comANDREAvatar border
TS
comANDRE
[ternyata masih ada lagi gan] Surat Terbuka Untuk Ahmad Dhani.
Assalamualaikum Mas Dhani.

Nama saya Pandji Pragiwaksono, Mas tahu tapi tidak kenal saya. Sementara saya mengenal karya Mas Dhani sejak lama.
Bisa dibilang saya tumbuh bersama karya Mas.
Lama saya ingin menulis surat ini & semakin lama saya menunda semakin besar dorongan untuk menulis.
Sepanjang perjalanan pilpres ini, banyak penilaian & ucapan terhadap Mas Dhani. Banyak yang buruk & menghardik. Bukan hanya soal posisi Mas bersama Prabowo,
tapi juga karena pakaian nazi & lagu yang katanya tanpa ijin dalam lagu yg diperuntukkan kampanye Prabowo-Hatta.
Teman teman saya di antaranya.
Saya menjaga tanggapan saya.
Saya menjaga sikap saya.
Orang banyak mengatakan kehilangan respek kepada Mas. Kecewa karena tak menyangka idolanya bisa bersikap seperti itu.
Saya tidak demikian.
Saya menulis ini untuk berkata bahwa di mata saya, Mas masih orang yang sama & tidak sedikitpun hormat & kekaguman saya surut kepada Ahmad Dhani.
Saya bukan orang Indonesia pada umumnya yang tidak bisa berteman dengan lawannya. Bagi saya, lawan bukanlah musuh.
Kecintaan saya terhadap satu hal tidak membuat saya benci dengan yang lainnya.
Saya tumbuh dengan “Kangen”, “Aku Milikmu”, “Satu Hati”, “Siti Nurbaya”, “Risalah Hati”, “Pupus”, dll
Ikatan saya terhadap karya Mas Dhani sulit putus hanya karena kita berbeda pilihan.

Saya tidak punya motivasi lain selain ingin berkata lewat surat ini bahwa sebagai pengagum, saya masih berjalan bersama Mas Dhani. Tembus badai opini & tsunami hujatan.
Mungkin saya melakukan ini sebagai balas budi tidak langsung kepada penikmat karya saya. Mereka, masih terus bersama saya walau apa yang terjadi. Walau saya digosipkan banyak hal. Walau saya berbeda pandangan. Walau apapun, setiap saya menoleh mereka ada di sisi saya.
Saya ingin membalas mereka dengan melakukan hal yang sama dengan idola saya.
Seakan berkata “Saya memahami kesetiaan anda karena sayapun punya kesetiaan yang sama kepada idola saya”.
Sungguh, kadang saya ingin menangis haru kalau ingat dukungan penikmat karya saya.
I love them with all my heart.
Saya tahu perasaan yang didapatkan dari dukungan hangat penggemar. Saya ingin beri perasaan yang sama.
Karya saya masih jauh kalau dibandingkan dengan Mas Dhani. Walaupun ada harapan ada di level yang sama kelak.
Saya rasa Mas tahu saya orang yang berkarya karena saya ingat satu satunya kesempatan Mas Dhani mention saya di twitter adalah ketika Mas sebut saya “Artis kelas 2″.
Saya bahagia bukan kepalang.
Karena saya selama ini selalu merasa saya ini artis kelas 3.
Hahahahahhaha.

Orang sering berkata “Kok lo masih suka sih sama Dhani? Dia kan orangnya sombong?”
Jawaban saya selalu sama
“Lah emang dia tetangga gue? Emang dia macarin anak gue? Dia sehari hari gimana mah bukan urusan gue. Gue kagum karyanya bukan pemuja manusianya”
Karena sesungguhnya, saya mencoba memahami Mas Dhani sebelum membenci & saya merasa bahwa keputusan Mas Dhani bisa saya pahami.
Kalau Mas memilih Prabowo, saya paham.
Kalaupun benar Mas dibayar besar, saya paham
Orang bilang “Cih harga dirinya hanya 7 milyar”
Tapi saya diajari Jay Z yang berkata “Kamu tidak berhak menilai keputusan saya kalau tidak pernah tahu rasanya menjalani hidup saya”

Saya punya 2 kawan yang saya tahu mendukung Prabowo. Namanya Abdur & Zarry. Tidak sedetikpun saya membenci mereka karena saya tahu mereka siapa, kemampuan berpikir mereka & saya yakin keputusan mereka pasti memiliki dasar.
Saya bisa hormati itu.
Saya tidak bisa pahami orang yang mengambil keputusan hanya karena ikut ikutan orang. Tapi kalau dia memiliki dasar yang kuat, saya bisa hormati itu.
Saya juga menyayangkan orang orang yang merasa kebebasan berpendapat hanya berlaku kepada mereka yang sependapat dengannya.
Seseorang baru bisa disebut membela kebebasan berpendapat ketika dia mau membela hak berpendapat orang yang berseberangan pendapat dengannya.

Mas Dhani, sebelum menutup surat ini saya mau bercerita satu hal.
Suatu hari, saya melihat Al, El & Dul diwawancara pada kesempatan terpisah. Al & El di Hitam Putih sementara Dul di Sarah Sechan. Ketika ditanya siapa idola & pahlawan mereka, jawaban mereka sama “Ayah”. Mereka menjawab tanpa jeda ragu sedetikpun. Di mata mereka ada keyakinan yang tidak terpatahkan walau apa kata Indonesia.
Sebagai Ayah dari 2 anak, saya bisa temukan kecintaan & kekaguman luar biasa.
I’ve seen so many fathers & children in my life. I know love when i see one.
Sebagai Ayah, saya menginginkan kecintaan yang sama dari anak anak saya.
Saya akan belajar ini dari anda.
Mohon maaf kalau selama pilpres ini atau sebelumnya saya sempat berkata atau berlaku yang tidak berkenan di hati Mas.
Kalaupun Mas mungkin menutup pintu persahabatan kepada saya, pintu saya selalu terbuka untuk Mas & tidak akan Mas kehilangan saya sebagai pengagum karya.

Salam hangat,

Pandji Pragiwaksono
Masih & selalu jadi fans Ahmad Dhani
0
3.9K
39
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan