Kaskus

Entertainment

awaaanAvatar border
TS
awaaan
[REVIEW] The Raid 2: Berandal - DARI SUDUT PANDANG ANE! :))
Halo subforum Film Indonesia! Ijinkan ane bergabung gaan~

Kali ini ane mau coba ngereview film paling epik punya Indonesia, THE RAID 2: BERANDAL. Silahkan disimak gan kalo mau emoticon-Malu (S)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

[REVIEW] The Raid 2: Berandal - DARI SUDUT PANDANG ANE! :))

"ONE OF THE GREATEST ACTION MOVIES EVER MADE" -Collider

Bener gak tuh kira kira? Salah satu film yang gue tunggu di 2014 akhirnya sudah keluar. Dengan budget kurang lebih 40 miliar rupiah film ini sanggup menarik perhatian dunia dan membuat gue nonton sampai dua kali.Karena itu gue putuskan untuk ngereview film ini. Kencangkan sabuk pengamanmu, Let's go!

Sebelum film ini keluar, berkali kali gue puter ulang trailernya, cari movie preview sana sini, dan berbagai info terkait yang membuat gue semakin yakin ini film layak untuk disaksikan, karena IMDB.com sempet ngasih rating 9.7/10, sekarang turun ke 8.9/10, dan itu pun juga udah tinggi buat ukuran film internasional. Sekedar buat perbandingan aja:

-The Shawshank Redemption -> 9.3
-Saving Private Ryan -> 8.6
-Forrest Gump -> 8.8
-Titanic -> 7.9
-The Avengers -> 8.2
-Tali Pocong Perawan -> entah

Film ini berdurasi 150 menit, alias 2 jam 30 menit. Lama banget. Cape gak tuh nontonnya? buat gue sih ngga. Kalo 150 menit buat nonton Tali Pocong Perawan mungkin gue bakal pegel (pegel ereksi). Durasi tersebut terbayar dengan kepuasan. Bahkan di dalam studio kita (penonton) sempet tepuk tangan 2x dibeberapa scene yang emang tangan gue gerak sendiri buat keprok. Malahan sampe ada yang standing applause saking semangatnya! *lempar popcorn*

Selama 150 menit, hitungan kasar gue; 1 jam untuk cerita, sisa 1,5 jamnya adalah adegan silat yang breathtaking. Koreografinya gokil banget, asli. Gue termasuk penikmat film macem Enter the Dragon, Ip Man series, 300, film film Jackie Chan dan cuma film ini yang ngebuat gue 'tahan napas' selama menikmati baku hantam difilm tersebut, adrenaline pumped!
Karena banyaknya refrensi, gak dipungkiri setiap ada gerakan bertarung gue pikir, ini kayak gerakan di IP man deh, atau koreografi seperti pertarungannya ada di film x, y.
Walaupun demikian, hal tersebut gak banyak, karena emang dipadu padankan oleh gerakan yang baru menciptakan tarian silat yang enak buat di saksikan.

Setelah nonton untuk kedua kalinya, pikir gue porsi adegan bertarung terlalu banyak. Bisa saja diambil beberapa menit untuk menambah konten cerita. Pertama kali nonton, setiap ada percakapan didalam film gue harus pasang kuping, karena beberapa aktor melafalkan kata kata kurang jelas, kaya orang nyimeng keselek nasi. But anyway, it's still not a big deal at all.

Disamping koreo silat, action scene macem mobil kejar kejaran juga harus masuk dalam hitungan. Gak kalah sama fast & furious. Kejar kejarannya deket rumah gua pula, di rawamangun, terus ada scene ngehancurin halte busway pula. (kalo aku mau ngebusway kudu piye..?).
Dari kacamata orang awam, gue ngebayangin teknis camera-play pas scene tersebut sesuatu yang 'baru'. Entah teknik apa yang dipake Gareth Evans, terasa canggih dan fresh sekali. Untuk pertama kalinya diperfilman Indonesia gunain mobil BMW dirusak beneran, ditabrak-tabrakin beneran, meledak beneran, hancur beneran, modal banget, alhasil keren. Beda halnya film Gerhana, atau film Tuyul Dan Mbak Yul dimana lo bakal tau batu mana yang bakal meledak karena warnanya beda sendiri! emoticon-Smilie)

Masuk ke pembahasan karakter, menurut gue mereka semua asik. Kemampuan setiap individu buat berakting mumpuni buat dilihat penonton mancanegara. Ada Arifin putra yang gue rasa aktingnya difilm itu pas. Muka muka lawas yang muncul macem Roy Marteen, Tio Pakusadewo, dan Cok Simbara menambah kesan 'elegan' pada film tersebut. Tambah Ayu Azhari jadi deh Nokta Merah Perkimpoian.

