Yang dibilang-bilang mirip
Drama televisi yang biasa kita kenal dengan ftv dan sinetron yang paling sering dapet tanggepan miring. Data yang bisa saya peroleh setelah kerusuhan '98, banyak permintaan untuk menuntut tersanjung karena terlihat bagi mereka, merupakan ajang eksploitasi anak. Setelah habis drama percintaan dan cinta anak sekolah, religi, lalu muncul drama mistis dan kolosal, lalu muncul lagi percintaan dan religi, lalu sekarang lebih ke arah action. Kalo kita lihat pola ini, lebih seperti drama televisi mengikuti/mempelajari hype penonton film layar lebar.
Tapi, kebanyakan orang dengan standar ganda akan mencoba membandingkan film drama luar negri dan menyukainya. Nih beberapa mitos yang tercipta dari standar ganda (daripada agan malu-malu sendiri):
Quote:
1. Sinetron Indonesia hanya memikirkan RATING!
mau itu namanya sinetron/soap opera/Sitcom/telenovela/J-Dorama/K-Drama atau bahkan MTV, Natgeo, Discovery channel, Si Bolang, Upin Ipin semua jenis program televisi mengejar rating. Jadi lucu gan, kalo gak ada yang ngejer rating. Akhirnya, yang rating bagus dipertahanin terus sampai pemainnya dibuat jadi kakek nenek. Kagak cuman tersanjung. Inget telenovela amigos x sempre? Yang versi amrik? Coba search Lassie yang bercerita tentang anjing yang punya banyak owner.
Quote:
2. Sinetron Indonesia tidak mendidik
ini isu yang saya ceritakan baru muncul setelah (tepatnya beberapa saat sebelum) kerusuhan '98. Protes terhadap tersanjung yang mengeksploitasi anak. Pertama mitos ini bisa saya tebak berawal dari "message tersembunyi" pada iklan televisi era masuknya televisi dan transisi akibat pembungkaman media oleh Suharto. Iklan televisi selalu menampilkan televisi untuk keluarga secara menyeluruh ditambah pendidikan saat itu yang mengadopsi living room jadi ruang keluarga (kalo agan inget tugas bikin sketsa rumah, ruang keluarga selalu dibuat ada TV nya).
Perlu agan semua tahu, TV memiliki segmentasi pasar berbeda-beda yang seharusnya orang tua yang memilih sendiri tayangan yang cocok untuk anaknya. Misalnya, dibanding tersanjung masih lebih parah amigos x sempre atau carita de angel masalah eksploitasi. Keluhan-keluhan ini mengerucut hingga akhirnya kita menganggap dan pihak tv hanya memproduksi, pasar pembantu rumah tangga. Padahal tanpa kita sadari, konten telenovela atau drama luar negri yang sejenis dan sudah pernah tayang di Indonesia, lebih parah.
Quote:
3. Sinetron Indonesia gak beragam, klise, banyak iklan, asal-asalan.
Yang saya angkat disini adalah konten secara umum. Masalah ragam, Indonesia termasuk beragam daripada drama yang ada diamrik dari dulu sampe drama new girl yang lagi ongoing, selalu didalam studio dengan setting rumah. Belum lagi, acara yang diulang-ulang karena sedang garap season selanjutnya (pengalaman bisa didapatkan kalo agan nonton tv kabel). Ini namanya standar ganda.
Inget hebohnya Meteor Garden dan klise adegannya? Klise film asia seperti itu. Tangis-tangisan, tabrak-tabrakan, dua orang cowok nyukain satu cewek. Klise drama di India? Dipaksa kimpoi! Klise drama amerika? "I must go to save the world! *insert sfx here* *insert sfx here* *insert sfx here* sorry...". Jepang dengan klise anak sekolahan yang jarang keluar dari ini, Korea yang dengan klise cowok kaya dan cewek miskin. Indonesia punya semuanya gan! Kalo mempermasalahkan klise, tapi agan dulu nonton juga yang drama luar dan nganggap keren, ini namanya standar ganda.
Kalau agan ngomongin tv indonesia banyak iklan, sekarang kan lagi musim tv kabel tuh. Coba agan pantengin acara di tv kabel. Karena semuanya ada iklannya!
asal-asalan adalah kata-kata yang kejam bagi sebuah karya. Biasanya orang-orang yang mengatakan ini adalah orang-orang yang membandingkannya dengan "first world" yang menggunakan efek wah. Cukup agan tahu, biaya produksi mereka cukup tinggi karena sudah termasuk negara kapitalis. Akhirnya kritik kalian akan terlihat cetek karena hanya melihat sesuatu dari grafisnya yang kita sendiri tidak mampu / jarang yang bisa meluangkan waktu. Pasalnya Program televisi selalu dituntut cepet. Sehingga untuk efek yang wah, butuh kru yang banyak untuk satu episode. Agan termasuk yang yakin Indonesia bisa nyamain hollywood? Silahkan mendaftarkan diri membantu lebih baik dan bawa pasukannya. Kalau mau dibandingkan sama negara berkembang juga, baru sepadan. Misalnya Malaysia yang justru tergila-gila dengan sinetron kita, karena pemerintahnya membatasi dan mengawasi produksi televisinya. Jadi, coba silahkan agan nonton karya anak malaysia untuk kategori drama televisi ber-efek. Kalo bilang bagus, ini namanya standar ganda.
Quote:
4.Karya Indonesia jiplakan karya lain
Mwahahahaha. Ini isu sinetron terhangat yang saya liat di timeline. Pasalnya dari dulu sekali sinetron kita merupakan karya adaptasi dari sinetron lainnya. Karena kita Indonesia seneng yang namanya spin off (parodi). Contohnya bintang? mirp putri Huang Zhou. Kalau yang luar negri mirip luar negri? Meteor garden mirip hana yori dango, Boys over flower (jepang) mirip meteor garden, Amigos x siempre malah hadir dengan unsur cerita comat sana comot sini dari televonela yang pernah ada yang berbeda cuma akhir dan cara penyelesaiannya. Jika kalian mengatakan yang diluar lebih baik, ini namanya standar ganda.