- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Catatan Perjalanan OANC
[CATPER] NAPAK TILAS PUNCAK HALAU - HALAU (PEG. MERATUS)
TS
amankms
[CATPER] NAPAK TILAS PUNCAK HALAU - HALAU (PEG. MERATUS)
Quote:
Catper sebelumnya dapat dibaca disini
Quote:
Perjalanan ini terjadi karena :
1. Kebetulan organisasi ane ada kegiatan disana, jadi ikut2an deh jadi tim hore....tapi ane berangkatnya nyusul
2. Temen seperjuangan ane maksa berangkat, katanya kakinya udah gatal pengen mendaki...kan bisa digaruk klo gatel
Quote:
Sedikit gambaran tentang Pegunungan Meratus :
Pegunungan meratus merupakan kawasan hutan asli (native forest) yang masih tersisa di Propinsi Kalimantan Selatan, letaknya membentang dari arah tenggara sampai kesebelah Utara berbatasan denagn Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan letak geografis, kawasan Pegunungan Meratus terletak antara 115’38’00” dan 115’52’00”BT dan 2’28’00” dan 20’54’00”LS. Puncak tertinggi Gn. Besar Halau-Halau (1.901 mdpl). Menurut pembagian wilayah administrasi pemerintahan kawasan Pegunungan Meratus yaitu : Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Hulu sungai Utara, Kab Tabalong, Kab. Kotabaru, Kab. Banjar, Kab. Tanah Bumbu dan Kab. Tapin.
Keadaan topografi/lapangan berlereng curam sampai sangat curam. Kelerengan lembah umumnya kurang dari 20% pada perbukitan dan puncak pegunungan,dan lebih dari 70% pada beberapa tempat sehingga membentuk jurang-jurang yang terjal dan dinding batu.
Secara geomorfologi Pegunungan Meratus terletak pada lereng atas Meratus, memiliki bahan induk yang berasal dari batuan beku (indigeneous rock) yang terbentuk pada jama Jura (Jurassic) tengah hingga kapur (Cretceous) akhir. Adapun jenis tanah Pegunungan Meratus adalah podsolik merah kuning serta komplek podsolik merah kuning. Untuk curah hujan Pegunungan Meratus datanya tidak tersedia dengan baik, namun untuk dataran tingginya dapat diperkirakan total rata-rata per tahun cukup tinggi yaitu mencapai 4.000 mm, sehingga temperature udara harian rata-rata berkisar antara 25,7oC – 7,1oC sedangkan kelembaban udara berkisar antara 80% - 87%. Bulan basah terjadi pada bulan Oktober – Mei.
Beberapa jenis flora yang dilindungi dan endemik seperti ; beberapa jenis tengkawang, Anggrek, Meranti Putih, Meranti Merah, Agathis, Kanari, Kempas, Belatung, Durian, Gerunggang, Nyatoh dan Medang.
Adapun cara ke Puncak Halau - Halau sendiri bisa ditempuh melalui Desa Batu Kembar, Kec. Batang Alai Timur Kab. Hulu Sungai Tengah (Kalsel)
Quote:
Cara ke Desa Batu Kembar :
Jika Agan2 berangkat dari Samarinda :
1. Samarinda - Barabai
Ambil bus jurusan Samarinda - Balikpapan - Banjarmasin, waktu tempuh dari Samarinda ke Barabai antara 15 - 18 jam. Jika sudah memasuki wilayah Barabai, minta turunin di Tugu Burung Enggang.
Terminal busnya ada didaerah Samarinda Seberang dan biaya untuk bus ekonomi Rp. 150.000, bus Acnya mungkin sekitar Rp. 230.000.
2. Tugu Burung Enggang - Terminal Birayang
Pasti bingung, kenapa koq busnya ga masuk terminal....hehehe.... soalnya busnya cuman numpang lewat doang disini, jadi minta turunin di Tugu Burung Enggang. Dari tugu burung tadi naik angkot/L300 menuju Terminal Birayang. Ongkosnya Rp. 4.000
3. Terminal Birayang - Desa Batu Kembar
Setelah sampai Terminal Birayang, cari angkutan (biasanya sih mobil pick up) yang menuju Desa Batu Kembar (angkutan ini hanya ada pada hari selasa, biayanya sekitar Rp. 15.000 - 20.000). Jika agan2 kesini pada hari lain, angkutan yang ada cuman pake ojek biayanya Rp. 75.000 atau carter mobil pick up Rp. 250.000.
4. Setelah sampai di Desa Batu Kembar, biasanya para pengunjung/pendaki bermalam dulu di rumah Julak, esok harinya baru mendaki. (Julak itu bahasa banjar artinya tante)
Jika agan2 berangkat dari Banjarmasin....(anggap saja dari Bandara Syamsudin Noor)
1. Bandara Syamsudin Noor - Terminal Pal 6
Dari bandara, keluar ke jalan besar trus dari gerbang bandara belok kiri dan jalan beberapa meter, ntar ada keliatan angkot mangkal. cari yang tujuan Terminal Pal 6, ongkosnya Rp. 15.000 lama perjalanan 45 menit.
2. Terminal Pal 6 - Barabai
Sesudah sampai di Terminal Pal 6, cari mobil L300 (orang sana menyebutnya taksi colt) yang tujuan Barabai, bisa juga naik yang jurusan Tanjung dan minta turunin di Tugu Burung Enggang, syukur2 supirnya mau nurunin du Terminal Birayang biar hemat biaya. Ongkosnya Rp. 40.000, lama perjalanannya sekitar 4 jam. Oiya, di Terminal Pal 6 banyak calo jadi hati kena tipu masalah ongkosnya...hehhehe.
Dan supir tujuan barabai/tanjung itu mantan pembalap semua, hobinya ngebut parah dan suka ngoper penumpang. Ane aja kemaren dioper sampai 4 kali
3. Sisanya sama seperti rute diatas.....males copas soalnya
Quote:
Ini kisah ane gan
Spoiler for Sabtu, 30 Agustus 2014:
Quote:
Sabtu, 30 Agustus 2014
Berhubung kali ini ane ke Kalselnya naik pesawat dan ambil pesawat jam 07.35 pagi, mau ga mau berangkat dari samarinda pada dini hari. Dan apesnya dapat travel yang jam 02.00, alamat kepagian ini sampe bandara .
Jam 01.30 dengan diantar temen, ane menuju ke pool travel cipagant*. Jam 2 tepat, travel yang kami tumpangi akhirnya berangkat ke Bandara Sepinggan. Perjalanan selama 3 jam ini sih pengennya tidur sepanjang jalan, ehhh malah ga bisa tidur sepanjang perjalanan... skip skip
Sampai bandara sekitar jam 5 subuh, karena ane udah check ini jadi tinggal masukin bagasi doang....ehhh ternyata konter yang khusus buat drop bagasinya ga ada, terpaksa ikut ngantri diantrian check in....mana panjang pula antriannya ....skip skip
Jam 07.35 akhirnya terbang juga, dan mendarat di Bandara Syamsudin Noor jam 08.25. Ambil bagasi trus keluar bandara buat cari angkot ke terminal pal 6.
Oiya, dalam perjalanan ini ane udak kontek2an sama teman2 Kompas Borneo Unlam, mereka yang akan nemenin ane naik ke puncak halau-halau...dan kami berencana bertemu di Barabai.
baru nyampe terminal pal 6 dan belum turun dari angkot udah diserbu calo aja, dengan terpaksa dapet angkutan ke Barabai dengan harga 45.000 rupiah, mana disuruh nunggu pula karena penumpangnya baru 3 orang. Oiya, taksi colt disini nda berprikemanuasiaan, masa dalam mobil kapasitas paling banyak 8 orang plus barang dijejali dengan 15 orang....wkwkwkwkwk
nahhh, ini yang diatas tadi yang ane bilang penumpang suka dioper-oper. baru jalan 2 km kami udah dioper ke mobil lain .
okee, bersabar saja dan nikmati perjalanan 4 jam ini....hehehehe
jadi, dari terminal pal 6 ke barabai ini melewati banyak kota yaitu :
terminal pal 6 - banjarbaru - martapura - kandangan - barabai...
saat sampai kandangan kami dioper ke mobil lain lagi
di mobil yang ketiga ini, supirnya ugal2an parah....ane sama temen ane udah prediksi mobil ini pasti tabrakan karena beriringan dengan mobil didepannya hanya berjarak setengah meter dan kecepatannya diatas 60 km/jam.....dan apa yg ane dan temen ane prediksikan bener terjadi
Spoiler for :
setelah acara tabrakan, ane dioper lagi menggunakan mobil lain. skip skip
sekitar jam 16.30, akhirnya nyampe juga di Barabai dan ane minta diturunin di Tugu Burung Enggang.....sembari menunggu teman2 dari Kompas, kami makan dulu.
Jam 17.00 temen2 dari Kompas datang, dan kami diajak ke rumah salah seorang anggota Kompas yang berdomisili di Barabai dan baru berangkat ke Desa Batu Kembar selepas maghrib menggunakan motor.
Selepas maghrib, kami berangkat dah ke Desa Batu Kembar....lama perjalanan sekitar 1 jam. dan jalan yang dilewati setengahnya rusak parah....hahahahaha
Sekitar jam 20.30 kami sampai di Desa Batu Kembar. Disana udah menunggu temen2 ane yang lain, karena udah diatur untuk naik sama2 keesokan harinya.
