- Beranda
- Komunitas
- News
- Dunia Kerja & Profesi
Sistem Perekrutan di Bisnis Indonesia Group


TS
kaskusca
Sistem Perekrutan di Bisnis Indonesia Group
Dalam dunia bisnis, tentunya membutuhkan tenaga kerja sebagai SDM untuk menjalankan perusahaan. Mengingat tahapan ini cukup kruisial, oleh sebabnya, sebuah perusahaan wajib mempunyai prosedur perekrutan tenaga kerja yang terstruktur.
Dalam hal ini, setiap perusahaan memiliki sistemnya tersendiri, baik itu standar maupun kriteria calon. Prosesnya pun tak luput dari beberapa tahapan, walaupun tak sedikit perusahaan yang memilih sistem cepat.
Di sini saya ingin membagikan pengalaman saat saya mengikuti proses rekrutmen di Bisnis Indonesia Group. Sedikit informasi, Bisnis Indonesia Group merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang media, dimana juga membawahi beberapa jaringan surat kabar, online, dan radio sebut saja Solopos, Harian Jogja, Kabar 24, Solopos FM, dan lain sebagainya.
Perusahaan besar seperti Bisnis Indonesia Group rasanya wajar jika memberlakukan sistem perekrutan yang bertahap. Pertama yang saya jalani adalah interview dengan para editor. Di hari yang berlainan, saya kembali dihubungi untuk tes tertulis dimana saya diharuskan untuk membuat berita dengan tema yang sudah ditentukan.
Tidak hanya sampai di situ, masih ada tes lapangan. Ini yang cukup memberatkan dimana saya harus melakukan reportase langsung di Tanah Abang dengan membuat 4 angle berita yang berbeda. Kemudian hasil reportase tersebut harus dikirim sebelum jam 4 sore dengan minimal karakter yang sangat panjang.
Itu bukan final, hari berikutnya saya harus bertatap muka lagi dengan 4 editor yang mengajukan beberapa pertanyaan lewat tes wawancara. Salah satu dari mereka mempertanyakan kesediaan saya tentang penetapan pekerjaan di luar kota Jakarta. Tentu hal ini cukup memberatkan saya, sehingga dengan lantang saya jawab tidak bersedia.
Ternyata jawaban inilah penentu keputusan mereka. Pertanyaan saya adalah mengapa mereka tidak mengajukan pertanyaan tersebut pada wawancara pertama sehingga saya tidak perlu susah payah mengikuti tes yang bagi saya cukup menyita waktu dan tenaga. Mengingat saat ikut proses perekrutan ini saya harus ijin kerja sebanyak 4 kali dari kantor.
Pertanyaan lain yang menyusul adalah kami (saya dan kandidat lainnya) tidak diberi komunikasi dua arah, maksudnya informasi soal gaji, sistem yang berlaku ketika menjadi pegawai, jabatan, pola pekerjaan, dan lain sebagainya yang menyangkut keperluan si calon pelamar.
Jujur, saya sedikit kecewa dengan sistem perekrutan seperti ini. Setidaknya hal tersebut bisa menjadi pelajaran bagi saya dan informasi bagi pembaca lainnya dalam mengikuti proses perekrutan di perusahaan. Rupanya, nama besar bukanlah jaminan sebuah perusahaan mempunyai sistem perekrutan yang jelas.
Dalam hal ini, setiap perusahaan memiliki sistemnya tersendiri, baik itu standar maupun kriteria calon. Prosesnya pun tak luput dari beberapa tahapan, walaupun tak sedikit perusahaan yang memilih sistem cepat.
Di sini saya ingin membagikan pengalaman saat saya mengikuti proses rekrutmen di Bisnis Indonesia Group. Sedikit informasi, Bisnis Indonesia Group merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang media, dimana juga membawahi beberapa jaringan surat kabar, online, dan radio sebut saja Solopos, Harian Jogja, Kabar 24, Solopos FM, dan lain sebagainya.
Perusahaan besar seperti Bisnis Indonesia Group rasanya wajar jika memberlakukan sistem perekrutan yang bertahap. Pertama yang saya jalani adalah interview dengan para editor. Di hari yang berlainan, saya kembali dihubungi untuk tes tertulis dimana saya diharuskan untuk membuat berita dengan tema yang sudah ditentukan.
Tidak hanya sampai di situ, masih ada tes lapangan. Ini yang cukup memberatkan dimana saya harus melakukan reportase langsung di Tanah Abang dengan membuat 4 angle berita yang berbeda. Kemudian hasil reportase tersebut harus dikirim sebelum jam 4 sore dengan minimal karakter yang sangat panjang.
Itu bukan final, hari berikutnya saya harus bertatap muka lagi dengan 4 editor yang mengajukan beberapa pertanyaan lewat tes wawancara. Salah satu dari mereka mempertanyakan kesediaan saya tentang penetapan pekerjaan di luar kota Jakarta. Tentu hal ini cukup memberatkan saya, sehingga dengan lantang saya jawab tidak bersedia.
Ternyata jawaban inilah penentu keputusan mereka. Pertanyaan saya adalah mengapa mereka tidak mengajukan pertanyaan tersebut pada wawancara pertama sehingga saya tidak perlu susah payah mengikuti tes yang bagi saya cukup menyita waktu dan tenaga. Mengingat saat ikut proses perekrutan ini saya harus ijin kerja sebanyak 4 kali dari kantor.
Pertanyaan lain yang menyusul adalah kami (saya dan kandidat lainnya) tidak diberi komunikasi dua arah, maksudnya informasi soal gaji, sistem yang berlaku ketika menjadi pegawai, jabatan, pola pekerjaan, dan lain sebagainya yang menyangkut keperluan si calon pelamar.
Jujur, saya sedikit kecewa dengan sistem perekrutan seperti ini. Setidaknya hal tersebut bisa menjadi pelajaran bagi saya dan informasi bagi pembaca lainnya dalam mengikuti proses perekrutan di perusahaan. Rupanya, nama besar bukanlah jaminan sebuah perusahaan mempunyai sistem perekrutan yang jelas.
0
1.1K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan