Jakarta - Joko Widodo yang telah ditetapkan KPU sebagai presiden terpilih meminta masukan kepada publik untuk menentukan sosok menteri yang akan mengisi kabinetnya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mewanti-wanti bahwa Jokowi harus siap menghadapi ketidakpuasan masyarakat ketika 'jagoannya' tak terpilih.

"Begitu Jokowi ditetapkan sebagai presiden terpilih, itu menjadi hak beliau. Hak sepenuhnya dari presiden terpilih untuk susun kabinet dan cari masukan dari masyarakat luas. Jadi tidak perlu diributkan," kata SBY lewat wawancara yang diunggah di Youtube, seperti dikutip pada Jumat (8/8/2014).

SBY lalu berkisah tentang pengalamannya saat memilih kabinet dulu. Ia menuturkan bahwa dulu pandangan masyarakat luas juga didengar tetapi tidak secara terbuka diumumkan. Presiden ke-6 RI ini juga menceritakan tentang survei yang ia lakukan untuk memilih cawapres.

"Sebelum saya ambil keputusan cawapres yang mendampingi saya saat Pilpres lalu, tahun 2009, saya mengapungkan 3 nama. Saya minta lembaga survei yang kredibel untuk mensurvei 3 nama yang saya pilih itu," ucap pria berusia 64 tahun ini.

SBY menghormati pilihan Jokowi yang memakai cara terbuka dalam memilih menteri. Ia lalu menasihati mantan walikota Solo itu agar bersiap menghadapi masyarakat pemilih menteri yang kecewa.

"Jokowi harus bersiap-siap kalau begitu diumumkan kabinet itu, masyarakat ada yang tidak puas, karena masyarakat kita ini mudah tidak puas," tutur SBY.

"Jokowi pada saatnya harus bisa menjelaskan kepada publik kenapa memilih si A bukan si B. Itu konsekuensi dari risiko yang terjadi sekarang ini. Karena masyarakat diundang secara terbuka untuk memberikan masukan bahkan untuk ikut memilih," sambungnya.

sumber

Tidak ada kebijakan publik yang mampu memuaskan semua orang, Terutama pendukung Prangoyo sang Titisan Allah...... Biasanya mereka yang paling rusuh nanti... maklum kanak-kanak...