DRAMA kaburnya enam orang tahanan dari kamar sel di markas Polsek Batamkota, Selasa (19/8) dini hari, diduga sudah direncanakan dengan matang pada beberapa hari sebelumnya. Bahkan, trik yang mereka garap salah satunya dengan menciptakan suasana kegaduhan demi mengalihkan perhatian petugas jaga. Bak paduan suara, seketika itu mereka kompak bernyanyi bersama-sama di dalam bui.

“Dua hari sebelumnya, mereka ribut terus. Nyanyi-nyanyi keras,” cerita seorang narasumber di Mapolsek Batamkota, Rabu (20/8) siang. Kata dia, dari koor yang mereka mainkan, sepertinya para tahanan tengah bergembira ria. Lagu yang mereka nyanyikan juga bervariasi, mulai dari tembang kedaerahan hingga irama populer saat ini. “Lagunya berbagai macam, kelihatannya happy saja,” imbuhnya.

Nah, untuk bisa membongkar gembok besi pengunci ruang taha­nan tentunya diperlukan alat. Namun, sejauh ini belum ada keterangan lebih rinci tentang bagaimana gembok besi tersebut bisa dilepas mereka. Pasalnya, jika menggunakan alat, tentunya penjagaan dalam hal ini sudah kecolongan dengan masuknya benda asing ke dalam ruang tahanan, yang mestinya wajib steril dari barang-barang yang membahayakan atau rawan disalahgunakan tahanan.

Apalagi, menurut aturan di dalam sel dilarang ada benda-ben­da keras, termasuk yang dapat membahayakan jiwa. Contohnya saja ketika pembesuk datang, petugas piket bahkan dengan ketat wajib memeriksa barang bawaan pembesuk. Kalau pembesuk hendak mengantarkan makanan, petugas menyuruh agar dicicipi terlebih dahulu. Celana panjang juga dilarang diantarkan ke penjara, serta sikat gigi bagian gagangnya harus dipatah­kan, dan ikat pinggang pantang dimasukkan ke sel.

Masih dibiarkannya pintu lapis kedua itu, disebut-sebut setelah sempat rusak akibat ulah seorang tahanan yang kabur dan tertangkap lagi, akan tetapi belum ada perbaikan. “Dia (tahanan yang pernah kabur) sudah dua kali masuk (ditahan). Waktu pertama dulu dia coba kabur, tapi ketahuan. Nah, mungkin dia yang nunjukan tempat itu,” terka si sumber.

Untuk bisa lolos dari pintu masuk utama, diduga mereka nekat merusak gembok. Hanya saja, sepertinya hal itu tidak mereka lakukan, sebab mereka khawatir gerak-geriknya kepergok petugas jaga, jika kabur lewat pintu utama tersebut. Oleh sebab itu, dari jejak­nya mereka sepertinya memilih mengendap menuju ruang besuk, lalu dari sana memanjat plafon dan keluar dari pintu gudang yang bersebelahan dengan ruang besuk. Setelah berhasil lolos dari sel, mereka lewat ruang besuk dan naik plafon yang sudah bolong dengan meniti besi teralis ruang besuk.