REMBRANDTPLEIN

Selain Dam Square, salah satu alun-alun paling ramai di Amsterdam adalah Rembrandtplein. Alun-alun di pusat kota ini selalu disibukan dengan beragam akitivitas, baik pagi juga malam hari. Di sanalah wisatawan berbaur dengan penduduk lokal bersantai menikmati keramaian Amsterdam. Hingga saat ini sudah tak terhitung pusat hiburan yang ada di Rembrandt. Bar, café, dan nightclub menjadi nadi kehidupan malam di Rembrandtplein. Club Rain dan Escape merupakan club yang biasa dikunjungi orang-orang dengan fashion terkini dan trendi. Sedangkan Studio 80 dan Club Smokey cocok bagi pengunjung yang lebih casual. Pemandangan pun berubah karena orang-orang yang datang kini adalah untuk menyeruput latte di teras café ketimbang membeli susu dari para peternak. Bangunan kumuh pun berganti dengan arsitektur klasik modern. Di sana pengunjung bisa memilih restoran dengan beragam menu internasional maupun restoran yang menyajikan makanan tradisional Belanda. Bagi penggemar film bisa menikmati hobinya di Pathé Tuschinski, sebuah bioskop modern di dalam bangunan klasik yang sudah menjadi gedung teater sejak tahun 1921.


Nemo adalah pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terbesar Belanda yang terletak di Amsterdam. Wisata edukasi ini memiliki banyak peralatan canggih, interaktif, dan menyenangkan. Kesenangan itu tak hanya didapatkan di dalam ruangan, di rooftop tersedia teras luas dan sangat cocok untuk bersantai. Di atap bangunan Nemo setinggi 22 meter terdapat roof terrace terluas di Amsterdam. Sesuai dengan visi sang Arsitek, Renzo Piano, mengenai sebuah lapang yang menatap kota, teras di atap gedung Nemo itu menyajikan panorama spektakuler kota tua Amsterdam dan pelabuhan. Dari atas Nemo Anda bisa melihat bangunan penting disekeliling, seperti Museum Haven yang mengoleksi beberapa perahu di awal abad 20. Kemudian di arah timur terdapat bangunan Museum Maritim dan kapal legendaris VOC. Bergeser ke sisi barat, disuguhi lanskap pengembangan Oosterdok.


Sedikit jauh dari pusat kota yang ramai, di Frederik Hendrikstraat 111, ada sebuah bar tak biasa bernama De Nieuwe Anita. Bar ini betul-betul unik, untuk masuk saja pengunjung harus menekan bel terlebih dulu. Begitu masuk akan terkesan berada di rumah nenek, dipenuhi warga lokal dengan interior retro, seperti sofa bunga, kursi kayu tua, hingga gambar dinding era 60/80an. Di tengah-tengah ruangan terdapat meja bar berbentuk setengah lingkaran. Di balik meja tesebut berjajar bir dalam kulkas serta koleksi wine. Ruangan tersebut dibagi dua dan dipisahkan rak buku yang juga berfungsi sebagai pintu. Pintu itu merupakan gerbang ke ruang utama, dimana terdapat panggung kecil dan lantai dansa. De Nieuwe Anita merupakan tempat langganan dari acara-acara yang di organisir Amsterdam Beat Club, yaitu komunitas yang memperkenalkan musik 50/60an. Selain itu juga homebase dari Subbacultcha yang mengorganisir konser sekaligus promo grup, film, dan kultur indie. Setiap hari Senin bar menggelar acara nonton bareng bertajuk Cinemanita. Film-film yang dipilih bergenre dokumenter, religi, dan indie. Penyanyi maupun penulis lagu siap merepresentasikan musiknya, baik itu alternatif, pop, jazz, atau electro pada agenda gratisan De Witte Geit di hari Selasa. Live music pun akan selalu naik pentas pada akhir pekan. Tak jarang De Nieuwe Anita mengadakan acara baca puisi, stand-up comedy, atau pameran seni. Di ruangan yang tak begitu luas, atmosfer yang santai, serta kekeluargaan mempermudah kita untuk menambah kawan baru.

PANTAI URBAN AMSTERDAM

Percayalah jika Amsterdam itu memiliki pantai. Ya, pantai. Hamparan pasir, desiran angin, dan bar-bar cantik bertengger di tepiannya. Meski tak seindah pantai mediterania atau laut di utara, pantai di kota Amsterdam bisa menjadi alternatif untuk rekreasi alam yang trendi. Pantai-pantai tersebut adalah Blijburg Aan Zee, Strand West, dan Strand Zuid. Namun perlu diingat pantai tersebut merupakan pantai buatan, jadi jangan bayangkan ada ombak ya...