Oiya, pas kami dateng....dirumah salah satu warga akan diadakan upacara Balian (biasanya upacara menyembuhkan orang yang sakit), karena badan ane dah rontok dan perlu istirahat jadi ga bisa deh nonton untuk upacara tersebut....
Spoiler for Alat dan syarat yang dibutuhkan dalam Upacara Balian:
Quote:
Pengeluaran :
Samarinda - Bandara Sepinggan = Rp. 115.000 (travel cipaganti)
Balikpapan - Banjarmasin = Rp. 412.000 (lion)
Airport Tax = Rp. 75.000
Bandara Syamsudin Noor - Terminal Pal 6 = Rp. 15.000
Terminal Pal 6 - Barabai = Rp. 45.000
TOTAL Hari 1 = Rp. 662.000
Spoiler for Minggu, 31 Agustus 2014:
Quote:
Minggu, 31 Agustus 2014
Pagi jam 6 bangun, trus cuman gosok gigi aja (dingin bro mau mandi...hahahaha) dilanjut packing ulang dan siap2 berangkat tidak lupa sarapan dulu....
Oiyaaa....Perjalanan kali ini orangnya banyak, sekitar 14 orang totalnya tapi kebagi jadi 2 tim....tim pertama udah jalan dari tanggal 29 dan ane masuk di tim kedua yang berangkat. Dan kami udah janjian dengan tim pertama untuk ketemu di Camp Sungai Karuh.
Okeee tim bodrexxx.....berangkattt......
Desa Batu Kembar - Desa Kiyu (30 Menit)
Kami (tujuh orang) berangkat dari Desa Batu Kembar ke Desa Kiyu dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit, jalan yang dilalui jalan aspal trus jalan tanah trus berubah jadi jalan coran....hehehehe
Diawal jalan coran, ada tanjakan pemanasan....lumayanlah 5-10 menit nanjaknya... Sampai di Desa Kiyu ntar ada retribusi (karcis masuk) yang dikelola desa setempat, karcis masuknya Rp. 3.000....
Setelah memasuki Desa Kiyu, ntar ketemu jembatan gantung. Jalur ke Puncak Halau Halau melalui jembatan itu, sepanjang perjalanan nanti melewati 3 jembatan gantung, dan di Desa Kiyu ini yang pertama.
Spoiler for Trek Awal:
Spoiler for Tanjakan Awal.....sebenarnya nanjak ini....:
Spoiler for Desa Kiyu disana:
Spoiler for Pos Karcis:
Spoiler for Jembatan Gantung Pertama:
Desa Kiyu - Puncak Tiranggang (3 Jam)
Setelah melewati jembatan gantung yang pertama, kami membutuhkan waktu hampir 1 jam untuk sampai ke jembatan gantung yang ketiga, jalur yang dilalui berupa hutan bambu dan jalannya masih cor2an... Oiyaa, diantara jembatan gantung kedua dan ketiga ada pertigaan, ambil jalur yang kekiri....
Dari jembatan gantung ketiga, jalur yang dilalui menanjak...mirip2 jalur dari cibeurem sampai kandang badak di gn. gede tapi yang ini bukan berupa tangga gitu....lumayanlah dan jadi lumanyun karena jalan sekitar 2 jam tanpa bonus.
Sepanjang jalan, kami beberapa kali ketemu dengan pencari sarang semut dan sempat mengobrol dengan mereka....kata mereka, sarang semut yang mereka cari itu adanya ditengah hutan dan berada diatas pohon....trus kami bertanya harganya, ternyata hanya dihargai Rp. 10.000/kilonya....
Sesampainya di Puncak Tiranggang udah jam 11.30, kami memutuskan untuk istirahat disini sambil membuat kopi dan makan roti....
Dalam pendakian ini, kami tidak pernah makan siang dengan nasi....hanya makan roti saja karena untuk menghemat waktu, dan mengakalinya makan besar pada saat sarapan.
