Bapak Macan Asia,

Terus terang saya kecewa dengan keputusan anda, sekalipun saya bukan pendukung anda, untuk mundur dari proses pemilihan presiden 2014 ini.

Apakah anda masih ingat apa yang pernah anda ucapkan beberapa waktu lalu? Anda berkata bahwa sebanyak 15 kali anda katakan didepan media bahwa anda akan menghormati keputusan KPU. Sekarang KPU hampir selesai menghitung suara dan dalam hitungan jam akan mengumumkan pemenang Pemilu ini. Tanpa diduga, anda menarik diri dan menuduh lembaga negara itu tak netral. Anda menuduh proses pemilu ini penuh kecurangan. Mainan apalagi yang anda sodorkan pada kita semua?

Anda sempat berkoar-koar bahwa anda akan membawa Indonesia menjadi Macan Asia. Entah apakah gambaran Macan Asia yang anda bayangkan. Namun dengan pengunduran diri ini, anda menjadi bahan lelucon pejabat-pejabat negara se-Asia. Apakah macan asia adalah orang yang melukai demokrasi?

Harga diri dan nasionalisme adalah hal yang senantiasa anda dengungkan selama kampanye. Namun bukankah harga diri anda jadi tidak lagi berharga dengan menodai demokrasi? Tolong jelaskan kepada kami semua, nasionalisme macam apa jika seseorang dengan terang-terang mengutamakan kepentingan pribadi ketimbang negara dan rakyat.

Coba tolong anda pikirkan mereka yang begitu gigih mendukung anda. Saya tidak bicara tentang serigala-serigala suruhan dan bayaran demi periuk nasi, tetapi mereka yang betul-betul percaya bahwa ketegasan, jiwa satria dan pemimpin yang ada pada diri anda mampu menabur asa di jiwa pendukungmu. Apakah anda tega menghancurkan mimpi-mimpi mereka? Atau paling tidak, bukankah lebih baik anda menghimbau pendukungmu untuk ikut mensukseskan dan memberikan kontribusi positif pada pemerintahan yang baru?

Kami tidak mengerti kesabaran apalagi yang perlu kami miliki untuk menghadapi gaya kekanak-kanakan anda. Jika kami diamkan, anda semakin menjadi dan kami khawatir, layaknya anak yang tak mendapatkan perhatian, anda akan terus merongrong pemerintahan yang baru agar rengekan yang tak masuk akal tersebut didengar dan dipatuhi.

Sudahilah akrobat ini. Kami tak mau lagi melihat gaya seperti ini. Biarkanlah pemerintah yang baru ini, beserta rakyat, bekerja bersama menjadikan Indonesia yang lebih baik. Kami tak akan muluk-muluk untuk menjadi macan, kuda atau sapi asia. Bagi kami kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, kebersamaan, kedaulatan ekonomi dan penegakan HAM jauh lebih penting ketimbang menjadi macan Asia. Kita bisa dihormati karena bisa memberi makan anak-anak kami sendiri dan yang terpenting, mentaati demokrasi yang kami lahiri dengan darah dan nyawa anak-anak bangsa.