Karakter favorit gue tidak lain adalah Hammer Girl yang diperankan Julie Estelle, yang maen film Kuntilanak. Tau, kan? (Julie Estelle-nya, bukan Kunti-nya) Disitu doi seksoy gela. Pakaiannya cuma jaket kulit, dalemnya taktop putih dan pake jeans. Udah. Hot banget ya gusti.

Scene dia cukup 'Berdarah'. Berdarah yang gue maksud bukan dia lupa pake pembalut, melainkan karakter dia sadis. Darah muncrat dimana mana sampe nutupin wajahnya gara gara aksi yang frontal. Padahal waktu main film Kuntilanak doi kerjanya kesurupan mulu, ngerepotin. Sekarang maen asal jitak pala orang pake palu. Gue rasa ada hubungannya dia bawa bawa palu disitu, barangkali mau nyari kunti yang pakunya kendor.
Gue pribadi gak kepikiran sih, dia bisa cocok meranin itu, tapi somehow dengan tampangnya yang fierce, it fits perfectly to her. Adegan Hammer Girl yang paling gue inget adalah pembantaian di gerbong kereta api. Tebas sana sini, palu nancep dikepala. Yang gak suka liat darah gak tahan deh. Tapi dari semua itu, yang paling gue inget ada musuh yang mati sama dia tapi caranya dikempit pake paha...

[REVIEW] The Raid 2: Berandal - DARI SUDUT PANDANG ANE! :))
Neng, pahanya diamplas, ya? mulus bangett~ *mati bahagia*

Lupakan paha Julie Estelle. By the way gue jarang banget nonton film di bioskop dua kali dengan film yang sama. Jadi The Raid 2 dengan segala pertimbangan emang layak untuk ditonton, bahkan untuk ketiga kali. Kesimpulan gue setelah nonton, ya emang ini film bagus. Gareth Evans secara gak langsung memulai film aksi Indonesia dengan parameter yang tinggi yang bakal bikin sutradara lain jiper untuk memproduksi film semacamnya.
Saran gue, andai mau menyaksikan film ini, ada baiknya lo nonton dulu The Raid (film pertama). Sesungguhnya ceritanya gak bergitu kompleks. Lo gak nonton yang pertama pun masih bisa nyambung. Tapi untuk menghindari beberapa temen yang kurang minum vitamin, agak kebingungan membaca cerita. Selama dibioskop nanya nanya muluk "Itu siapa? penjahatanya yang mana? dia baik atau ngga??" yang jadinya berisik banget. Rasanya pengen gue setrum pake raket nyamuk.

Dilain sisi, beberapa film Indonesia jadi gak terlalu nyaman untuk ditonton dengan product placement dari sponsor. Yang kaya gini tolong dikurang kurangin Pak, agak ngeganggu.
Salah satu film Indonesia yang product placement nya fail adalah film Dibawah Lindungan Ka'bah. Sering banget Gerry Chocolatos nongol di film itu. Lagi makan nyelip Gerry Chocolatos. Lagi scene sedih ada Gerry Chocolatos. Ampe ke Mekkah bawa Gerry Chocolatos. Gak ngerti lagi. Ngeselinnya mamamia lezatos.

Untuk The Raid, hal semacam itu gak bisa dihindarin. Produk Smartfren gue hitung muncul selama 5 menitan dari total durasi film. Sekali lagi, buat gue sih ini menggangu. Tapi ini masih bisa dimaafkan lah. Beberapa skrip dimana turun salju di Indonesia (iya, salju) awalnya sulit masuk ke logika gue. Setelah gue nonton lagi, gue anggap hal tersebut untuk kepentingan romantisme scene tersebut, dan itu breakthrough, karena berani. Aku sih suka *nada Anang*

Dari semua kelebihan dan kekurangan, film ini bakal jadi film pertama yang blue-ray nya yang bakal gue beli walapun gue gak punya playernya. Karena menurut gue perfilm kita jauh dari menghasilkan macem Transformer, The Avatar, Harry Potter, ada baiknya kita fokus dengan apa dulu yang kita punya, salah satunya kebudayaan. Semua tergantung cara pengemasan, dan terbukti difilm ini.
Jika IMDB.com ngasih 8.9, rottentomatoes.com ngasih 7.4, gue pribadi dengan bangga akan ngasih 9. -1 gara gara Julie Estellenya mati! </3

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sekain gan review dari ane emoticon-Malu (S), kritik dan saran boleh dimari !

Ini sebenernya ane comot dr blog pribadi, Boleh main main ke blog ane kalo mau baca yang aneh2 emoticon-Ngakak (S) http://awanpamungkas.tumblr.com/
0
5.2K
14
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan