Saya ibaratkan ada pertarungan sengit antara Gajah dan Semut.
Seperti yang kita tahu semut selalu menang dari gajah walaupun gajah itu punya bny hal terutama uang dan tahta.

Jokowi adalah seorang tukang kayu biasa yang baik hati membangun kota solo menjadi kota yang lebih baik. Karena banyak pendukungnya jadilah dia menjadi seorang walikota solo. Singkat cerita karena dia orang baik dan mau menolo orang, jadi Tuhan / Allah memberi jalan supaya Jokowi bisa menjadi Gurbernur DKI. Ingat seorang tukang kayu bisa sukses menjadi gurbernur itu luar biasa.

Prabowo adalah menantu seorang diktaktor yaitu Soeharto yang menjadi presiden 30 tahun lamanya. Sudah jelas Prabowo memiliki harta dan koneksi petinggi militer ataupun pemerintahan yang banyak. Dengan apa yang dimiliki Prabowo berusaha untuk bersaing dengan Jokowi. Dia memerintah pendukungnya untuk menang dalam pertarungan dengan cara yg halal dan tidak halal.

Tradisi atau mental negara indonesia adalah kalau ada uang apa pun bisa dilakukan. Uang bisa membeli suara rakyat yang kurang cerdas dalam memilih. Kenyataanya berkata lain, dewasa ini rakyat lebih membuka mata lagi ketika pilpress 2014. Mungkin mereka banyak yang membaca kompas. Sebagian besar rakyat tahu Jokowi adalah orang baik yang dapat memimpin bangsa ini ke jalan yang benar dan baik.

Tahun 2014 kita rakyat indonesia membuat terobosan spectacular yaitu uang tidak bisa membeli suara rakyat lagi. Rakyat menjadi semakin cerdas dengan politik.

Inilah kisah Gajah yang berusaha mati-matian untuk mengalahkan semut. Namun, semut selalu / sudah jelas akan menang dari gajah. Sia-sialah usaha keras Gajah.