- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Photography
Nongkrong Bareng Long Exposure Photografy 5" above


TS
papalouis
Nongkrong Bareng Long Exposure Photografy 5" above
Threath ini dibuat khusus yg tertarik teknik long exposure yg agak extreme dengan speed 5 detik ke atas, merujuk teknik yg dikenal juga dengan istilah siksa kamera, karna mmemaksa kamera membuka diafragma 5 detik keatas, bahkan diatas 1 menit, mungkin buat rekan2 yg sdh lama bergelut di genre ini busa sharing teknik dan tips2nya, untuk yg nempel photo WAJIB menyertakan data Exif, dan sebaiknya (tidak wajib) menceritakan proses pengambilan gambar, agar kita bisa mengambil pelajarannya...(treath dalam perbaikan)
Apa itu Long Exposure Photography (LEP)?
LEP mengacu pada shutter speed yang lama. Shutter speed yang lama merupakan teknik khusus untuk mengambil foto dengan membuka shutter kamera untuk waktu yang lama. Hal ini memungkinkan lebih banyak cahaya memasuki kamera sampai shutter tertutup. Secara teknis, kamera membaca lebih banyak data dari subyek, mengumpulkan detail-detail, dan menciptakan efek yang luar biasa.
LEP sering digunakan pada malam hari, ketika tidak ada banyak pencahayaan alami. Namun, teknik ini juga dapat digunakan pada siang hari untuk memberikan efek lembut seperti air yang mengalir atau awan yang bergerak.
Teknik yang terlibat dalam LEP adalah menggunakan pemandangan yang di dalamnya terdapat dua obyek, satu diam dan lainnya bergerak. Misalnya jalan raya. Ada kendaraan yang bergerak dan benda yang tidak bergerak seperti pohon dan bangunan. Ketika shutter terbuka untuk jangka waktu yang lama, efek seperti jejak cahaya kendaraan akan diciptakan.
Memahami Long Exposure Photography
Berikut adalah peralatan dan gadget yang dibutuhkan ataupun membantu dalam proses teknik ini:
Kamera digital SLR yang bisa mengatur speed/kecepatan sesuai keinginan fotografer. Untuk masuk ke dalam kategory “slow speed”, biasanya shutter harus terbuka setidaknya selama 1 detik.
Tripod – Inilah peralatan terpenting dalam teknik foto ini. Sekarang ini, ada begitu banyak ragam dan bentuk tripod yang bisa didapatkan di toko2 kamera, dan harganya pun beragam. Tentunya, kita ingin menggunakan sebuah tripod yang kuat, kokoh dan stabil untuk dapat meletakkan kamera kita. Sebuah tripod yang baik adalah yang tidak terlalu berat agar mudah untuk dibawa ke mana2, namun tetap kokoh agar tidak gampang “shake”.
Cable release/remote release - gadget ini gunanya untuk mengurangi guncangan yang disebabkan ketika sang fotografer menekan tombol shutter.
Filter ND - Natural Density filter ini adalah sebuah kaca gelap yang diletakkan di depan kamera, seperti halnya sebuah kacamata hitam untuk mengurangi cahaya yang masuk ke dalam mata kita. Ini berguna untuk pemotretan dengan efek slow speed pada lokasi yang sangat terang (biasanya di tengah hari). Contoh situasi di mana filter ND ini dibutuhkan, adalah saat siang hari dan kita ingin merekam sebuah pemandangan air terjun. Speed yang kita inginkan agar menghasilkan air yang terlihat seperti mist (kabut) itu sekitar 5-10 detik. Namun karena terangnya matahari, settingan kamera sudah pada titik terendah, yaitu ISO 50 (atau kadang ISO 100), dan diafragma lensa sudah tertutup di f22 (bukaan terkecil di kebanyakan lensa wide). Untuk mendapatkan pencahayaan yang tepat, kecepatan kamera seharusnya di set pada 1/15 detik. Namun jika menggunakan filter ND ini, kita dapat menggunakan speed yang lebih rendah lagi.
Berikut adalah cara untuk mendapatkan setting-an yang tepat di kamera digital SLR anda, dalam menggunakkan teknik ini:
Yang paling pertama adalah menentukan kecepatan berapa yang kita inginkan. Untuk mengetahui kecepatan yang paling tepat, membutuhkan sedikit “trial dan error” atau bereksperimen beberapa kali. Contohnya, sang fotografer ingin memotret sebuah bangunan, dan ingin mendapatkan efek awan yang seakan2 berlaju sangat cepat di latar bangunan tersebut. Efek yang anda dapatkan tentunya akan terpaut dengan kecepatan dari gerakan awan tersebut, dan juga seberapa lama anda membuka shutter.
Berikutnya, set diafragma anda untu mendapatkan depth of field (ruang fokus) yang anda inginkan. Untuk teknik fotografi landscape dengan slow speed, biasanya sang fotografer ingin bukaan yang agak sempit, yaitu sekitar f8.0 – f22. Ini juga akan membantu untuk mencapai speed yang rendah.
Hal yang terakhir kita set adalah ISO. Carilah ISO yang tepat dengan memadu kecepatan dan bukaan yang baru saja kita set. Jika mendapatkan ISO yang terlalu tinggi (ISO 1600 ke atas), cobalah untuk membuka diafragma sedikit, agar kita bisa menyetel ISO lebih rendah. Ini dilakukan agar anda akan menghasilkan sebuah gambar yang lebih detail dan meminimalkan noise.