Spoiler for Pencari sarang semut dan bawaannya:
Spoiler for Jalur Tiranggang:
Spoiler for Ngaso dulu:
Puncak Tiranggang - Camp Sungai Karuh (3,5 Jam)
Setelah beres istirahat dan packing, kami melanjutkan perjalanan kembali sekitar jam 12.15. Kurang lebih 50 menit berjalan, kami tiba di Pertigaan Juhu, jika belok kekiri ke Desa Juhu dan jika lurus menuju jalur pendakian. Desa Juhu sendiri merupakan sebuah desa yang berada ditengah hutan Pegunungan Meratus, dan jaraknya dari pertigaan ini masih sekitar 12 jam perjalanan (jalannya orang desa loh yaa ).... Kabarnya Desa Juhu ini sangat eksotis sekali, klo tidak percaya silahkan googling.....hehehehe
Selepas pertigaan ini, jalur mulai landai dan kemudian menurun terus sampai ketemu sugai kecil, sebelum sungai kecil ini pas dijalurnya ntar ketemu pohon dengan diameternya lumayan gede.....turunnya ini yang kacau, ntar pas baliknya mesti nanjak pas lewat sini lagi
Dalam pendakian ini, kita akan melewati 3 sungai....sungai yang "terdalam" yang sungai ketiga, pas lewat yang ini dalamnya selutut...5 tahun yang lalu naik sini, dalamnya sepinggang mana deras pula arusnya...mungkin pengaruh naik pas musim kemarau jadi ga terlalu dalem yang sekarang....
Setelah melewati sungai ketiga, jalur yang dilewati "agak2" nanjak gitu dah, hutan yang dilewatin juga udah mulai rimbun.... dan tepat jam 15.40 akhirnya kami sampai di Camp Sungai Karuh dan bertemu dengan tim pertama....
Kami pun bangun tenda disini....
Oiyaaa....di Camp Sungai Karuh ada 3 pondok yang terbuat dari bambu, pondok yang paling besar udah beratapkan seng.... sedangkan yang dua lagi katanya sih bekas warung waktu 17an kemaren.... trus di Camp Sungai Karuh ini juga terdapat air terjun.....
Spoiler for Jalur menuju Camp Sungai Karuh:
Spoiler for Pohon ini masih ada...:
Spoiler for Camp Sungai Karuh:
Spoiler for Air Terjun Sungai Karuh 1:
Spoiler for Air Terjun Sungai Karuh 2:
Quote:
Pengeluaran :
Tiket Masuk = Rp. 3.000
TOTAL Hari Kedua Rp. 3.000
Tiket Masuk = Rp. 3.000
TOTAL Hari Kedua Rp. 3.000
Spoiler for Senin, 1 September 2014:
Quote:
Camp Sungai Karuh - Jumantir (2 Jam)
Bangun pagi....masak....packing....
Setelah semuanya beres, sekitar jam 9 pagi kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Tujuan hari ini targetnya adalah Puncak Halau - Halau dan ngecamp disana. Di Camp Sungai Karuh ini kami meninggalkan beberapa barang dipondok, seperti pakaian dan logistik untuk perjalanan pulang...(yang kami sesali meninggalkan barang disini, ternyata pas balik barang yang kami tinggalkan udah raib )
Perjalanan dari Camp Sungai Karuh ke Jumantir memakan waktu 2 jam, jalurnya sih wahhh banget, bonusnya dikit banget....tapi plusnya hutannya masih rapet plus beberapa kali ditemenin burung enggang selama perjalanan.
Setiba di jumantir, istirahat lama disini....soalnya temen2 ngebersihin jamur dulu rencananya dibuat sop untuk makan malam nanti.
Spoiler for Jalur ke Jumantir:
Spoiler for Lorong waktu....hehehe:
Jumantir - Camp Penyaungan (4,5 Jam)
Kami membawa cadangan air dari jumantir ini sebanyak mungkin, buat jaga2 takutnya di mata air terakhir airnya kering karena lagi musim kemarau.
Dari jumantir trek yang dilewati nanjak habis....tanpa bonus sedikit pun....
setelah 3 jam jalan (banyak istirahatnya lohhh ) akhirnya kami tiba di Simpang Hara'an, ambil jalur yang kekiri (jalur lurus menuju Desa Loksado)
Dari Simpang Hara'an, kami membutuhkan waktu sekitar 45 menit perjalanan agar sampai di mata akhir terakhir.... mata air ini adalah sumber air terakhir, posisinya turun sekitar 300 meter kesebelah kiri jalan.
Dengan melihat sisa waktu yang ada dan berbagai pertimbangan, kami memutuskan untuk bermalam di Camp Penyaungan saja...
Waktu yang kami butuhkan untuk mencapai Camp Penyaungan dari mata air terakhir ini sekitar 45 menit. Dan tepat pukul 17.00 akhirnya kami tiba di Camp Penyaungan.
Camp Penyaungan sendiri merupakan tempat camp yang mampu menampung sekitar 10 tenda, dan tempatnya rimbun (tidak terbuka).
Karena ngecamp disini, jadi esok hari baru naik ke puncak untuk mengejar sunrise....
Spoiler for Plang tanda Mata Air Terakhir:
Spoiler for Sumber airnya:
Spoiler for Camp Penyaungan 1:
Spoiler for Camp Penyaungan 2:
Diubah oleh amankms 15-09-2014 20:58
0
6.8K
Kutip
6
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan