Profesi guru di Brasil kini mendapat cobaan. Perempuan di Brasil yang ingin mengabdikan diri pada pendidikan, diharuskan melakukan tes keperawanan terlebih dulu.

Negara bagian Sao Paolo memutuskan untuk melakukan tes keperawanan ini agar membuktikan bahwa guru-guru tidak aktif secara seksualitas. Selain itu, semua calon guru juga diharuskan melakukan tes kesehatan untuk mengetahui apakah mereka bebas dari kanker.

Guru-guru perempuan juga diharuskan untuk periksa kolposkopi untuk mendeteksi penyakit. Lamaran mereka sebagai guru baru benar-benar bisa diterima jika dokter memberikan sertifikat yang mengkonfirmasi calon-calon guru ini masih perawan.

Isu ini muncul ke permukaan setelah sebuah situs berita setempat mewawancarai seorang perempuan berusia 27 tahun, yang mengaku malu ketika meminta seorang dokter untuk menyatakan dirinya masih perawan. Hal itu terpaksa dilakukannya demi lolos tes.

Namun pihak pemerintah setempat mengatakan, tes ini dilakukan agar kandidat calon guru bisa meraih pekerjaan untuk jangka waktu yang panjang.

"Pemeriksaan kesehatan ditujukan untuk memastikan selain kemampuan teknis, kemampuan fisik dan mental diperlukan agar calon guru tetap bekerja hingga sekira 25 tahun," ujar pihak Departemen Manejemen Publik Sao Paolo, seperti dikutip Associated Press, Rabu (13/8/2014).

Selain tes keperawanan, pihak kementerian juga meminta pemeriksaan kesehatan lainnya seperti mamogram untuk perempuan. Sementara untuk laki-laki diperiksa prostat bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun.

Pihak departemen mengaku bahwa tes itu tidak hanya ditujukan untuk keperluan departemen pendidikan. Hal ini sesuai dengan imbauan dari Kementerian Kesehatan Brasil dan berlaku untuk beberapa lembaga kepemerintahan lainnya.