- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Selain Anyer, dulu lesehan Malioboro Yogya juga terkenal mahal


TS
theviandyka
Selain Anyer, dulu lesehan Malioboro Yogya juga terkenal mahal
Quote:
Getok Harga Di tempat wisata bukan rahasia lagi, apalagi tempat itu sangat terkenal dan mungkin bukan turis lokal saja yang datang tapi turis mancanegara, mungkin pedagang menganggap yang datang adalah orang tajir super eksekutif, tapi itu juga harus disesuaikan harganya dengan makanan yang disajikan
Quote:
Merdeka.com - Anda suka makan di rumah makan atau restoran? Berita ini bisa menjadi pelajaran bagi Anda agar lebih berhati-hati dalam memilih restoran.
Baiknya sebelum memesan makanan, Anda terlebih dahulu mengetahui harga makanan di restoran yang Anda singahi. Sebab, di media sosial Facebook tengah heboh 'makan habis Rp 1 juta di Anyer.'
Seorang pengguna Facebook mengunggah sebuah bon atau kwitansi pembayaran makanan yang diakuinya berada di sebuah restoran di Anyer. Di kwitansi tersebut ada tujuh menu makanan dan minuman yang dipesan. Namun, harga tiap makanan terbilang mahal.
Dua ikan bakar dihargai Rp 400 ribu, 1 cumi saos tiram Rp 180 ribu, 3 cah kangkung Rp 200 ribu, 1 baso sapi Rp 20 ribu, 2 nasi putih Rp 90 ribu, 2 lalap+sambal Rp 30 ribu, dan 1 es teh manis Rp 80 ribu. Jumlah total yang harus dibayar oleh pemesan adalah Rp 1 juta.
Fenomena itu sebenarnya tak begitu mengagetkan khususnya bagi warga atau siapapun yang sudah pernah liburan ke Yogyakarta pada zaman dulu. Di kawasan wisata Malioboro era 2000-an, dulu lesehan-lesehannya juga terkenal mahal harganya.
Lesehan-lesehan itu berjajar rapi di sepanjang pinggir Jalan Malioboro, tepatnya di bagian timur jalan. Biasanya lesehan itu mulai buka menjelang maghrib hingga pukul 03.00 WIB. Menunya pun bervariasi, dari Gudeg, Burung Dara, Ayam Goreng, Lele, Tempe-Tahu, hingga ada pula beragam menu seafood.
"Pokoknya dulu saya pernah makan pakai kerang, burung dara, abisnya bisa sampai Rp 200.000, padahal itu sekitar lima tahunan lalu (2008-2009), kapok," kata Aan, salah seorang pria yang pernah menghabiskan waktu kuliahnya di Yogyakarta, Jumat (5/9).
Lain halnya dengan Aan, warga asli Yogya bernama Prass juga mengakui jika lesehan di Malioboro pernah keterlaluan harganya. "Agak lupa, tapi mungkin sekitar tahun 2000-2005. Gudeg telor bisa sampai Rp 12-15 ribu, es teh malah Rp 5.000. Padahal harga standar waktu itu gudeg cuma Rp 6.000, es teh Rp 1.000," ujar Prass.
Harga-harga makanan yang selangit itu diduga karena banyaknya turis lokal maupun mancanegara berwisata di kawasan Malioboro. Namun tetap saja banyak orang yang pernah merasa dongkol karena harga di lesehan Malioboro sangat tinggi. Padahal kawasan-kawasan lain di Yogyakarta terkenal dengan harga murah kulinernya.
Kini beberapa lesehan di sepanjang Malioboro masih tetap selalu ramai pengunjung. Beberapa dari pedagang sudah mulai menyeragamkan harganya agar tak terlalu mahal seperti dulu. Yogyakarta tetap selalu dikangeni karena makanan-makanannya masih relatif murah dibanding kota besar lainnya.
SUMBER
Baiknya sebelum memesan makanan, Anda terlebih dahulu mengetahui harga makanan di restoran yang Anda singahi. Sebab, di media sosial Facebook tengah heboh 'makan habis Rp 1 juta di Anyer.'
Seorang pengguna Facebook mengunggah sebuah bon atau kwitansi pembayaran makanan yang diakuinya berada di sebuah restoran di Anyer. Di kwitansi tersebut ada tujuh menu makanan dan minuman yang dipesan. Namun, harga tiap makanan terbilang mahal.
Dua ikan bakar dihargai Rp 400 ribu, 1 cumi saos tiram Rp 180 ribu, 3 cah kangkung Rp 200 ribu, 1 baso sapi Rp 20 ribu, 2 nasi putih Rp 90 ribu, 2 lalap+sambal Rp 30 ribu, dan 1 es teh manis Rp 80 ribu. Jumlah total yang harus dibayar oleh pemesan adalah Rp 1 juta.
Fenomena itu sebenarnya tak begitu mengagetkan khususnya bagi warga atau siapapun yang sudah pernah liburan ke Yogyakarta pada zaman dulu. Di kawasan wisata Malioboro era 2000-an, dulu lesehan-lesehannya juga terkenal mahal harganya.
Lesehan-lesehan itu berjajar rapi di sepanjang pinggir Jalan Malioboro, tepatnya di bagian timur jalan. Biasanya lesehan itu mulai buka menjelang maghrib hingga pukul 03.00 WIB. Menunya pun bervariasi, dari Gudeg, Burung Dara, Ayam Goreng, Lele, Tempe-Tahu, hingga ada pula beragam menu seafood.
"Pokoknya dulu saya pernah makan pakai kerang, burung dara, abisnya bisa sampai Rp 200.000, padahal itu sekitar lima tahunan lalu (2008-2009), kapok," kata Aan, salah seorang pria yang pernah menghabiskan waktu kuliahnya di Yogyakarta, Jumat (5/9).
Lain halnya dengan Aan, warga asli Yogya bernama Prass juga mengakui jika lesehan di Malioboro pernah keterlaluan harganya. "Agak lupa, tapi mungkin sekitar tahun 2000-2005. Gudeg telor bisa sampai Rp 12-15 ribu, es teh malah Rp 5.000. Padahal harga standar waktu itu gudeg cuma Rp 6.000, es teh Rp 1.000," ujar Prass.
Harga-harga makanan yang selangit itu diduga karena banyaknya turis lokal maupun mancanegara berwisata di kawasan Malioboro. Namun tetap saja banyak orang yang pernah merasa dongkol karena harga di lesehan Malioboro sangat tinggi. Padahal kawasan-kawasan lain di Yogyakarta terkenal dengan harga murah kulinernya.
Kini beberapa lesehan di sepanjang Malioboro masih tetap selalu ramai pengunjung. Beberapa dari pedagang sudah mulai menyeragamkan harganya agar tak terlalu mahal seperti dulu. Yogyakarta tetap selalu dikangeni karena makanan-makanannya masih relatif murah dibanding kota besar lainnya.
SUMBER
0
5.3K
Kutip
34
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan