Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

arsepoolAvatar border
TS
arsepool
Dari Cuma Nonton, Sekarang Tephie Jadi Karyawan di F1


Tak ada impian yang mustahil selama Anda berusaha keras untuk mewujudkannya. Prinsip itu pula yang dipegang teguh Stephanus Widjanarko. Dari sekadar menonton balapan Formula One (F1), kini dia menjadi salah satu engineer yang mendesain mobil F1 itu.

Luar biasa bukan? Lantas, bagaimana perjalanan karier Tephie -begitu dia biasa disapa- hingga mampu menjadi bagian dalam ajang bergengsi tersebut? Mimpi adalah jawabannya. Bekerja di perusahaan F1 merupakan impian alumni Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) 2004 itu sejak kecil.

Keinginan tersebut tumbuh subur karena hobinya menyaksikan pertandingan balap mobil F1 bersama sang ayah. "Tahun 2004, saat saya baru masuk ITB, saya diajak Ayah nonton F1 secara langsung di Kuala Lumpur. Kemudian saya berpikir kayaknya bakal seru kalau kerja di F1 setelah lulus," ujar Tephie, seperti dinukil dari laman ITB, Senin (21/7/2014).

Tephie terdaftar sebagai mahasiswa Teknik Mesin ITB angkatan 2004. Kehidupan akademis Tephie di ITB bisa dibilang sangat sukses. Hal ini dibuktikan dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)nya ketika lulus, yakni 3,95.

Setelah lulus dari ITB, Tephie berencana untuk melanjutkan kuliahnya di luar negeri. "Dari dulu saya sangat ingin bersekolah ke luar negeri, karena saya ingin melihat dunia luar dan dapat pengalaman di luar negeri," ungkapnya.

Beruntung kesempatan untuk kuliah di luar negeri itu datang satu tahun setelah dia menyandang gelar sarjana. Sembari menunggu, Tephie mengisi waktunya untuk magang selama 3 bulan sebagai Drilling Engineer di Chevron, Balikpapan.

"Sehabis magang, saya kembali ke laboratorium dosen pembimbing saya, Pak Pulung Nurprasetio untuk bantu-bantu nulis research paper dan mempersiapkan bahasa Inggris untuk persiapan sekolah," tutur Tephie.

Pada 2009, Tephie pun melanjutkan pendidikan studi S-2 nya dalam bidang Engineering Fluid Dynamics/Sustainable Energy Technology di Universitas Twente, Belanda melalui program beasiswa. Dua tahun berselang, Tephie memperoleh gelar masternya dengan predikat sangat baik dan memiliki Grade Point Average (GPA) sebesar 8,05 dari skala 10.

Seperti niatannya di awal, Tephie tidak hanya berfokus pada bidang akademik saja selama berkuliah di Negeri Kincir Angin itu. "Di sini saya belajar bukan hanya dari sisi keteknikannya saja, melainkan saya juga banyak belajar mengenai sisi sosialnya," urainya.

Di awal perkuliahan S-2, Tephie sempat magang di Vestas Wind System A/S, Denmark karena ketertarikannya pada ketertarikannya pada bidang aerodinamis dan wind turbine. Dia diperbantukan untuk posisi Aerodynamics Development Engineer selama empat bulan.

"Di sini saya bertemu dengan salah satu mantan engine designer di Toyota F1 dan saya banyak mengobrol mengenai suasana kerja di F1. Kemudian setelah mendapatkan gelar master, saya kerja selama setahun sebagai Applied CFD Engineer di Dutch National Aerospace Laboratory (NLR), Belanda," papar Tephie.

Tidak berhenti di sana, Tephie pun mengajukan lamaran ke berbagai bidang perusahaan. Pada akhirnya dari sekian banyak lamaran, Tephie berhasil diterima di perusahaan mobil balap impiannya tersebut.

Sekarang ini Tephie, begitu panggilan akrabnya, bergabung dalam tim Scuderia Torro Roso yang merupakan tim junior dari Red Bull Racing. Dalam tim ini, Tephie berperan sebagai Computational Fluid Dynamics (CFD) aerodynamicist pada CFD khususnya di bagian external aero development. "Saya bertugas untuk merancang bagian depan berdasarkan sisi aeronya, atau secara lebih detailnya pada bagian front wing, nose, forward barge board, suspension layout, tyre shield," jelas

Untuk menyemangati diri dalam menggapai cita-cita, Tephie kerap kali mengapresiasi diri pada setiap keberhasilan yang diperoleh. "Saya paling ingat kuliah manajemen inovasi oleh Pak Gede Raka. Kita harus mengapresiasi diri kita. Jadi sebisa mungkin lakukan apa yang kita suka supaya kita menjalani semuanya secara santai dan tanpa beban," imbuhnya.

Tidak hanya itu, Tephie menilai, dukungan dari orang-orang terdekat yang membuatnya mampu meraih berbagai pencapaian tersebut. Mereka, lanjutnya, selalu memberikan dukungan meski di saat terpuruk sekalipun.

"Keluarga besar, dosen-dosen baik di ITB maupun di Belanda, serta teman-teman yang selalu mendukung saya. Hidup pasti ada up and downnya tetapi saya selalu percaya ketika kita berusaha pasti ada jalannya," tutup Tephie

udah saatnya orang indonesia mengharumkan nama bangsa di luaremoticon-I Love Indonesia

jangan lupa komeng dan emoticon-Blue Guy Cendol (L) nya ya gan emoticon-Ngakak

Sumber:
http://kampus.okezone.com/read/2014/...karyawan-di-f1

http://www.itb.ac.id/news/4439.xhtml

Diubah oleh arsepool 21-07-2014 22:13
0
1.5K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan