aku, terserah kau sajalah,"
Ternyata orang tua Amar yang tak jauh dari tempat mereka duduk mungkin mendengar percakapan mereka, dan langsung mendatangi Amar.
"Nak betul kau disini suka ke diskotek-diskotek itu? apa istilahnya itu,tak taulah mamak?" Tanya Ibu Amar
"Dugem tante." Jawab Nita.
"Ha, iya itu, betul itu nak?" tanya Ibu Amar lagi.
"Mana ada mak, ini si Nita ngarang aja mak." Jawab Amar takut.
"Sini kau ikut mamak, biar ku permak kau sekejap."
Ibu Amarpun menjewer Amar dan menggiringnya ke keluarga besarnya yang duduk dibagian dibelakang.
"Aduh mamak, malulah aku, udah tua gini masih dijewer-jewer jugak." Kata Amar memelas.
Melihat ini Nita dan Gita tertawa geli. Amar tampak diadili oleh keluarganya di belakang dan tampaknya akan lama. Nita pun mengajak Gita untuk ngobrol dengan teman-teman lainnya yang ada disekitar mereka.
Di rumah Gil mulai bersiap berangkat dengan mobil sedannya. Semua perlengkapan wisuda sudah masuk di ke mobil dia juga sudah tampak rapi. Tak lupa dia pamit kepada peliharaannya seekor burung beo hitam yang ada di rumahnya.
"Bul, Bos pergi dulu ya. Doakan sukses ya." Kata Gil.
"You'll be success boss, you'll be success Boss, dada, dada, dada." Sahut beo hitam itu.
Mobil sudah panas mesinnya saatnya Gil berangkat karena jam sudah menunjukan pukul tujuh empat puluh dua. Dia pun mulai menginjak pedal gas dan pergi menuju tempat wisuda yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Rumah Gil cukup luas dan tanpa ada pagar pembatas. di seluruh penjuru perkarangan ditumbuhi banyak vegetasi yang cukup lebat. Ia tinggal di rumah pinggiran kota itu seorang diri tanpa sanak dan keluarga. Selama di perjalanan dia tak merasakan hambatan berarti, jalan tak terlalu ramai hari itu. Hanya ada beberapa mobil pribadi dan angkutan umum serta pengendara motor yang memacu kendaraanya yang kadang sembrono menyalib Gil. Tak terasa jam sudah menunjukan pukul tujuh lima puluh dua. Ia sampai di tempat wisuda di salah satu gedung serbaguna kampus universitas yang cukup terkenal di Jakarta. Nita yang cemberut langsung menyambutnya dan membantunya mengenakan toga.
"Hebat lo ya, baru dateng jam segini." Kata Nita sambil merapikan toga Gil.
"Udah Nit, jangan mulai lagi, gue lelah." Jawab Gil sambil tersenyum.
"Apaan senyam-senyum? mau gua tonjok?" Nita pun mengepalkan tangannya.
"Nih tonjok-tonjok dah, gue rela." Kata Gil sambil menyodorkan pipinya.
Nita hanya tersenyum sinis dan mencubit pipi Gil. Gita yang juga disana pura-pura tidak melihat kejadian yang ada didepan matanya dengan malu. Tiba-tiba dari luar terjadi kehebohan. Orang diluar gedung histeris. Suara gaduh makin keras dan terdengar jelas di dalam gedung. Gil, Nita, dan Gita mencoba keluar untuk melihat. Ivan salah satu teman mereka kaget ketika berpapasan dengan Gil, Nita, dan Gita.
"Gil, Di danau Gil," Suara Ivan terlihat panik
Gil yang sudah merasa tidak enak perasaannya langsung keluar dari gedung menuju ke tampat gaduh itu berasal. Ternyata berasal dari danau kecil di samping gedung itu. Gil, Nita, Gita, dan Amar yang belakangan menyusul teman-temannya kaget bukan kepalang. Seorang mayat yang kelihatannya adalah salah satu mahasiswa yang akan diwisuda sudah tampak mengapung di danau itu dengan kondisi tubuh yang mengenaskan.
Bersambung...
Terima Kasih Gan Udah mampir, mohon bantuannya dan feedbacknya. Terima Kasih




anasabila memberi reputasi
1
1.1K
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan