- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[BIOGRAFI] ANDY F. NOYA - SANG HOST KICK ANDY YG INSPIRATIF
TS
bullriverstore
[BIOGRAFI] ANDY F. NOYA - SANG HOST KICK ANDY YG INSPIRATIF
Wellcome To My Threat
Berawal dari program TV favorit TS di salah satu stasiun TV ternama di Indonesia yaitu program K!ck Andy. TS jadi penasaran tentang sosok host nya yang ternyata bernama asli ANDY F. NOYA
Spoiler for biografi:
Andy Flores Noya lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 November 1960, Andy sebenarnya lulusan sekolah teknik. Begitu lulus SD sang timur Di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini melanjutkan sekolah di Sekolah Teknik lalu ke STM Jayapura. Tidak sampai tamat, ia pindah ke Jakarta dan melanjutkan ke STM 6 Jakarta. Meski demikian, sejak kecil dia sangat jatuh cinta pada dunia tulis-menulis. Kemampuannya menggambar kartun dan karikatur semakin membuatnya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidupnya. Oleh sebab itu begitu lulus STM, walau mendapat beasiswa untuk melanjutkan ke IKIP Padang, Andy memilih mendaftar ke Sekolah Tinggi Publisistik (sekarang Institut Ilmu Sosial dan Politik Jakarta).
Sebenarnya Andy tidak diterima kuliah di perguruan tinggi tersebut sebab kampus tidak menerima lulusan STM. Namun karena tekadnya menjadi wartawan sudah sedemikian membara, akhirnya Andy "Naik banding" dan menemui Rektor Sekolah Tinggi Publisistik Ali Mochtar Hoeta Soehoet. Kepada sang rektor Andy Noya mengungkapkan suara hatinya. Akhirnya sang rektor menyerah dan memberikan kesempatan kepada Andy untuk ikut tes masuk, dengan catatan (syarat) dia harus meminta surat rekomendasi dari Dirjen Pendidikan Tinggi. Selain itu, apabila di kemudian hari nilai mata kuliah Andy jelek, dia harus keluar. Ternyata prestasi Andy bagus dan kuliahnya pun berlanjut.
Pada saat harian ekonomi Bisnis Indonesia hendak terbit (1985), Andy diajak bergabung oleh Lukman Setiawan, pimpinan di Grafitipers, salah satu anak usaha Tempo. Maka Andy tercatat sebagai 19 reporter pertama di harian itu.Baru dua tahun di Bisnis Indonesia, Andy diajak oleh Fikri Jufri wartawan senior Tempo untuk memperkuat majalah Matra yang baru diterbitkan oleh Tempo. Andy tertarik lalu bergabung. Matra agaknya bukan pelabuhan terakhirnya. Pada 1992 datang tawaran dari Surya Paloh, pemilik surat kabar Prioritas yang waktu itu dibreidel, untuk bergabung dengan koran Media Indonesia yang mereka kelola. Maka sejak itulah Andy kembali ke surat kabar.
Pada 1999, RCTI menghadapi masalah. Terjadi gejolak dikalangan wartawan program berita Seputar Indonesia berkaitan dengan adanya ketentuan yang mengharuskan PT Sindo, anak usaha RCTI yang menaungi Seputar Indonesia, untuk bergabung dengan RCTI sebagai induk. Bersama wartawan senior Djafar Assegaff, Andy diutus untuk membantu. Tugas utama adalah memimpin Seputar Indonesia sekaligus memuluskan proses transisi ke RCTI.
Pada tahun 2000, Metro TV mendapat izin siaran. Surya Paloh memanggil Andy kembali untuk memimpin Metro TV sebagai pemimpin redaksi. Tiga tahun kemudian (2003) Andy ditarik kembali ke Media Indonesia dan menjadi pemimpin redaksi di surat kabar umum terbesar kedua itu. Memasuki tahun 2006, saat pemimpin redaksi Metro TV Don Bosco mengundurkan diri, Andy Noya, yang kini menjadi wakil pemimpin umum di Media Indonesia, diminta merangkap menjadi pemimpin redaksi Metro TV menggantikan Don Bosco.
Di saat itulah andy kemudian mulai belajar jurnalistik televsisi secara menyeluruh. Ia pun dipercaya menjadi Host salah satu acara yang judulnya diambil sendiri dari namanya, yaitu Kick Andy, sebuah acara talk show yang disiarkan oleh Metro TV dan tayang setiap Jum'at malam. Dalam perjalanan kariernya Andy pernah menjadi host program Jakarta Round Up kemudian Jakarta First Channel di Radio Trijaya selama lima tahun (1994 sampai dengan 1999).
Sebenarnya Andy tidak diterima kuliah di perguruan tinggi tersebut sebab kampus tidak menerima lulusan STM. Namun karena tekadnya menjadi wartawan sudah sedemikian membara, akhirnya Andy "Naik banding" dan menemui Rektor Sekolah Tinggi Publisistik Ali Mochtar Hoeta Soehoet. Kepada sang rektor Andy Noya mengungkapkan suara hatinya. Akhirnya sang rektor menyerah dan memberikan kesempatan kepada Andy untuk ikut tes masuk, dengan catatan (syarat) dia harus meminta surat rekomendasi dari Dirjen Pendidikan Tinggi. Selain itu, apabila di kemudian hari nilai mata kuliah Andy jelek, dia harus keluar. Ternyata prestasi Andy bagus dan kuliahnya pun berlanjut.
Pada saat harian ekonomi Bisnis Indonesia hendak terbit (1985), Andy diajak bergabung oleh Lukman Setiawan, pimpinan di Grafitipers, salah satu anak usaha Tempo. Maka Andy tercatat sebagai 19 reporter pertama di harian itu.Baru dua tahun di Bisnis Indonesia, Andy diajak oleh Fikri Jufri wartawan senior Tempo untuk memperkuat majalah Matra yang baru diterbitkan oleh Tempo. Andy tertarik lalu bergabung. Matra agaknya bukan pelabuhan terakhirnya. Pada 1992 datang tawaran dari Surya Paloh, pemilik surat kabar Prioritas yang waktu itu dibreidel, untuk bergabung dengan koran Media Indonesia yang mereka kelola. Maka sejak itulah Andy kembali ke surat kabar.
Pada 1999, RCTI menghadapi masalah. Terjadi gejolak dikalangan wartawan program berita Seputar Indonesia berkaitan dengan adanya ketentuan yang mengharuskan PT Sindo, anak usaha RCTI yang menaungi Seputar Indonesia, untuk bergabung dengan RCTI sebagai induk. Bersama wartawan senior Djafar Assegaff, Andy diutus untuk membantu. Tugas utama adalah memimpin Seputar Indonesia sekaligus memuluskan proses transisi ke RCTI.
Pada tahun 2000, Metro TV mendapat izin siaran. Surya Paloh memanggil Andy kembali untuk memimpin Metro TV sebagai pemimpin redaksi. Tiga tahun kemudian (2003) Andy ditarik kembali ke Media Indonesia dan menjadi pemimpin redaksi di surat kabar umum terbesar kedua itu. Memasuki tahun 2006, saat pemimpin redaksi Metro TV Don Bosco mengundurkan diri, Andy Noya, yang kini menjadi wakil pemimpin umum di Media Indonesia, diminta merangkap menjadi pemimpin redaksi Metro TV menggantikan Don Bosco.
Di saat itulah andy kemudian mulai belajar jurnalistik televsisi secara menyeluruh. Ia pun dipercaya menjadi Host salah satu acara yang judulnya diambil sendiri dari namanya, yaitu Kick Andy, sebuah acara talk show yang disiarkan oleh Metro TV dan tayang setiap Jum'at malam. Dalam perjalanan kariernya Andy pernah menjadi host program Jakarta Round Up kemudian Jakarta First Channel di Radio Trijaya selama lima tahun (1994 sampai dengan 1999).
Spoiler for k!ck Andy Foundation:
Latar Belakang Kick Andy Foundation
Sejak tayangan pertamanya pada 1 Maret 2006, Kick Andy selalu menampilkan banyak nara sumber yang mampu menjadi inspirator bagi pemirsanya. Termasuk diantara para nara sumber tersebut adalah mereka yang memiliki keterbatasan baik secara fisik, kesehatan, atau financial.
Adalah tidak adil jika kita menghadirkan mereka hanya untuk mengekplorasi kisah hidupnya, demi memenuhi kebutuhan sebuah tayangan, atau sekedar mengejar nilai rating.
Untuk memenuhi rasa keadilan, sekaligus mengasah kembali rasa sosial diantara masyarakat maka Kick Andy selalu berusaha untuk menghubungi berbagai pihak yang bisa memberikan apresiasi pada nara sumber dalam bentuk bantuan. Sehingga pada akhirnya baik pemirsa atau nara sumber sama-sama bisa mendapatkan sebuah nilai dan dampak positif dari kehadiran tayangan Kick Andy.
Berawal dari hal tersebut pengelola program Kick Andy berkeinginan untuk menjadi jembatan antara para donatur dengan mereka yang membutuhkan. Kemudian pada perjalanannya, kami mendapatkan banyak respon positif dari berbagai pihak dan kemudian lahir ide untuk merintis yayasan atau foundation ini.
Sampai saat ini kami telah menyalurkan donasi para donatur kepada sejumlah nara sumber, antara lain berupa bantuan di bidang kesehatan, modal usaha, biaya perbaikan sekolah, dll.
Tentang Foundation
Kick Andy Foundation d/a Yayasan Kick Andy didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Notaris nomor 11 tanggal 08 Mei 2008 oleh Notaris P. Sutrisno A. Tampubolon dengan kepengurusan sbb:
Pembina : Raphael Udik Yunianto
Ketua : Andy Flores Noya
Sekretaris : Ali Sadikin
Bendahara : Melvina Eunice
Pengawas : Ma Lim Siong
Pelaksana Harian : Ali Sadikin
Sekretaris Harian : Enny Suryani
Sejak tayangan pertamanya pada 1 Maret 2006, Kick Andy selalu menampilkan banyak nara sumber yang mampu menjadi inspirator bagi pemirsanya. Termasuk diantara para nara sumber tersebut adalah mereka yang memiliki keterbatasan baik secara fisik, kesehatan, atau financial.
Adalah tidak adil jika kita menghadirkan mereka hanya untuk mengekplorasi kisah hidupnya, demi memenuhi kebutuhan sebuah tayangan, atau sekedar mengejar nilai rating.
Untuk memenuhi rasa keadilan, sekaligus mengasah kembali rasa sosial diantara masyarakat maka Kick Andy selalu berusaha untuk menghubungi berbagai pihak yang bisa memberikan apresiasi pada nara sumber dalam bentuk bantuan. Sehingga pada akhirnya baik pemirsa atau nara sumber sama-sama bisa mendapatkan sebuah nilai dan dampak positif dari kehadiran tayangan Kick Andy.
Berawal dari hal tersebut pengelola program Kick Andy berkeinginan untuk menjadi jembatan antara para donatur dengan mereka yang membutuhkan. Kemudian pada perjalanannya, kami mendapatkan banyak respon positif dari berbagai pihak dan kemudian lahir ide untuk merintis yayasan atau foundation ini.
Sampai saat ini kami telah menyalurkan donasi para donatur kepada sejumlah nara sumber, antara lain berupa bantuan di bidang kesehatan, modal usaha, biaya perbaikan sekolah, dll.
Tentang Foundation
Kick Andy Foundation d/a Yayasan Kick Andy didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Notaris nomor 11 tanggal 08 Mei 2008 oleh Notaris P. Sutrisno A. Tampubolon dengan kepengurusan sbb:
Pembina : Raphael Udik Yunianto
Ketua : Andy Flores Noya
Sekretaris : Ali Sadikin
Bendahara : Melvina Eunice
Pengawas : Ma Lim Siong
Pelaksana Harian : Ali Sadikin
Sekretaris Harian : Enny Suryani
Spoiler for Gerakan Books for the Blind:
Di ujung gelap, pasti masih ada cahaya. Maka dalam gelap juga harapan harus tetap menyala. Begitulah semangat saudara-saudara kita, para penyandang tunanetra.
Demi mereka, Yayasan Kick Andy meluncurkan program bertajuk “Books for the Blinds”, sebuah gerakan pembagian buku Braille dan Audio Book secara gratis bagi sekolah luar biasa, yayasan, panti asuhan, dan lembaga sejenis yang membina dan mendidik para tunanetra di seluruh Indonesia.
Pada tahap awal, gerakan ini didukung oleh Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian (YKDK), PT Pembangunan Jaya, PT Tirta Investama (Danone Aqua) dan PT LG Electronics Indonesia, termasuk Yayasan Mitra Netra dan Persatuan Tunanetra Indonesia (PERTUNI), TIKI JNE.
Itu sebabnya, Yayasan Kick Andy tetap membuka kesempatan kepada pihak atau organisasi lain untuk sama-sama mendukung gerakan “Books for the Blinds” ini.
Demi mereka, Yayasan Kick Andy meluncurkan program bertajuk “Books for the Blinds”, sebuah gerakan pembagian buku Braille dan Audio Book secara gratis bagi sekolah luar biasa, yayasan, panti asuhan, dan lembaga sejenis yang membina dan mendidik para tunanetra di seluruh Indonesia.
Pada tahap awal, gerakan ini didukung oleh Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian (YKDK), PT Pembangunan Jaya, PT Tirta Investama (Danone Aqua) dan PT LG Electronics Indonesia, termasuk Yayasan Mitra Netra dan Persatuan Tunanetra Indonesia (PERTUNI), TIKI JNE.
Itu sebabnya, Yayasan Kick Andy tetap membuka kesempatan kepada pihak atau organisasi lain untuk sama-sama mendukung gerakan “Books for the Blinds” ini.
Spoiler for sumber:
Itulah sedikit kilasan tentang sosok Andy ini.
Jadilah kaskuser yang baik,,komeng yang baik,,Rate yang baik juga tentunya juga jangan lupa
0
3.6K
Kutip
12
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan