Salah satu rahasia suksesnya kedai Kopi atau akrab juga disebut KeiKo adalah mengoptimalkan media sosial untuk melakukan promosi produk kepada pelanggannya. “Masing-masing outlet kedai kopi memiliki media sosial, minimal Facebook atau Twitter,” jelas Denny Neilment, Direktur Utama Kedai Kopi ini.
Setiap Store Manager atau captain barista setiap hari memang harus meng-update konten. Promolah atau sekadar greeting kepada kustomer-kustomer loyal atau lain-lainnya. Pasti selalu ter-update setiap hari, “ jelasnya lagi. Bagi para pegawainya yang memiliki gadget yang cukup canggih, ia pun tak segan untuk menghimbau mereka untuk melakukan broadcast atau semacamnya agar media sosial ter-update dan aktif.
Sejak berdiri pada tahun 2004 yang bermula di Gejayan Yogyakarta, Kedai Kopi terus berkembang dan sekarang ini sudah memiliki 13 Cabang. Tak hanya di Jogja, Kedai Kopi juga membuka cabang di Jakarta, Palu dan Surabaya. Cabang terbaru berlokasi di Bandara Adi Sucipto, Jogja dan berniat masih akan membuka cabang di bandara - bandara lainnya.

Firmansyah Budi Prasetyo mengubah Telo yang dari kesan "ndeso" atau kampungan menjadi salah satu oleh - oleh terkenal yang modern di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berawal dari usaha kecil-kecilan bikin bingkai photo berbahan kertas, Nanang Syaifurozi berhasil jadi pelaku bisnis tas serta aksesories ternama di Yogyakarta, yg mengusung brand Rumah Warna. Ciri khas produknya yaitu design yg unik serta memakai gabungan warna-warna cerah. Bahan baku yg dipakai asli buatan dalam negeri, baik berbentuk batik, kain sampai kulit yang membuatnya Raja Tas dan aksesoris dari Jogja.

Orang jogja yang suka pedas tentunya tahu Spesial sambal atau akrab disebut SS. Berawal dari hobby memasak terutama yang berhubungan dengan sambal, kini SS telah memiliki 58 outlet di 27 kota dengan 1.800 orang pegawai.

Satu lagi usaha yang berasal dari kesukaan/hobi, Yustinus Agung Nugroho dengan istrinya Anne Kartika sangat menggemari durian. Berawal dari sang istri membeli durian untuk dibuat es durian kesukaan suami, tiba-tiba terpikir membuat usaha dari buah beraroma khas yang disukainya itu. “Kenapa nggak bikin usaha es duren aja ya?” kata pria kelahiran Prambanan 8 Januari 1980 itu, mengenang peristiwa empat tahun lalu di saat hampir putus asa karena bisnisnya yang sedang kolaps terlilit utang hingga ratusan juta rupiah.
Maka, per 10 Oktober 2009 Yustinus dan Anne bertekad memulai usaha es durian ini menggunakan gerobak kayu dengan nama Mendem Duren (mabuk durian – Red.)
Ternyata bisnis hobi ini meningkat pesat, terhitung dari Desember 2011 sampai akhir 2012, perkembangan Mendem Duren semakin pesat menjadi 58 gerai. Dan per Mei 2013 sudah ada 90 gerai, yaitu 7 cabang milik sendiri, dan 83 gerai lainnya dimiliki mitranya (franchisee). Gerai Mendem Duren dapat ditemui di Yogyakarta, Bandung, Banjar (Patroman), Bintaro (Jakarta), Cikarang, Jakarta Barat, Karawang, Mojokerto, Pati, Semarang, Solo, Surabaya, Tangerang, Tasikmalaya, Tegal, Aceh, Bandarjaya, Lampung, Medan, Metro, Palembang, Balikpapan, Banjarbaru, Banjarmasin, Batulicin, Bengalon, Bontang, Loa Janan, Martapura, Nunukan, Palangkaraya, Pelaihari, Penajam, Samarinda, Sampit, Sangatta Utara, Sendawar, Tanah Grogot, Tanjung Selor, Tanjung Redeb, Tarakan, Tenggarong, Makassar, Manado, Ternate, Lombok dan Jayapura.
Kini, Yustinus masih terobsesi mengembangkan bisnis Mendem Duren sampai ke mancanegara, selain ingin mengoptimalkan penjualan gerai-gerai yang sudah ada. “Kami ingin menjadikan Mendem Duren sebagai market leader produk olahan berbahan dasar durian serta menjadikannya trend-setter konsep ‘durian dalam gerobak’ yang dapat dinikmati oleh seluruh kalangan,” ucapnya.

Seminarnya mulaitanggal 13 september 2014, (untuk jam dan susunan acara akan diumumkan kepada peserta paling lambat sehari sebelum batas akhir registrasi (tanggal 12 September, gan) dengan materi
Mengaplikasikan ide kreatif menjadi sebuah usaha, menyusun business plan, mendapatkan modal, dan kiat kiat sukses membangun bisnis.

Tanggal 20 september 2014 dengan materi Belajar Strategi marketing yang benar.

Tanggal 27 September 2014 dengan materi tips untuk mengelola operasional, memenangkan persaingan, dan memperluas usaha langsung dari PARA EXPERTnya

Auditorium FE Universitas Negeri Yogyakarta (Gedung Dekanat Lt. 3 Kampus Karang Malang)