http://pemilu.okezone.com/read/2014/...-bonjol-lumpuh
Quote:
KPU Didemo, Lalu Lintas Jalan Imam Bonjol Lumpuh
Senin, 21 Juli 2014 - 15:11 wib | Angkasa Yudhistira - Okezone
JAKARTA - Aksi unjuk rasa dari pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa terjadi di depan Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (21/7/2014) siang.
Demonstrasi digelar lantaran KPU tidak mengindahkan rekomendasi yang diberikan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk melakukan kroscek pada 5.800 TPS yang diduga terdapat pelanggaran.
"Kami tidak mempermasalahkan siapa yang menang dalam Pilpres 2014. Yang kami tidak terima adalah kinerja KPU yang tidak menegakkan demokrasi karena tidak mengindahkan rekomendasi Bawaslu. Kami hanya menginginkan keadilan," ujar seorang orator di atas mobil komando.
Sebagai bentuk kekecewaan, puluhan demonstran pun menggotong replika keranda mayat dan sangkar burung sebagai simbol matinya demokrasi para komisioner KPU.
Akibat aksi tersebut, lalu lintas di Jalan Imam Bonjol yang menuju Bundaran HI menjadi lumpuh. Sebab, polisi yang menjaga kemanan Gedung KPU sengaja memblokade akses jalan tersebut.
(ded)
Aksi massa sudah dimulai. Lihat siapa yang bikin rame di KPU.
Update: Ternyata yang gerak
Andre Rosiade.
http://pemilu.okezone.com/read/2014/...pitulasi-suara

Andre Rosiade
Ketua HIPMI Sumbar
Mantan ketua BEM Trisakti
Anggota Timses Prabowo-Hatta
Quote:
Demonstran: Setop Rekapitulasi Suara!
Senin, 21 Juli 2014 - 15:42 wib | Angkasa Yudhistira - Okezone
JAKARTA - Pendukung pasangan calon Prabowo-Hatta, melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat.
Dalam tuntutannya, mereka meminta agar KPU menghentikan proses rekapitulasi suara karena adanya indikasi kecurangan pada 5.800 TPS di DKI Jakarta. Dan hal tersebut, sudah sesuai dengan rekomendasi Badan Pengawas Pemili (Bawaslu) agar dilakukan kroscek.
Selain Jakarta, Bawaslu juga merekomendasikan KPU untuk melakukan kroscek di enam wilayah Kabupaten-Kota di Jawa Timur untuk dilakukan pemungutan suara ulang.
Mantan Presiden BEM Universitas Trisakti Andre Rosiade mengatakan kedatangan masa ke KPU mewakili seluruh elemen baik pemuda, mahasiswa dan elemen lain. Hal itu untuk meminta KPU agar berlaku adil dan netral.
"Dari semua elemen masyarakat karena semua merasakan kecurangan yang sistematis dan masif, tapi KPU tidak merespon dari Bawaslu yang menyuruh KPU agar melakukan PSU di enam Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Dan 5.800 di DKI Jakarta," katanya di depan Kantor KPU, Jakarta, Senin (21/7/2014).
Sebenarnya KPU diberikan waktu hingga 8 Agustus untuk menunda pleno penetepan hasil Pemilihan Presiden. Namun, KPU bersikukuh akan melakukan penetapan Pilpres 22 Juli besok tanpa mempengaruhi rekomendasi Bawaslu.
"Di undang-undang masih ada satu ruang hingga 8 agustus. Kenapa tidak diberikan kesempatan dulu PSU oleh KPU. Kenapa KPU ngotot pleno besok? Karenanya kami menegaskan, setop rekapitulasi suara dan lakukan pemilihan ulang ditempat-tempat yang banyak kecurangan," kata Andre.
"Ini bukan masalah menang dan kalah, tetapi sebagai bukti penyelenggaran pemilu yang transparan, jujur, dan adil," tandasnya. Saat ini, para demonstran telah membubarkan diri. Lalu lintas yang sempat lumpuh, pun kembali normal.
(sus)
Konfirm ya, ini bukan massa tidak jelas yang penanggungjawabnya tidak diketahui setia ke siapa.
Update 3: Berita Kompas, ada fotonya.
Quote:
Ingin Pemilu Damai, Massa Prabowo Bawa Keranda ke KPU
Senin, 21 Juli 2014 | 16:16 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah orang pendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mendatangi Komisi Pemilihan Umum, Jakarta Pusat, Senin (21/7/2014). Mereka melakukan aksi damai dengan membawa keranda mayat dan sangkar yang berisi seekor burung di dalamnya.
"Aksi tanpa kekerasan. Kami ingin pemilu jujur tanpa kecurangan. Damai. Secara simbolis, aksi tutup mulut," kata Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Andre Rosiadi, saat dikonfirmasi.
Ia mengatakan, aksi tersebut bermakna, mereka merasa dicurangi oleh KPU. Mereka mendesak KPU untuk menunda rekapitulasi tingkat nasional yang kini tengah berlangsung. Alasannya, masih banyak masalah di daerah. Mereka ingin KPU Provinsi membenahi terlebih dahulu daerah-daerah yang bermasalah.
Menurut pantauan Kompas.com, puluhan orang yang mengikuti aksi ini memakai masker berwarna abu-abu. Mereka berorasi dengan menyanyikan lagu-lagu nasional, antara lain Indonesia Raya dan Bagimu Negeri. Mereka juga meneriakkan KPU untuk segera menunda rekapitulasi tingkat nasional. Saat beraksi, puluhan massa ini dijaga ketat oleh aparat kepolisian. Mulai dari di ujung Jalan Imam Bonjol arah Diponegoro, sampai depan Gedung KPU.