Shoutussalam.com – Gelombang penolakan terhadap Daulah Islamiyah ternyata seiring pula dengan gegap gempita penyambutannya di seluruh dunia. Hal ini juga terjadi di Indonesia.

Memang Daulah Islamiyah (Islamic State) yang dalam media umum masih saja disebut sebagai ISIS menimbulkan pro-kontra yang luar biasa.

Termasuk di antaranya pernyataan berbagai pihak yang mengatasnamakan diri sebagai perwakilan ormas islam. Salah satunya adalah petikan twitter beralamatkan pada @DPP_FPI.

Dalam petikan di jejaring tersebut pada Sabtu (02/08/2014), disebutkan bahwasanya pengurus, anggota dan simpatisan laskar pembela islam dilarang mengikuti gerakan ISIS.

Namun statemen tersebut tidak terdapat di web resmi Front Pembela Islam, meski dalam tweet yang lain disebutkan begini: “ebelum ada Keputusan dari DPP FPI & IMAM BESAR FPI. FPI Mendukung Hamas Lawan Zionis israel namun FPI Tdk Mendukung ISIS …”.

Permasalahan Daulaj Islamiyah rupanya juga mengundang beberapa tokoh gerakan islam untuk turut naik panggung berbicara ke media sekuler. Seperti beberapa mantan petinggi Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) yang pernyataannya tersebar di berbagai media.

“Anggota JAT ada 2 sampai 3 ribu orang, hanya 5 persen saja yang mendukung ISIS,” kata Ustad Fatih, mantan jubir JAT saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (2/8/2014).

Tak lupa, Ustadz Achwan, mantan Amir Harian JAT juga pernah berbicara di BBC. “Ba’asyir mengatakan kepada kami untuk mendukung perjuangan ISIS karena tiga hal.” ujarnya pada pertengahan Juli lalu.

Bahkan Ustadz Haris Amir Falah, mantan nara pidana kasus Aceh yang jabatan terakhirnya adalah amir JAT Jakarta, juga menyempatkan diri berbincang dengan tokoh-tokoh deradikalisasi di sebuah acara stasiun televisi lokal sekuler.

Tindak-tanduk Ustadz Haris ini mendapatkan kecaman keras dari beberapa pendukung Daulah Islamiyah di jejaring sosial. Bahkan di antara pengecam ini tak segan-segan memberikan kritik yang sangat pedas.
[sksd]