Jika ISO sudah mencapai tingkat terendah, dan tetap saja hasil yang didapatkan over (terlalu terang), maka kecilkan bukaan diafragma semaksimal mungkin. Jika tetap over, maka anda harus menggunakan filter ND
Apa itu Long Exposure Photography (LEP)?
LEP mengacu pada shutter speed yang lama. Shutter speed yang lama merupakan teknik khusus untuk mengambil foto dengan membuka shutter kamera untuk waktu yang lama. Hal ini memungkinkan lebih banyak cahaya memasuki kamera sampai shutter tertutup. Secara teknis, kamera membaca lebih banyak data dari subyek, mengumpulkan detail-detail, dan menciptakan efek yang luar biasa.
LEP sering digunakan pada malam hari, ketika tidak ada banyak pencahayaan alami. Namun, teknik ini juga dapat digunakan pada siang hari untuk memberikan efek lembut seperti air yang mengalir atau awan yang bergerak.
Teknik yang terlibat dalam LEP adalah menggunakan pemandangan yang di dalamnya terdapat dua obyek, satu diam dan lainnya bergerak. Misalnya jalan raya. Ada kendaraan yang bergerak dan benda yang tidak bergerak seperti pohon dan bangunan. Ketika shutter terbuka untuk jangka waktu yang lama, efek seperti jejak cahaya kendaraan akan diciptakan.
Memahami Long Exposure Photography
Berikut adalah peralatan dan gadget yang dibutuhkan ataupun membantu dalam proses teknik ini:
Kamera digital SLR yang bisa mengatur speed/kecepatan sesuai keinginan fotografer. Untuk masuk ke dalam kategory “slow speed”, biasanya shutter harus terbuka setidaknya selama 1 detik.
Tripod – Inilah peralatan terpenting dalam teknik foto ini. Sekarang ini, ada begitu banyak ragam dan bentuk tripod yang bisa didapatkan di toko2 kamera, dan harganya pun beragam. Tentunya, kita ingin menggunakan sebuah tripod yang kuat, kokoh dan stabil untuk dapat meletakkan kamera kita. Sebuah tripod yang baik adalah yang tidak terlalu berat agar mudah untuk dibawa ke mana2, namun tetap kokoh agar tidak gampang “shake”.
Cable release/remote release - gadget ini gunanya untuk mengurangi guncangan yang disebabkan ketika sang fotografer menekan tombol shutter.
Filter ND - Natural Density filter ini adalah sebuah kaca gelap yang diletakkan di depan kamera, seperti halnya sebuah kacamata hitam untuk mengurangi cahaya yang masuk ke dalam mata kita. Ini berguna untuk pemotretan dengan efek slow speed pada lokasi yang sangat terang (biasanya di tengah hari). Contoh situasi di mana filter ND ini dibutuhkan, adalah saat siang hari dan kita ingin merekam sebuah pemandangan air terjun. Speed yang kita inginkan agar menghasilkan air yang terlihat seperti mist (kabut) itu sekitar 5-10 detik. Namun karena terangnya matahari, settingan kamera sudah pada titik terendah, yaitu ISO 50 (atau kadang ISO 100), dan diafragma lensa sudah tertutup di f22 (bukaan terkecil di kebanyakan lensa wide). Untuk mendapatkan pencahayaan yang tepat, kecepatan kamera seharusnya di set pada 1/15 detik. Namun jika menggunakan filter ND ini, kita dapat menggunakan speed yang lebih rendah lagi.
Berikut adalah cara untuk mendapatkan setting-an yang tepat di kamera digital SLR anda, dalam menggunakkan teknik ini:
Yang paling pertama adalah menentukan kecepatan berapa yang kita inginkan. Untuk mengetahui kecepatan yang paling tepat, membutuhkan sedikit “trial dan error” atau bereksperimen beberapa kali. Contohnya, sang fotografer ingin memotret sebuah bangunan, dan ingin mendapatkan efek awan yang seakan2 berlaju sangat cepat di latar bangunan tersebut. Efek yang anda dapatkan tentunya akan terpaut dengan kecepatan dari gerakan awan tersebut, dan juga seberapa lama anda membuka shutter.
Berikutnya, set diafragma anda untu mendapatkan depth of field (ruang fokus) yang anda inginkan. Untuk teknik fotografi landscape dengan slow speed, biasanya sang fotografer ingin bukaan yang agak sempit, yaitu sekitar f8.0 – f22. Ini juga akan membantu untuk mencapai speed yang rendah.
Hal yang terakhir kita set adalah ISO. Carilah ISO yang tepat dengan memadu kecepatan dan bukaan yang baru saja kita set. Jika mendapatkan ISO yang terlalu tinggi (ISO 1600 ke atas), cobalah untuk membuka diafragma sedikit, agar kita bisa menyetel ISO lebih rendah. Ini dilakukan agar anda akan menghasilkan sebuah gambar yang lebih detail dan meminimalkan noise.
Jika ISO sudah mencapai tingkat terendah, dan tetap saja hasil yang didapatkan over (terlalu terang), maka kecilkan bukaan diafragma semaksimal mungkin. Jika tetap over, maka anda harus menggunakan filter ND
Diubah oleh papalouis 07-08-2014 22:06
0
2.4K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan